POSBERITAKOTA (YOGYAKARTA) – Status Gunung Merapi terindikasi masih berbahaya. Bahkan, Selasa (1/2/2021) pagi tadi menyemburkan lava pijar sebagai bentuk menunjukkan aktifitas vulkaniknya. Terpantau ada semburan sebanyak 7 kali berjarak luncur hingga 800-an meter.
Menurut laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegempaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, mencatat telah terjadi guguran lava pijar sebanyak tujuh kali dengan jarak luncur 800 meter ke wilayah Barat Daya menuju hulu Sungai Krasa dan Boyong.
Sedangkan guguran lava pijar itu sendiri terjadi pada kurun waktu antara pukul 00.00 hingga pukul 06.00 WIB. Bahkan dalam periode yang sama, juga terjadi gempa guguran 34 kali,dengan amplitudo 3-28 mm, durasi 8-17 detik, gempa hybrid atau fase banyak satu kali, amplitudo 3 mm, S-P 0-3 detik, selama enam detik dan gempa tektonik jauh satu kali, amplitudo 3 mm, S-P 13 detuk, durasi 30 detik.
“Jadi, secara visual asap kawah tidak teramati,” terang Heru Suparwaka, petugas penyusun laporan aktivitas Gunung Merapi BPTTKG kepada POSBERITAKOTA, Selasa (2/2/2021) siang.
Namun, seperti ditambahkan Heru, melalui pemantauan Senin (1/2/2021) sebelumnya pada pukul 18.00.sampai 24.00 WIB, juga terjadi 16 kali guguran lava pijar dengan jarak 800 meter mengarah ke barat daya hulu Sungai Krasak dan Boyong. Begitu pula gempa guguran 15 kali dan gempa tektonik jauh satu kali. Karenanya, Gunung Merapi masih level III dengan status siaga.
Untuk potensi bahaya berupa guguran lava pijar dan awan panas ke sektor Selatan Barat Daya menyasar mr hulu Sungai Boyong, Bedog, Krasak, Beberng dan Putih. Jangkauannya mencapai 5 Km serta lontaran letuasan mencapai radius 3 km dari puncak Gunung Merapi. □ RED/TB DEVI IRAWAN/GOES