JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Pertarungan antara kubu 01 (Jokowi) dengan kubu 02 (Prabowo Subianto) di Pemilihan Presiden (Pilpres) tinggal menunggu waktu saja. Tak lebih dari sebulan atau tepatnya pada 17 April mendatang, digelar pesta demokrasi dalam menentukan Presiden RI periode 2019-2024.
Dalam pandangan ahli hukum yang juga pemerhati bidang politik dan pemerintahan, Ferry Juan SH, Pilpres 2019 kali ini benar-benar bakal seru. Pasalnya, kata dia, masing-masing kubu Capres 01 dan 02, sama kuat serta memiliki kelebihan dan kekurangan. Bahkan untuk para pendukungannya pun sangat militan.
“Untuk kubu 01 Jokowi justru dianggap banyak memiliki kegagalan. Terutama di dalam memenuhi janji-janji politiknya. Namun herannya, masih ngotot untuk memimpin dua periode,” tutur pengacara Ibukota yang berpenampilan flamboyan tersebut.
Tak hanya itu, menurut Ferry Juan SH, kubu 01 dinilainya sangat berlebihan dalam mengumbar janji-janji barunya. Bakal menggaji para pengangguran. Sementara pengelolaan dana kesehatan masyarakat dalam bentuk BPJS saja, kedodoran dan nyaris bangkrut.
“Sekarang ini yang dibutuhkan rakyat adalah Presiden baru. Bukan janji-janji baru yang justru bikin masyarakat bingung dan tambah kecewa,” ucapnya saat diwawancarai POSBERITAKOTA, Jumat (29/3).
Sementara kubu 02 yang memunculkan sosok Prabowo Subianto, semakin mendapat simpati dari masyarakat. Hal itu terlihat dari kunjungannya ke berbagai daerah, banyak didatangi ribuan orang yang secara terbuka menyatakan dukungannya. Jadi, Ferry Juan SH, sangat yakin pasangan Prabowo-Sandi, bakal memenangi Pilpres 2019 nanti.
Terpaan fitnah dan hoax kalau Prabowo jadi Presiden RI, maka NKRI bakal jadi negara khilafah dan syariat, sungguh tak berdasar. Sebab, Indonesia sejak awal berdirinya berlandasan Pancasila dan UUD 1945. “Bahkan, saya sangat percaya kalau Prabowo Subianto itu merupakan sosok Pancasialis dan Nasionalis sejati,” tegas dia.
Pada bagian lain, Ferry Juan SH pun sangat yakin bahwa masyarakat sudah sangat cerdas. Tak gampang terpengaruh oleh isue-isue yang menyesatkan. Apalagi issue Indonesia bakal menjadi negara khilafah dan syariat, justru sangat meresahkan bagi masyarakat minoritas di Tanah Air ini. ■ RED/GOES