JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Tindak kejahatan di kota-kota besar terus saja terjadi. Seperti di kota Metropolitan Jakarta, kejahatan makin sadis dan keji. Apalagi menjelang hari Raya Idhul Fitri (Lebaran) ini.
“Kejahatan kekerasan menjelang hari Raya Idhul Fitri meningkat dan tergolong sadis dengan cara instan pelaku menghalalkan segala cara,” ucap Solihin HD SH, pemerhati hukum.
Ketua Lembaga Studi Hukum Cikditiro (LSHC) ini melihat kondisi seperti itu karena alasan klasik, yakni dipicu soal tekanan ekonomi. “Selain itu ada beberapa faktor yang membuat pelaku tega melakukan hal tersebut, seperti dendam atau bisa juga pelaku memiliki gangguan kejiwaan,” ucapnya.
Menurut Solihin pola kejahatan menjelang Lebaran akan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan tingginya biaya saat perayaan di Hari Raya Idhul Fitri tersebut. “Tentunya, polisi sudah paham dan mewaspadai kejahatan sejak awal ramadhan hingga seminggu menjelang Lebaran,” katanya.
Melihat rentetan tingkah penjahat yang tak segan-segan melumpuhkan dengan cara menembak mati korbannya, Solihin yakin pelaku merupakan pemain lama. Apalagi dengan modus salah satunya mengkempiskan ban mobilnya, misalnya.
Ia pun memprediksi kriminalitas di negara ini semakin marak dan terus mengalami tred peningkatan. Warga resah, karena sudah mengganggu keamanan dan ketenteraman mereka. Bahkan sudah mengancam jiwa warga karena aksi yang dilakukan para pelaku sudah semakin canggih dan sadis. Mereka tidak segan-segan menghabisi nyawa korbannya.
“Hal tersebut membuat aparat kepolisian menjadi repot, apalagi kemudian menyusul kasus perampokan disertai pembunuhan,” ucapnya sambil menyebutkan selama kesejahteraan warga belum baik, angka kejahatan tidak akan bisa ditekan.
Solichin HD SH menyebut bahwa kondisi ekonomi yang terpuruk dan melemahnya pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu penyebab meningkatnya angka kriminalitas di kota-kota besar.
Ditambah lagi, kata dia, akibat kondisi ini banyak pengusaha melakukan PHK yang pada akhirnya membuat ekonomi di setiap rumah tangga morat-marit, sehingga memicu bertambahnya aksi kejahatan.
“Jadi dengan kondisi seperti ini, biasanya penjahat membuat warga sudah tidak aman,” katanya seraya menyebutkan penyebab lain munculnya penjahat sadis dan keji ini karena masalah urbanisasi, kemiskinan, pengangguran serta kepadatan penduduk yang tinggi. Kondisi ekonomi masyarakat yang lemah mengakibatkan jalan pintas yang diambil sebagian pihak. ■ Red/Bud