JAKARTA (POSBERITAKOTA) ■ Kendati mayoritas tempat hiburan di kawasan Mangga Besar (Mabes) Kota (Jakarta Barat) buka seperti biasa, namun geliatnya tak seperti bulan-bulan sebelumnya. Akibat dollar yang terus naik dan menekan sehingga nilai rupiah anjlok, ternyata menyurutkan mereka keluar rumah cari hiburan.
Mereka yang setiap malam memadati sejumlah tempat hiburan malam di Mabes Kota, rata-rata kalangan pebisnis. Paling tidak, orang berduit, karena usahanya tetap berjalan akibat perputaran uang. Jadi, perekonomian mereka, rata-rata mapan.
Dalam pemantauan POSBERITAKOTA.COM, sejak Sabtu (2/9) malam hingga Sabtu (16/9) malam atau memasuki minggu ketiga di bulan September, tempat hiburan jenis diskotek, live musik dangdut, rumah pijet, pub dan club atau rumah karaoke, terjadi penurunan pengunjung.
“Ya kondisinya terus menyusut. Biarpun sekarang malam Minggu, tapi pengunjung tak seramai bulan-bulan silam,” aku Awi, manager merangkap MC di NP (Nuansa Permai) di Jalan Labu, Kota, Jakarta Barat.
Hal senada juga dituturkan Parman, manager live musik dangdut ‘Idola’ di Jalan Mangga Besar VIII, Jakarta Barat. Pengunjung melorot, karena situasi ekonomi. Bisa jadi akibat dollar naik terus, makanya masyarakat yang doyan ke tempat hiburan ‘ngerem’ untuk poya-poya.
Nainggolan, salah seorang pelaku dunia hiburan di Diskotek Pujasera, tak menyangkal lesunya dunia hiburan saat ini. Kenapa? “Ya, karena situasi ekonomi atau bisnis sedang lesu juga. Sejumlah kenalan beralasan seperti itu,” ucap dia.
Tempat hiburan rumah karaoke dan live dangdut ‘F-Club’, juga mengalami hal sama. Sudah dua minggu belakangan, pengunjung merosot. “Selain jadi waitress (pelayan-red), saya juga bisa jadi LC untuk karaoke. Penghasilan drof,” tutur perempuan hitam manis asal Depok tersebut. ■ RED/TIM PBK/GOES