Hidup Menggelandang di Kawasan Kebon Sirih, RIBUAN PENGUNGSI UNHCR Dipindah ke Kalideres

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Ribuan pengungsi yang hidup menggelandang di depan gedung United Nations High Commisioner for Refugees (UNHCR) di Jl Raya Kebon Sirih, Jakarta Pusat, dipindahkan ke halaman Markas Kodim 0503 Jakarta Barat. Pasalnya keberadaan mereka yang selama ini makan dan tidur di pinggir jalan mengganggu ketertiban umum dan tidak manusiawi.

Pemindahan yang dilakukan Bakesbangpol dan Satpol PP DKI Jakarta dipimpin Plh Gubernur M Saefullah. “Demi pertimbangan kemanusiaan, Pemprov DKI turun tangan untuk memindahkan para pencari suaka politik ke tempat yang lebih layak,” ujar Saefullah di lokasi, Kamis (11/7).

Mereka ditempatkan di halaman Makodim 0503 Jakarta Barat di Jalan Raya Daan Mogot, Kalideres. Gedung tersebut selama ini belum pernah digunakan. Jadi bisa untuk penampungan sementara.

Sekretaris Satpol PP DKI Jakarta Deny Ramdani menambahkan sebelum merelokasi para pengungsi dari tujuh negara tersebut, pihaknya sudah berkordinasi dengan pemerintah pusat.

“Keberadaan mereka yang hidup menggelandang di trotoar jalan, jelas mengganggu ketertiban umum dan tidak manusiawi. Mereka akan lebih nyaman berada di lokasi penampungan,” ujar Deny.

Selama proses relokasi belum diketahui jumlah persisnya. “Awalnya diperkirakan cuma diangkut pakai empat bus, tapi ternyata jumlah mereka terus bertambah. Pengangkutan mencapai puluhan bus,” jelas Deny yang pernah menjabat sebagai Camat Grogol Petamburan dan Asisten Pemerintahan Walikota Jakbar.

Selama berada di penampungan, mereka akan disuplai kebutuhan pangan oleh UNHCR. “Pemprov DKI yang memfasilitasi tempat penampungan sedangkan UNHCR yang memberi makanan dan minuman,” kata Desy yang sebelumnya menjabat sebagai Camat Grogol Petamburan dan Asisten Pemerintahan Walikota Jakarta Barat.

Berdasarkan data di lapangan, ribuan pengungsi tersebut berasal dari tujuh negara, di antaranya dari Somalia, Afrika Selatan, dan Afganistan. Kedatangan mereka di Jakarta untuk meminta suaka politik dengan tujuan pindah negara Australia.

Para pengungsi tersebut terdiri dari pria maupun wanita, termasuk sejumlah anak balita dan remaja. Selama berjuang meminta hak suaka politik keseharian mereka tidur di tenda-tenda kecil setinggi satu meter dan kalau malam buang hajat sembarangan. ■ RED/JOKO/S

Related posts

Libur Panjang & Cuti Bersama, DIPREDIKSI SEJUTA KENDARAAN Bakal Meninggalkan Jabodetabek

Suhu Sepekan Terakhir 37,8°C, BMKG Beri Info & Pastikan Indonesia Justru Tidak Diterjang Gelombang Panas

Arab Saudi Keluarkan Fatwa, MENAG & DPR RI Setuju Jamaah Haji Indonesia Harus Gunakan Visa Resmi