JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Ketua DPRD Jakarta Prasetyo Edi Marsudi merasa prihatin kondisi Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo kini tak terawat dengan baik. Ruang publik peninggalan Gubernur Ahok itu tampak tak terurus, kotor dan tamannya kering.
Prasetyo mengaku prihatin karena banyak infrastruktur di RPTRA kebanggaan warga Jakarta itu sudah tak terawat dengan baik. “Apa susahnya sih cuma merawat beginian. RPTRA ini dibangun melalui perjuangan, kok sekarang ditelantarkan,” ujar Prasetio saat meninjau RPTRA Kalijodo, Kel. Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (1/7).
Ketua DPRD DKI Jakarta tersebut, juga meminta temen-temen media menyaksikan sendiri. “Gimana ini, kondisinya sudah tak seperti dulu. Toilet bau semuanya, rumput dan pepohonan semuanya kering. Kalau sudah tidak dirawat seperti ini, saya khawatir nantinya bakal kembali lagi menjadi tempat maksiat. Apa tidak malu, kita sebagai warga Jakarta,” sindirnya untuk Gubernur Anies.
Didampingi sejumlah anggota dewan lainnya, Pras panggilan akrabnya mengatakan bahwa RPTRA itu sejak berubah dari tempat prostitusi sudah menjadi icon tempat bermain anak yang benar-benar ramah lingkungan.
“Apalagi ini bakal ada perhelatan Asian Games dimulai, bukan tidak mungkin turis mancanegara akan berkunjung ke RPTRA Kalijodo. Apa kita tidak malu,” sambungnya didampingi sejumlah anggota dewan seperti Gembong Warsono, Bestari Barus dan lainnya.
Menurutya kalau melihat kondisi RPTRA Kalijodo seperti ini, tak terawat bukan tak mungkin menimbulkan citra buruk di mata dunia. “Yang malu bukan hanya Jakarta tapi bangsa dan negara kita,” tegas Prasetyo.
Menurut dia sebelum rusak parah dan masih ada waktu, Pras atas nama dewan meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperhatikan perawatan RPTRA Kalijodo.
Usai meninjau RPTRA tersebut, rombongan bergeser ke kawasan Wisma Atlet Kemayoran. Prasetyo juga mengamati kondisi Kali Item atau Kali Sentiong di samping gedung wisma atlet Asian Games tersebut. Ruas kali dari Jembatan Margo sampai Jubilee, permukaannya ditutup jaring paranet warna hitam.
“Sungai ini ditutup jaring dan dikasih obat semacam kaporit, tujuannya untuk mengurangi bau. Memang sekarang baunya tidak menyengat lagi dibanding sebelumnya. Kalau sungai ini masih bau busuk dan jorok, kita malu kepada ribuan atlet Asian Games yang menginap di wisma,” pungkasnya. ■ RED/JOKO