BEKASI (POSBERITAKOTA) ■ Situasionalnya agak terasa berbeda memang, begitulah kesimpulan yang didapat jelang sepekan melakoni ibadah puasa di bulan suci Ramadahan 1441 H/tahun 2020 ini. Meski kehilangan hiruk pikuk dari santernya bunyi petasan, namun jiwa dan rohani tetap tersiram oleh alunan ayat-ayat suci Al-Quran dari umat Islam yang melakukan Tadarusan di masjid-masjid.
Wilayah Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi yang dikenal cukup agamis, sepertinya tak terbendung oleh situasi di mana warga masyarakat dilanda rasa takut berlebihan (psiko traumatik) oleh pandemi virus Corona (Covid-19). Apalagi adanya pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Sejumlah kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Barat pun, berlaku PSBB secara ketat. Namun kondisi tersebut, jelas tak melunturkan niat dan minat umat Islam, khususnya untuk menjalani sholat wajib 5 waktu, Taraweh dan bahkan Jumatan di masjid-masjid.
Mereka malah menerapkan standard prosedur tetap (protap). Seperti penggunaan masker, cek suhu badan, shaf sholat berjarak renggang serta menggunakan cairan (hand sanitizer), sebelum dan sesudah masuk lingkungan masjid.
“Pokoknya, beda banget dengan suasana Ramadhan di tahun sebelumnya. Hiruk pikuk terjadi di mana-mana. Namun sekarang ini, masyarakat pada umumnya, justru melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan dengan khusyuk dan jauh lebih tenang,” tutur Dafa, warga Perumahan Taman Kebalen kepada POSBERITAKOTA, Selasa (27/4/2020) malam kemarin.
Jika situasinya seperti sekarang, menurut dia lagi, tak lepas dari kuasa atau takdir Allah SWT. Tidak hanya di masjid-masjid dalam jumlah kecil, khusus pelaksanaan sholat sunnah Taraweh, justru banyak dilakukan masyarakat di rumah sendiri. Dari situ, seperti ada isyarat positif bagi umat Islam di Tanah Air, karena bisa sholat berjamaah bersama keluarga.
Hal senada juga dikatakan Soleh, warga Tambun, Kabupaten Bekasi. Keheningan malam selepas buka puasa, masih tetap dimeriahkan oleh lantunan ayat suci Al-Quran. Lalu lalang kendaraan bermotor roda empat maupun dua, nyaris sepi di jalan-jalan raya. Mungkinkah Malam Takbiran mendatang, juga bakal sama situasinya?
“Apalagi di wilayah Tambun, khusus Ramadhan kali ini, sungguh terasa bermakna dari sisi kualitas kerohanian. Malah tak sedikit warga di Tambun sini, memilih sholat dan bertadarusan di rumah bersama keluarga,” paparnya.
Namun boleh jadi disaat Malam Takbiran, masih kata pensiunan PNS tersebut, kondisinya tetap seperti di tahun sebelumnya. Sebab, susana Malam Takbiran, sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat luas, khususnya umat Islam di Tanah Air.
Tak ayal, umat Islam pasti melakukan perayaan Takbir Keliling. Mereka dengan menggunakan kendaraan truk atau bak terbuka lain, memukul beduq bertalu-talu, melantunkan kebesaran Tuhan Yang Masa Esa : ‘Allahuakbar…..Alllahuakbar…..Allahuakbar…Lailahailallah Haiallahu Allahuakbar Walillahilham.
Pedagang es yang biasa mangkal di Perumahan Pondok Ungu Permai (PUP), Saleh Rifai, menegaskan kalau sepekan situasi memasuki Ramadhan, masih sangat kondunsif. Karena itu, ia berharap bakal terus dihadapi hingga pelaksanaan Hari Raya Idhul Fitri 1441 H mendatang. Harapan lainnya, semoga tali silaturahmi di Hari Lebaran, tak hilang untuk saling bermaaf-maafan.■ RED/AYID/HBW/GOES