25.2 C
Jakarta
22 November 2024 - 07:38
PosBeritaKota.com
Opini

Ujaran Kebencian Itu Wajib, KELIRU JIKA KITA Diminta Diam atau Ambil Sikap Netral pada Kemaksiatan seperti Korupsi

OLEH : AHMAD KHOZINUDIN

MEMBENCI korupsi itu wajib, apalagi koruptornya. Membenci partai pengkhianat itu wajib, termasuk membenci politisinya. Membenci orang yang maksiat itu wajib, termasuk membenci siapapun yang mendukungnya.

Membenci pemimpin bohong, itu wajib. Membenci pemimpin ingkar, itu wajib. Membenci pemimpin khianat, itu wajib.

Islam tidak pernah mengajarkan mencintai kemaksiatan dan para pelakunya. Islam tidak pernah mengajarkan mencintai kebohongan dan para pendustanya. Islam tidak pernah mengajarkan mencintai pengingkar dan para pelakunya. Islam tidak pernah mengajarkan mencintai pengkhianatan dan para pelakunya.

Adalah keliru, jika kita diminta diam atau mengambil sikap netral pada kemaksiatan. Kita wajib bersuara, menampakkan kebencian, ketidakridloan, kepada kemaksiatan dan para pelakunya.

Kita diminta mencintai dan berkumpul dengan orang-orang Sholeh. Tombok ati, itu bukan kumpul dengan orang bermaksiat.

Kita wajib membenci korupsi bansos, dan seluruh koruptor yang terlibat, juga partai asal koruptor itu. Jangan sampai, dengan narasi partai wong cilik, kita tertipu, diminta mendekat dan merapat pada garong-garong NKRI.

Tak ada kompromi dengan pelaku koruptor, partai koruptor, pelaku maksiat, partai penista agama. Kita wajib membenci mereka semua.

Jangan hanya karena urusan pilpres, mencari kendaraan politik, kita jadi memberikan permakluman. Bercengkrama dengan partai koruptor, bahkan rela mengikuti sosok yang diusung partai koruptor.

Posisi kita harus jelas, tidak boleh abu-abu. Benar jelas, salah jelas. Memberikan kecintaan pada ketaatan, menunjukkan kebencian dan kemarahan pada kemaksiatan.

Jangan tertipu, nanti khawatir dituduh menyebar kebencian dan permusuhan berdasarkan SARA. Agama Islam yang memerintahkan, untuk membenci kezaliman sekaligus melawannya. Agama Islam yang mengajarkan memusuhi kemaksiatan dan berlepas diri darinya.

Tidak mungkin tegak kebenaran, kalau masih ada sikap loyal pada kebatilan. Tidak mungkin ada kebaikan dari orang yang mencintai kemaksiatan dan menyayangi kezaliman.

Islam telah memerintahkan kita menyandarkan rasa cinta dan benci berdasarkan syariat. Dan Syariat, telah mengajarkan kita untuk membenci kemaksiatan dan kezaliman. (***)

(PENULIS adalah Sastrawan Politik)

Related posts

SELAIN IDENTIK DENGAN ASPIRAN KELOMPOK OPOSISI, ANIES BASWEDAN JUGA BAKAL DAPAT SUARA PEMILIH PARPOL PENDUKUNG PEMERINTAH

Redaksi Posberitakota

Sebagai Khatib di Pusat Kebudayaan Islam New York AS, ANWAR IBRAHIM yang Membanggakan

Redaksi Posberitakota

Tepat di Hari Lahir ke-95 NU, UKHUWAH ISLAMIYYAH dalam Format Kesamaan antar Ormas di Tanah Air

Redaksi Posberitakota

Leave a Comment

Beranda
Terkini
Trending
Kontak
Tentang