JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Demi meningkatkan kualitas kehidupan beragama di Indonesia, Badan Koordinasi Mubaliq Indonesia (Bakomubin) mencanangkan ‘Gerakan Sejuta Mubaliq Bela Negara’.
Sedang acara itu sendiri, diresmikan atau dibuka oleh Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, bertempat di Gedung Nusantara V MPR RI Senayan, Jakarta. Dalam deklarasi gerakan tersebut dihadiri 600 Muballigh dari perwakilan seluruh Indonesia.
Mereka merupakan fungsionaris dari organisasi Badan Koordinasi Muballigh se-Indonesia (Bakomubin), para Pimpinan Pondok Pesantren, Pimpinam Majelis Taklim dan Para Mibaligh/Mubalighat dari seluruh penjuru Tanah Air.
“Saya menyambut positif adanya Bakomubin yang mencanangkan gerakan tersebut. Sebab, peran atau dukungan para ulama sangat penting, terutama untuk mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan yang juga jadi program MPR RI,” kata Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, saat membuka acara tersebut.
Ditambahkannya bahwa para ulama memiliki peran sangat strategis ditengah umat di dalan memajukan bangsa. “Saya melihatnya sebagai cara paling efektif sebagai upaya mensosialisasikan nilai-nilai keluhuran Indonesia,” papar Zulkifli seraya menegaskan siap mendukung program tersebut.
Sedangkan Ketua Umum DPP Bakomubin, Prof Dr KH Deddy Ismatullah SH Mhum, mengatakan bahwa pihaknya juga.akan menyelenggarakan Training Of Trainer Gerakan Muballigh Bela Negara di seluruh Indonesia. Bahkan sampai melibatkan 1000 mubaligh dan akan diasakan di Jawa Barat dalam waktu dekat.
Diterangkan Prof Deddy, Bakomubin berdiri tahun 1996 dan sangat serius merealisasikan program muballigh bela negara. “Sebab, muballigh yang tergabung di sini, memiliki 3 karakter,” ucap dia.
Ketiga karakter tersebut harus melakukan taushiyah keummatan dan meluruskan pikiran-pikiran keummatan, melakukan taushiyah kebangsaan dalam menyampaikan pikiran-pikiran keagamaan kepada eksekutif legislatif dan yudikatif serta pengembangan ekonomi syariah.
“Untuk ketiga karakter tersebut merupakan wujud kecintaan para muballigh terhadap NKRI,” pungkas Prof Deddy yang juga dikenal sebagai guru besar hukum Tata Negara UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan salahsatu pimpinan pondok pesantren di Sukabumi. □ Red/Han