BOGOR (POSBERITAKOTA) □ Tambah satu lagi, keindahan Kota Hujan diperkaya oleh keberadaan Alun-alun Kota Bogor. Semula tempat tersebut dikenal sebagai ‘Taman Topi‘ yang keindahannnya terancam oleh kesemerawutan bangunan restoran-restoran kecil yang ada di situ dan juga pedagang kaki lima (K-5). Setelah dilakukan revitalisasi (dibangun kembali-red), kini malah jadi idola masyarakat setempat dan sekitarnya, karena bisa dijadikan arena bercengkerama bersama keluarga.
POSBERITAKOTA yang sejak ada pandemi COVID-19 nyaris tak pernah berkunjung ke Kota Bogor, dibikin tercengang karena keberadaan ‘Taman Topi‘ yang sudah berubah wajah. Oleh Pemerintah Kota (Pemkot) setempat diubah menjadi Alun-alun Kota Bogor. Selain dijadikan ikon baru, juga semakin menambah keasrian, karena bersebelahan dengan Stasiun KA Bogor.
Seperti kita tahu bahwa Alun-alun Kota Bogor tersebut, sebenarnya telah diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, pada akhir tahun 2021 silam. Sedangkan Alun-alun Kota Bogor itu sendiri, dibangun di atas lahan seluas 1,7 hektare yang berlokasi di Jalan Kapten Muslihat atas biaya atau anggaran Rp 15 miliar dari dana bantuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.
Sejatinya, Alun-alun Kota Bogor memiliki desain yang modern mirip konsep ruang terbuka di negara Eropa serta dilengkapi sederet fasilitas yang meliputi area olahraga dan tempat bermain. Gubernur Jabar Ridwan Kamil menganggap bahwa keberadaan Alun-alun Kota Bogor sangat spesial dan berbeda dengan alun-alun lainnya yang ada di Jawa Barat.
Sedangkan salah satu yang membedakan, menurut Emil, yakni adanya perpaduan unsur sejarah dan religi yang kuat. Hal itu jeas terlihat dari letak Alun-alun Kota Bogor yang berdampingan dengan bangunan bersejarah Stasiun KA Bogor serta Masjid Agung. Karenanya, Alun-alun Kota Bogor terintegrasi langsung dengan kedua bangunan tersebut.
Pada saat momentum peresmiannya, Emil menegaskan bahwa Kota Bogor masuk ke dalam 27 Kota/Kabupaten di Jawa Barat yang mendapat dana hibah dari Pemprov Jabar untuk membangun alun-alun sebagai identitas daerah masing-masing. Hal itu, tambah dia, adanya alun-alun tersebut dapat meningkatkan kelas Kota Bogor, tentunya sebagai kota yang aman dan nyaman.
JADI IDOLA MASYARAKAT
Kesan pertama yang muncul dibenak kita, jika mengunjungi Alun-alun Kota Bogor, begitu asri. Termasuk menambah keindahan, karena berada di sebelah atau sisi kiri Stasiun KA Bogor. Setidaknya, jika kelak stasiun tersebut direvitalisasi seperti stasiun KA Manggarai, Jatinegara, Bekasi maupun Cikarang – bakal menambah kemegahan tersendiri.
Kota Bogor pun jadi memiliki pintu masuk melalui stasiun KA yang bisa disejajarkan dengan kota-kota besar di kawasan ASEAN atau dunia. Terlebih tak jauh dari situ, terdapat Istana Kepresidenan Bogor dan juga objek wisata Kebon Raya Bogor. Tinggal penataan kota saja, terutama untuk arena parkir kendaraan yang memadai dan arus lalulintas yang seyogyanya dibikin semakin tertib.
“Kalau libur Sabtu atau Minggu, banyak warga masyarakat Bogor berkunjung ke sini. Malah jadi pilihan bagi kalangan keluarga untuk liburan atau bercengkerama bersama keluarga. Setahu saya mah, Alun-alun Kota Bogor sekarang ini sudah jadi idola baru. Apalagi sekarang sudah bebas pandemi COVID-19, jadi yang datang ke sini makin banyak dari kalangan keluarga,” kata Neneng, ibu muda yang membawa kedua anaknya sekadar bersantai di taman asri itu kepada POSBERITAKOTA.
Dalam sebulan sekali, tambah perempuan yang asli kelahiran Bogor itu, kalau Alun-alun Kota Bogor bisa jadi alternatif atau pilihan untuk datang karena bisa dijadikan tempat rekreasi. “Tak harus bayar tiket. Cukup bawa plastik atau tiker, bisa santai atau duduk-duduk di sini. Anak-anak pun bisa bermain bebas,” tuturnya, lagi.
Hal senada juga dikatakan Ganda, pedagang Somay yang biasa menjajakan dagangannya di sekitar Alun-alun Kota Bogor. Yang penting asal bisa jaga kebersihan. Termasuk, makanan Somay yang dijualnya, juga dengan harga terjangkau dan masih wajar, sepiring cuma Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu.
“Dagangan makin laris, karena banyak warga masyarakat Bogor yang datang ke sini. Dan, bisa sambil jajan untuk anak-anaknya. Jadi, kalau hari libur Sabtu atau Minggu, dagangan laris dan cepat habis. Sedangkan keuntungan yang didapat pun, lumayan gede” ucap pria separuh baya yang merupakan pendatang dari Bekasi tersebut.
PENATAAN PEDAGANG & MAKANAN KHAS BOGOR
Tak ayal, setelah berjalan 16 bulan keberadaan Alun-alun Kota Bogor, ada hal penting yang masih perlu terus dibenahi. Terutama untuk para pedagang di situ. Masih kurang tertata. Hal itu terlihat, baik di sisi kiri maupun kanan dari Alun-alun Kota Bogor. Masih rada semrawut yang justru dapat merusak image dari tempat itu sendiri.
Sebenarnya pihak pengelola bisa saja mengkoordinir pedagang makanan khas Kota Bogor. Pengunjung bisa pesan makanan dan minuman, tapi pembayarannya kepada pengelola agar ikut mendapat keuntungan untuk perawatan Alun-alun Kota Bogor. Jadi, pengelolaannya semacam ‘Pujasera’ (Pusat Jajan Serba Ada).
Yang dijual di situ mulai dari soto dan asinan khas Bogor, talas siap saji yang sudah digoreng sampai kepada barang-barang kerajinan tangan. Sebab, boleh jadi pengunjung yang datang, bisa dari luar Kota Bogor. Kenapa tidak, peran pengusaha kecil yang tergabung dalam wadah UMKM, ikut dilibatkan perannya di situ? Semoga bisa terwujud! ■ RED/AGUS SANTOSA