PENULIS – PENYIAR RADIO & PEMUSIK UNDERGROUND, MEITA KASIM MEMOTRET KEHIDUPANNYA LEWAT KARYA NOVEL FIKSI BERTITLE ‘OUT OF ORDER’

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Tak asing lagi bahwa sosok Meita Kasim dikenal memulai karir menulisnya pada tahun 1990-an. Bahkan sebagai penulis naskah kreatif di Hard Rock FM Jakarta, sebuah stasiun radio pelopor gaya hidup dan hiburan. Selain itu, ia pun bekerja sebagai Direktur Musik merangkap Penyiar serta Produser beberapa acara radio mereka.

Di sisi lain, Meita Kasim masih menjadi frontlady dari grup musik bernama ‘Wondergel‘. Sebuah band all-girl paling berpengaruh yang muncul dari skena musik underground di tahun 90-an dan masih aktif sampai sekarang. Meski dirinya saat ini tinggal di Wina, Austria.

OUT OF ORDER di sini merupakan debut novel fiksi karya Meita Kasim yang diluncurkan secara resmi pada 6 Januari 2022 kemarin. Sebagai buku pertama dari serial bertajuk ‘The Tales of the Urban Misfits‘, karya fiksi setebal 300-an halaman ini ditulis dalam genre coming-of-age (peralihan masa remaja menuju dewasa) yang terinspirasi oleh kisah nyata penulis alias potret diri dari realitas kehidupannya.

Hebatnya, ditulis dalam bahasa Inggris. Dalam debut karya novel fiksi ini menghadirkan kisah protagonist bernama Sigi, seorang gadis usia akhir remaja yang hidup di Jakarta era 1990-an dengan latar belakang kondisi sosial politik di Indonesia – sebuah negara dengan mayoritas Muslim dan kuasa militer yang dominan.

Manakala masih menjadi siswa sekolah menengah, diam-diam Sigi membentuk grup band alternatif dengan bendera ‘Wanderlust‘ yang beranggotakan semuanya perempuan. Dimana pada era itu masih sangat tidak lazim di kancah musik underground plus menjadi penyiar di sebuah stasiun radio. Namun dalam kodratnya sebagai gadis Muslim, hasrat kreatifnya ini membangkitkan penilaian negatif dari lingkungan serta sekaligus mengalami tindak pelecehan karena keperempuanannya.

Digambarkan bahwa dengan dibayang-bayangi sosok ibunya yang sangat mengendalikan, Sigi lantas mendambakan dirinya menjadi jiwa yang bebas. Sementara itu ekskalasi kancah musik bawah tanah yang didominasi oleh laki-laki. Tak ayal kontroversi dari dalam dirinya sendiri tengah meningkat tajam.

Terlepas dari semua rintangan tersebut, Sigi dengan berani mengikuti jalannya sendiri dan menentang semua konstruksi waktunya, tentu demi menemukan suaranya yang benar dan unik. Pilihan yang seringkali menyakitkan, menginspirasi dan pada akhirnya justru penuh harapan.

RINGKASAN CERITA NOVEL FIKSI

Novel fiksi ‘OUT OF ORDERThe Tales of the Urban Misfits‘, dibuka dengan kerusuhan konser Metallica di tahun 1993. Ketika itu usia Sigi masih 18 tahun, lantas hadir bersama pacar di konser tersebut. Ternyata, acara berakhir dengan kerusuhan besar yang nyaris membahayakan nyawanya.

Selanjutnya, dikisahkan sebuah konflik rahasia yang terjadi antara Sigi dan pacarnya. Konflik yang nantinya akan dibuka di Bab 14 ini, menyebabkan terjadinya perubahan diri dan karakter yang signifikan bagi Sigi.

Jangan kaget jika kemudian pembaca akan dibawa masuk ke dalam dunia Sigi berkenalan dengan keluarganya, personil-personil band Wanderlust, rekan-rekan penyiar di Radio PV. Hadir pula beberapa tokoh pria yang besar pengaruhnya bagi Sigi, teman-teman sekolahnya dan juga teman-teman baru dari komunitas ‘The Young Offender‘ yang beranggotakan personil band-band dan penikmat musik punk/alternatif pertama di Indonesia. Pembaca juga akan diajak menyerap aura bawah tanah beberapa acara musik, termasuk salah satunya ‘The Blackhole‘, acara underground pionir di Jakarta.

Selain dunia percintaannya, konflik demi konflik pun terus terjadi di lingkungan keluarga Sigi dan di sekolahnya. Namun, pada akhirnya, Sigi berhasil mengatasi semuanya. Dimana bisa menerima sekaligus menyadari bakat dan potensi yang di milikinya.

TENTANG PENULIS MEITA KASIM

Pada awal tahun 2000, Meita Kasim pindah ke Bali dan melanjutkan karirnya sebagai Penyiar dan Program Director di Hard Rock Radio. Selain itu juga tetap fokus menulis sebagai penulis penuh waktu untuk majalah The Beat Entertainment Bali dan Let’s Eat!

Lalu di tahun 2008, Meita Kasim membangun The Beat United, agensi musik internasionalnya sendiri. Ia juga bekerja paruh waktu sebagai pekerja festival internasional seperti ‘The Ubud Writers and Readers Festival’ dan ‘Earth Day Festival’.

Setelah pindah ke Hong Kong pada tahun 2011, Meita Kasim bekerja sebentar sebagai DJ paruh waktu dan guru bahasa di Pusat Pembelajaran Bahasa Hong Kong. Sekembalinya ke Bali tiga tahun kemudian, ia menulis novel debutnya yang terinspirasi oleh kisah kehidupan plus kedewasaannya sendiri.

TENTANG EDITOR DR MARGIE ELLERY

Dr Margie Ellery dibesarkan di sebuah peternakan di Balingup di barat daya Australia Barat. Ia juga memiliki hasrat seumur hidup untuk musik, membaca, bahasa, bepergian, penelitian dan menulis. Sayangnya, ia tidak menyelesaikan sekolah menengah; melainkan harus keluar lebih awal dan pekerjaan pertamanya adalah bekerja di perpustakaan. Margie segera pindah ke peluang lain dan bekerja di sektor pertambangan sepanjang akhir 1970-an dan 1980-an. Selama tahun-tahun ini, ia bepergian secara luas ke Eropa dan Asia Tenggara dan dia tinggal selama beberapa waktu di London, Singapura, Malaysia dan Indonesia.

Kesempatan berdiskusi dengan seorang teman di tahun 1990-an memberinya semangat untuk mendaftar di University of Western Australia (UWA). Lantas sukdes menyelesaikan Sarjana Bahasa Inggrisnya pada tahun 1996 dan melanjutkan untuk lulus dengan First Class Honours pada tahun 1998.

Bahkan universitas tersebut mendorongnya untuk mengambil gelar Doktor dan mengajar di UWA selama periode ini. Tesisnya meneliti hubungan selama Perang Dingin antara politik Amerika dan politik internasional, gerakan nasionalistik global, agama-agama besar dunia dan spiritualitas pribumi. Diam-diam, ia juga dianugerahi gelar PhD pada tahun 2008.

Sejak itu, Dr Margie Allery bekerja di sistem pendidikan penjara Australia Barat dan menghabiskan beberapa tahun di bidang Kesehatan dan Keselamatan di industri konstruksi.

Kemudian tinggal selama bertahun-tahun di Bali. Termasuk bekerja di Jakarta mengajar sastra Inggris dan Amerika. Baru-baru ini, ia membagi waktunya antara Australia dan Indonesia, sebagian besar di Jawa di mana ia aktif terlibat dalam berbagai komunitas musik. Ia telah menggarap sejumlah narasi musik Indonesia baik di media cetak maupun film. Waktu lalu favoritnya adalah menghadiri festival musik besar di Jawa Barat.

Namun, dengan pembatasan perjalanan situasi COVID-19 saat ini, Dr Margie Ellery telah kembali ke Australia Barat dan bekerja untuk Yayasan Disleksia sambil menjalankan bisnis les privatnya sendiri untuk siswa sekolah dasar, sekolah menengah dan universitas. ■ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

Dihadiri Cagub Ridwan Kamil, ADI KURNIA Bersama AKSI Berbagi 5000 Sembako Murah di Condet Jaktim

Bukan Hanya dari Tokoh Masyarakat Jakarta, PRAMONO – BANG DOEL Kantongi ‘Peluru Emas’ Dukungan Ulama & Habaib

Arahan dari Kapolres Jakpus, PENYULUHAN ANTI TAWURAN & Kenakalan Remaja di SMPN 10 Jakarta