32.9 C
Jakarta
19 April 2024 - 14:32
PosBeritaKota.com
Hukum

JANGAN KASIH KENDOR, LQ INDONESIA LAWFIRM MINTA PRESIDEN JOKOWI GENJOT TERUS KINERJA POLRI BERANTAS OKNUM MAFIA

JAKARTA (POSBERITAKOTA) Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa Pemerintah berkomitmen penuh dalam memberantas mafia-mafia tanah. Bahkan Jokowi mendesak dan mengingatkan jajaran Polri agar tak ragu lagi mengusut mafia-mafia tanah yang ada di Indonesia.

“Kepada jajaran Polri, saya minta jangan ragu-ragu mengusut mafia-mafia tanah yang ada. Jangan sampai juga ada aparat penegak hukum yang membekingi mafia tanah tersebut,” ujar Presiden Jokowi, Rabu (22/9/2021) kemarin.

Namun, LQ Indonesia Lawfirm sangat pesimis akan komitmen Polri dalam memberantas mafia tanah seperti yang diarahkan Presiden Jokowi kepada Kapolri. Sebab, Presiden tersebut telah didengungkan berkali-kali untuk mengingatkan Polri. Pertanyaanya kemudian, apakah ditindaklanjuti?

“Tentu tidak! Kalau ditindaklanjuti, tidak mungkin Presiden Jokowi sampai ngomong berkali-kali,” ujar Kabid Humas LQ Indonesia Lawfirm, Sugi, kepada media Kamis (23/9/2021).

Ditambahkan Sugi bahwa LQ Indonesia Lawfirm, justru khawatir terhadap dugaan Polda Metro Jaya sebagai ‘Sarang Mafia Hukum’.

“Bagaimana Presiden mengharapkan Polri untuk menindak mafia tanah, jika banyak aparat Polri adalah oknum mafia hukum? Selama ini oknum Polri berlindung di balik kewenangan yang diberikan oleh Undang-undang dalam penyidikan. Namun fakta di lapangan, banyak oknum Polri menyalahgunakan wewenang mereka dan menindas masyarakat tidak bersalah,” kata Advokat Alvin Lim, SH,MSc, CFP, CLA.

Berikut adalah praktik mafia hukum oleh oknum Polri.

  1. Memeras pihak berperkara: Dimana oknum polisi akan meminta uang untuk memproses perkara. Contohnya klien LQ Indonesia Lawfirm di Unit 5 Fismondev diperas Rp 500 juta untuk biaya SP3.

Berikut link Video dugaan pemerasan:
https://youtu.be/vd8yb33Suco

  1. Wewenang menentukan apakah perkara perdata atau pidana, prinsip oknum Polri kasih data saja jadi perdata, kasihlah dana maka jadi pidana kasus yang anda laporkan. Contoh, kasus Investasi Bodong OSO Sekuritas, Kresna Sekuritas dan Narada yang sudah dilaporkan 2 tahun oleh LQ Indonesia Lawfirm, tidak diproses selama belum ada koordinasi ke pimpinan baru di unit 4 Fismondev.
  2. Tebang Pilih dalam penanganan kasus, oknum Polda Metro Jaya sangat tajam menindak Habib Rizieq Shihab (HRS). Padahal satu sen pun tidak ada kerugian materiil dan hanya pelanggaran prokes, HRS sampai ditahan dan dikenakan pasal berlapis.

Sedangkan kasus PT Mahkota dan OSO Sekuritas yang sudah dilaporkan pasal berlapis dan merugikan nasabah triliunan rupiah, hampir 2 tahun masih dalam proses lidik dengan alasan sudah panggil saksi Raja Sapta Oktohari dan kawan kawan sebanyam 6 kali, namun tidak datang.

  1. Tangkap dulu buktikan belakangan: seperti kasus yang menimpa 4 klien LQ Indonesia Lawfirm yang dikriminalisasi oknum Subdit Resmob, di mana polisi tidak ada barang bukti, BAP di rekayasa dan Tersangka dianiaya selama dalam tahanan.

Walau akhirnya divonis bebas oleh PN Jakarta Utara karena perbuatan bukan merupakan pidana. Namun 4 orang tersebut sudah rugi materi, dianiaya dan hancur nama baiknya.

  1. Memakai Pasal TPPU: salah satu trik oknum Polri adalah mengunakan pasal berlapis biasanya ditambahkan TPPU (Pencucian Uang), fungsinya agar lamanya penahanan bisa di perpanjang dari 60 hari menjadi 120 hari di kepolisian,  jadi walau bebas di pengadilan, tersangka sudah mendekam selama 8 bulan kurang lebih.

Padahal dari awal oknum penyidik tahu tidak ada aset disita, dan tidak ada unsur pencucian uang, tapi sekali bicara kewenangan disitulah oknum Polri beralasan.

Bagi masyarakat yang terjerat oknum Penyidik Polri, hubungi LQ Indonesia Lawfirm di 0818-0489-0999 untuk mendapatkan keadilan. Kekuatan Absolut Kepolisian Tanpa Pengawasan

Kepolisian RI saat ini secara nyata adalah institusi penegakan hukum terkuat di Indonesia. Polri menentukan apakah perbuatan pidana atau bukan, semau mereka.

Tahan dulu urusan benar atau salah belakangan. Tidak adanya Badan Pengawas Eksternal dan bahkan KPK saat ini dikepalai oleh Jenderal Polri.

Kejaksaan sudah seharusnya diberi kewenangan Penyidikan, di luar negeri Kejaksaan juga punya wewenang melakukan penyidikan untuk menghindari adanya permainan di kepolisian oleh oknum.

Namun di Indonesia kekuatan institusi Kejaksaan diberangus, dibatasi, KPK pun sudah berhasil dilumpuhkan dan menjadi macan ompong.

Ketua Pengurus LQ Indonesia Lawfirm, Advokat Alvin Lim, mengaku sangat prihatin atas hal di atas.

Sedikit demi sedikit dibangun kekuatan absolut dan super power kepolisian. Kekuatan besar tanpa kontrol dan pengawasan eksternal sangat berbahaya ketika ada oknum menyalahgunaan wewenang dan menjadikan masyarakat sebagai target oknum mafia hukum,” tuturnya.

LQ Indonesia Lawfirm berharap Pemerintah, terutama Presiden.

“Demi masyarakat, sudah waktunya ada badan pengawas independen diluar Polri yang bisa mengawasi dan menindak oknum Polri yang nakal dan melawan hukum dengan pimpinan diluar unsur Polri, apabila tidak maka Indonesia bukan lagi sebagai negara hukum sebagaimana pasal 1 ayat 3 UUD 1945, tetapi sebagai negara mafia yang dikuasai dan dikontrol oleh mafia-mafia yang pegang uang dan kekuasaan.

Juga dibutuhkan sebuah badan eksternal yang bisa menilai dan mereview atas penghentian penyelidikan yang melawan hukum atau adanya dugaan penyalahgunaan wewenang dalam due process of law di kepolisian.

Karena banyak kasus yang dihentikan dalam lidik dan juga korban tidak bersalah dikriminalisasi dan ditahan karena adanya intervensi oknum Polri hasil jual beli perkara,” tutupnya. ■ RED/GOES

Related posts

Selain Pengacara, RUMAH FERDY SAMBO di Duren Tiga & Saguling Diperiksa Hakim Bersama JPU PN Jaksel

Redaksi Posberitakota

Terlihat Diborgol & Pakai Baju Tahanan, FERRY IRAWAN Bacakan Surat Permohonan Maaf ke Venna Melinda

Redaksi Posberitakota

POLRES SERANG KOTA BONGKAR KEDOK PEMALSU DOKUMEN DAN SIM

Redaksi Posberitakota

Leave a Comment

Beranda
Terkini
Trending
Kontak
Tentang