JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Akibat pandemi COVID-19 yang berkepanjangan, tidak hanya berdampak pada ekonomi masyarakat secara luas. Kalangan profesional dan termasuk para pelaku industri perfilman maupun pertelevisian ikut kena imbasnya. Ibaratnya mereka merasakan masa paceklik.
Karena itu pula, sejumlah pekerja film dan sinetron banyak kehilangan pendapatan. Penyebabnya, apalagi kalau bukan lantaran akibat batal atau mundurnya sejumlah rencana produksi. Ditambah lagi jauh sebelum pandemi COVID-19 system pembayaran upah pekerja film dan sinetron dinilai kurang sehat.
“Pastinya dalam batas tertentu pekerja film tidak cukup mengandalkan penghasilannya di industri ini. Harus mulai dipikirkan adanya dipersifikasi usaha,” ujar Yati Surachman di acara ‘Seniman Peduli’ yang berlangsung di Sekretariat Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan, Kranggan Permai, Jatisampurna, Kota Bekasi beberapa hari lalu.
Situasi pandemi COVID-19, menurut aktris film ‘Sang Pencerah’ ini, bikin proses syuting sejumlah film dan sinetron terganjal. Bahkan sampai proyek tersebut terpaksa ditunda atau bahkan dibatalkan.
“Nah, jika proyek cancel semua bisa nol rupiah. Lumayan ambyar. Sementara kita nggak ada usaha lain. Jangankan proyek ditunda atau syuting mundur, sedang yang sudah tayang saja rumah produksi bayar honornya tarsok-tarsok alias entar-besok,” curhat Yati, apa adanya.
Tak salah apabila Yati Surachman kemudian merasa khawatir proyek syuting semakin berkurang , apalagi situasi pandemi yang tidak pasti. Untuk mengatasi keadaan, ia sedang mempola kemungkinan buka usaha di bidang catering. Namun lagi-lagi bukan perkara mudah. Ia terbentur masalah permodalan.
“Jujur, sebenarnya saya punya rumah di Ciomas Bogor dan di Serang Timur, Banten. Saya ada rencana mau jual aset ini. Tapi, jual rumah kan nggak segampang jual kacang goreng,” imbuh bintang sinetron ‘Arwah Nenek Gayung’ itu, lagi.
Solusi lainnya, bakal ditempuh Yati Surachman untuk pinjam modal usaha ke Bank dengan jaminan sertifikat rumahnya yang ada di Serang Timur, Banten. Namun sertifikat rumah tersebut, kata dia, belum diberikan oleh perusahaan pengembangnya. Itu bakal dilakukan demi menyambung hidup.
Sedangkan rumah tersebut, menurut Yati lagi, justru merupakan pemberian dari perusahaan properti atas dedikasinya di dunia seni peran, di tahun 2018 lalu. Serah terima rumah tersebut sudah dilakukan saat acara ulang tahun sebuah tayangan infotainment yang tayang di salah satu televisi swasta.
“Karenanya, saya berharap sertifikat rumah tersebut segera bisa saya terima, karena sudah tiga tahun. Jika mungkin sertifikat itu akan saya agunkan ke perusahaan jasa keuangan buat modal usaha,” papar pemeran Nenek Kayla dalam sinetron ‘Suara Hati Kayla Season 2’ tersebut.
Sementara Yati memilih tinggal di rumah orangtuanya di kawasan Kayu Manis Matraman, Jakarta Timur, demi menghemat biaya hidup. “Sebab, kalau sekarang saya tinggal di perumahan itu waktu tempuhnya lumayan. Sementara kerjaan banyak di Jakarta. Selain jauh juga biayanya besar. Apalagi keadaannya masih pandemi COVID-19 dan kerjaan jarang-jarang,” pungkas The Best Actress Festival Film Asia Pasifik (FFAP). □ RED/R ALDIANSYAH/EDITOR : GOES