JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Data valid berdasarkan hasil investigasi di lapangan, Badan Narkotika Nasional (BNN) sudah mengantongi nama-nama diskotek yang jelas-jelas jadi sarang narkoba. Jumlahnya ada 36 diskotek dari keseluruhan 81 tempat yang dijadikan sasaran aparat BNN.
Hal itu jelas tidak main-main. Oleh karenanya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta didesak agar berani menutup (segel-red) tempat hiburan jenis diskotek. Jika berani, BNN siap membeberkan nama-nama diskotek yang sudah dipastikan jadi sarang narkoba.
“Kalau komitmen berani menyegel atau menutup diskotek-diskotek tersebut, akan saya kasih tahu atau beberkan ke-36 diskoteknya. Tapi jika tidak berani, ya nggak akan saya kasih tahu,” kata Komjen Buei Waseso (Buwas), Kepala BNN, kepada awak media kemarin.
Kenapa? Jika tidak ada komitmen dari pejabat negara, menurut Buwas, masalah peredaran narkoba tidak akan selesai. Sebab, ada 36 diskotek yang ada di Jakarta, jelas-jelas melakukan transaksi narkoba.
“Inteljen BNN yang diterjunkan bahkan membeli narkoba di diskotek, karena untuk pembuktian. Bahkan itu dilakukan secara acak ke seluruh diskotek yang ada,” terang Komjen Budi Waseso.
Sementara itu hasil dari pantauan POSBERITAKOTA selama bertahun-tahun, membuktikan kalau diskotek selalu ramai dikunjungi setiap malam, dipastikan karena menjual barang haram berupa ektasi atau sabu, secara aman.
Indikasi penjualan ektasi dan sabu kerap jadi pembicaraan kalangan pengunjung diskotek. Sebut saja di Pujasura, Eksotis Crown, Ilegal, Diamond, Athena, Sunsity serta banyak lagi. Pengunjung tinggal datang, sedang barang haram sudah tersedia di dalam.
“Pengunjung mencari tempat yang aman dan bisa menyediakan ektasi atau sabu. Kalau bisa yang hampir tak pernah didatangi razia aparat dari Polda atau BNN,” sebut TT, pengamat dunia hiburan malam yang sebelumnya dikenal sebagai wartawan koran Ibukota. ■ RED/RIO/BUD
