Isi Pengajian Rutin Ba’da Maghrib, USTADZ NUR ALI : Dosa Seseorang Bisa ‘Dicuci’ dengan Cara Banyak Sedekah

BEKASI (POSBERITAKOTA) – Setelah rehat beberapa waktu lamanya sepanjang Ramadhan hingga sebulan pasca Hari Raya Idhul Fitri 1442 H, kegiatan pengajian rutin (ta’lim) kembali berjalan mulai dua pekan ini di Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Pintu Timur, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.

Kelembagaan DKM Jami Al-Ikhlas yang diketuai Khoirul Anwar senantiasa ingin menjadikan kegiatan atau program pengajian rutin (ta’lim) tak hanya menjadi ajang silaturahim semata bagi para jamaah. Pada sisi lain juga untuk menimba ilmu agama dari para guru, ustadz maupun habaib yang rutin ditampilkan.

Patut disyukuri karena semakin bertambah hari pada kenyataannya telah mampu menjaring lebih banyak lagi para jamaah di Masjid Jami Al-Ikhlas. Pemilihan waktu pengajian rutin (ta’lim) Shubuh dan Magrib setiap akhir pekan dirasakan sangat efektif, di mana para jamaah yang merupakan warga di wilayah RW 025 VGH Kebalen, Bekasi, mayoritas sebagai pekerja.

Saat mengisi pengajian rutin/ta’lim ba’da Maghrib pada Ahad (13/6/2021), Ustadz Nur Ali S.Pd.I, mengangkat tema keutamaan seseorang yang selalu memberi sedekah. Sebab, menurutnya, bersedekah itu bukan hanya sebagai ibadahnya orang atau milik orang kaya saja. Juga bukan untuk tujuan kepada seseorang, tetapi dipetuntukkan kepada kita semua.

“Jadi, sedekah itu bukan milik atau ibadahnya orang kaya saja. Kita juga harus dan boleh bersedekah. Tentu saja sebatas kemampuan harta yang kita miliki. Maka, bersedekalah sebatas kemampuan diri kita,” tegas ustadz yang juga dikenal sebagai pimpinan Yayasan Daarul Ihsan, Babelan, Bekasi, mengawali materi tausiahnya.

Menurut Ustadz Nur Ali yang punya ciri khas ceramah kocak dengan logat Betawi campuran ala Bekasi pinggiran tersebut, menyebutkan contoh seorang pedagang misalnya, jangan takut bures (bangkrut-red) usahanya hanya karena gegara (gara-gara) bersedekah.

Kagak ada sejarahnya, seorang pedagang yang rajin bersedekah, kemudian usahanya menjadi pailit. Yang ada malah bakal tambah berkah, karena filosofi bersedekah,” tuturnya dihadapan sekitar 80-an jamaah rutin Masjid Jami Al-Ikhlas.

Dikisahkan pula Ustadz Nur Ali berdasarkan pengalaman seseorang yang berpangkat dan berharap kepengen terus naik jabatan. Yang bersangkutan tahu betul akan keberkahan dengan bersedekah. “Sampai-sampai sebulan bisa dua kali bersedekah. Panggil anak yatim dan atau orangtua jompo untuk disantunin,” urainya.

Namun begitu, kata Ustadz Nur Ali lagi, bersedekah itu harus fisabilillah. Artinya, di jalan Allah SWT yang benar atau lurus. Satu benih sedekah, balasannya akan menjadi tujuh keberkahan. Begitu pula kalau 100, ya bakal dilipatgandakan. “Asal jangan bersedekah dengan cara modalin rentenir. Kalau itu mah, fisabil syetan,” ucapnya dengan gaya humor yang khas.

Selain itu lagi, digambarkan Ustadz Nur Ali, bagi seseorang yang bersedekah dari hasil haram. Sudah pasti tidak ada nilai ibadahnya dan tidak bakalan mendapat keberkahannya. “Jika bersedekah dari hasil haram, sama halnya orang cuci baju pake air kencing. Seharusnya kan pake air suci atau air bersih,” paparnya.

Sebagai penutup, disebutkan Ustadz Nur Ali bahwa dosa itu bisa dicuci atau ‘dibersihkan’ dengan cara melakukan banyak memberi sedekah. Dan, seseorang yang ahli atau rajin bersedekah itu, jaminan bakal ditempatkan di syurganya Allah SWT,” tutupnya. ■ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

KKN di Rumah Ibadah, UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA Bikin Seminar Tema ‘Manajemen Keuangan Masjid’

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘RELASI TUHAN & HAMBA’

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, SELAMAT BERTUGAS Para Pemimpin Negeri