JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyampaikan duka cita atas meninggalnya sejarawan Jakarta, Adolf Heuken SJ. Orang nomor satu di Ibukota ini turut serta melayat proses pemakaman di Kapel Kolese Kanisius, Menteng Jakarta Pusat, Jumat (26/7) petang.
Anies mengatakan Jakarta kehilangan sosok sejarawan Adolf Heuken SJ dikenal dengan karyanya seri buku sejarah Jakarta. Selain buku Historical Sites of Jakarta, Adolf Heuken juga telah menulis buku Mesjid-mesjid Tua di Jakarta, Menteng ‘Kota Taman’ Pertama di Indonesia, dan Sumber-sumber Asli Sejarah Jakarta Jilid I dan Jilid II.
“Atas nama Pemprov DKI Jakarta, kami menyampaikan turut berbela sungkawa atas berpulangnya Pastor Adolf Heuken SJ. Beliau sepanjang hidupnya lebih banyak dicurahkan untuk Indonesia. Dan bagi Jakarta khususnya, beliau telah menjadi jendela bagi dunia untuk mempelajari Jakarta,” ungkap Anies.
Adolf Heuken SJ meninggal dunia pada Kamis malam, 25 Juli 2019 sekitar pukul 20.27 WIB di RS St. Carolus, Jakarta pada usia 90 tahun. Kabar duka ini diumumkan oleh Keuskupan Agung Jakarta tidak lama setelah Adolf Heuken tutup usia.
“Bukunya tentang Historical Sites of Jakarta itu buku standar oleh-oleh. Kalau turis datang, ingin tahu Jakarta, buku itulah yang sering diberikan. Karena buku itu seperti coffee table yang pantas diberikan sebagai hadiah. Dan sebagai jendela, beliau berjasa sekali. Dunia tahu tentang Jakarta, sejarah Jakarta dari beliau. Jadi kami di Jakarta merasa bersyukur ada salah seorang warganya telah ikut mendorong Jakarta dikenal dunia,” jelas Gubernur.
Anies menyebut sosok Adolf Heuken sebagai salah seorang warga Jakarta yang terus berkontribusi besar bagi Indonesia. Sebagai salah seorang warga berketurunan Jerman, Adolf Heuken juga menyusun kamus terjemahan bahasa Indonesia-Jerman dan Jerman-Indonesia.
“Jadi tadi saya sampaikan bahwa usia 90 tahunnya adalah usia 90 tahun yang produktif. Sampai di akhir hayatnya, beliau masih dalam proses penulisan buku juga. Jadi mudah-mudahan ini bisa mejadi inspirasi bagi orang banyak bahwa dia tidak pernah mengenal kata tua karena muda-tua, tetap saja menulis produktif,” ucap Anies. ■ RED/JOKO/S