JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Tak hanya Ibukota Jakarta yang agak kosong melompong dari hiruk pikuk kendaraan dan kesibukan warga masyarakat, Bekasi pun ikut lenggang karena ditinggal mudik penghuninya.
Berdasarkan data penduduk, setidaknya ada 6 juta warga Jakarta berurbanisasi sementara alias mudik Lebaran ke kampung halamannya. Begitu pula Bekasi, ada sekitar 2 juta penduduknya harus bersilaturahmi balik ke daerah asal.
“Baru di tahun 2017 ini, saya nggak mudik Lebaran. Penyebabnya karena faktor ada kedua anak yang harus memerlukan biaya sekolah ke tingkat SMP dan SMA,” ucap Marsudi, warga Babelan, Bekasi Utara yang urung mudik Lebaran ke Semarang, Jawa Tengah.
Menurut pengakuan ayah tiga anak yang bekerja sebagai karyawan swasta tersebut, harus mengeluarkan kocek tambahan untuk Lebaran. Mulai dari beli makanan dan pakaian. Jadi, harus ada persiapan uang untuk pasca Lebaran.
“Nah, dari THR terpaksa disimpan untuk habis Lebaran. Biasanya sih, saya gunakan untuk mudik Lebaran,” papar Marsudi lagi.
Hal senada diungkapkan Hendarman, pria asal Padang yang sudah bermukim di Bekasi selama tujuh tahun. Ia cuma hidup sebagai pedagang pakaian. Meski saat ini baru punya satu anak.
“Rasanya, kalau Lebaran ya musti ketat dalam hal pengeluaran. Sebab, biasanya habis Lebaran, jualan pakaian bakalan sepi pembeli,” ucap dia.
Bisa saja untuk sementara beralih haluan. Kadang, kata Hendarman, harus beralih sementara berdagang minunan atau kerja bangunan. “Yang penting dalam sebulan bisa punya penghasilan antara Rp 2,5 juta Rp 3 juta,” ceritanya.
Baik Marsudi maupun Hendarman, sama-sama tak pulang kampung. Maksudnya untuk menengok orangtua yang masih ada di kampung halaman. “Pulangnya kan, bisa bulan depan,” pungkas Marsudi. Senada juga dituturkan Hendarman. □ Red/Goes