JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Bagai pemandangan yang sudah biasa setiap tahunnya, jelang datangnya Tahun Baru Imlek, vihara-vihara dan mall-mall yang ada di Ibukota tak ayal diramaikan kehadiran pengemis musiman.
Mereka tak hanya datang dari kawasan Jabodetabek saja. Tapi banyak juga yang sengaja datang dari daerah wilayah Indramayu dan Cirebon atau dari berbagai kota di Jawa Tengah yang lain.
Sejauh pemantauan Tim POSBERITAKOTA di lapangan, vihara dan mall di kawasan Kota atau Jalan Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat, sejak pagi sudah diserbu pengemis yang terdiri dari ibu-ibu, orangtua jompo dan juga kalangan anak-anak.
Mereka berharap diberi uang recehan. Jika seharian nongkrong di sekitar vihara atau mall, bisa meraih antara Rp 100 sampai Rp 200 ribu/orang. Sementara aparat Satpol Pamong Praja (PP), sepertinya belum menjadikan mereka sebagai sasaran operasi.
Vihara Ekayama Dharma di kawasan Kota, Jakarta Barat, sejak lima hari belakang sudah dipenuhi pengemis. Tak jarang mereka berani menemui warga Tionghoa di pintu masuk, kemudian menadahkan tangannya dengan harapan diberi uang recehan atau ang pao.
Suriti, pengemis asal Indramayu, mengaku sudah sejak seminggu yang lalu berada di Jakarta. Ia berharap dengan 10 hari nongkrong mengemis di vihara atau mall, saat pulang ke kampung bisa mengantongi uang antara Rp 1,5 juta sampai Rp 2,5 juta.
“Saya ke Jakarta, bareng sama warga satu desa. Rombongan naik bus. Lumayan hasilnya karena nggak harus kerja keras. Biasanya nanti pada hari H, bisa dapat ang pao ratusan ribu rupiah,” katanya, terus terang.
Ratem, warga asal Cirebon, justru lebih memilih datang ke mall-mall yang ramai didatangi warga Tionghoa. “Biasanya mereka kasih uang recehan. Bisa duaribu, limaribu atau bahkan sepuluh ribuan,” aku ibu yang harus meninggalkan suami dan anak-anak di kampung halamannya. ■ RED/Tim PBK/AYS