PADA ‘YAUMUL QIAYAMAH’, SEMUA MULUT MANUSIA TAK BISA BERBICARA SAAT DIHISAB DI HARI KEBANGKITAN SETELAH KEMATIAN

PENULIS : SOFYAN S.PD

JUDUL opini di atas, sengaja penulis angkat ke permukaan agar lebih menjadi perhatian, khususnya bagi kita umat manusia yang masih hidup di permukaan bumi ini. Akan tetapi sebelum dibahas secara lebih jauh, penulis ingin menjelaskan terlebih dahulu apa itu yang disebut Hari Kiamat?

PENGERTIAN HARI KIAMAT

Orang Barat menyebut Hari Kiamat itu dengan The day of break atau Judgment Day. Sedangkan di dalam bahasa Arab, Hari Kiamat itu disebut dengan Yaumul Qiyaamah.

Sedangkan Yaumul Qiyaamah secara Etimologi berasal dari kata Yaumun: hari, sedangkan Qiyaamah berasal dari kata Qaama, Yaquumu, Qiyaaman yang berarti berdiri, tegak, bangkit. Dengan demikian, Yaumul Qiyaamah dapat diartikan sebagai : Hari Kebangkitan dari Kematian, yaitu dihidupkannya kembali manusia setelah mengalami kematian.

Selanjutnya Hari Kiamat atau Yaumul Qiyaamah, menurut Agama Islam, itu adalah peristiwa hancurnya alam semesta beserta seluruh isinya, sehingga seluruh makhluk hidup itu akan binasa.

PEMBAGIAN HARI KIAMAT

Pembagian Hari Kiamat itu ada 2 macam yaitu : 1. Kiamat Shughra 2. Kiamat Kubra.

1. KIAMAT SHUGHRO yaitu hari berakhirnya kehidupan manusia di dunia ini secara perorangan dan lain sebagainya.

2. KIAMAT KUBRA yaitu hari berakhirnya kehidupan manusia di dunia ini secara menyeluruh disebabkan adanya kehancuran alam semesta, yang sudah ditentukan Allah SWT.

DALIL-DALIL TENTANG HARI KIAMAT

Dalil-dalil tentang Hari kiamat itu banyak, diantaranya seperti yang tersebut dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 7 yang artinya sebagai berikut :

“Dan sesungguhnya Hari Kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya dan bahwasanya Allah SWT, membangkitkan semua orang di dalam kubur.”

Dalil yang kedua, tersebut dalam Al-Qur’an surat An-Naml ayat 87 yang artinya sebagai berikut :

“Dan, (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah SWT. Dan, semua mereka datang menghadap-NYA dengan merendahkan diri.”

Dalil yang ketiga tersebut dalam Al-Qur’an surat Al-Zalzalah ayat 1-8 yang artinya berbunyi sebagai berikut :

Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat) dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat yang (dikandungnya) dan manusia bertanya : “Mengapa bumi (menjadi begini? Pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia keluar dalam keadaan yang bermacam- macam supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka, Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya pula.

Itulah bukti-bukti di atas sebagian dari ayat-ayat Al-Qur’an yang menunjukkan hari kiamat itu pasti ada. Selanjutnya manusia pada Hari Kiamat, setelah dibangkitkan dari kuburnya masing-masing dari sejak zaman Nabi Adam AS sampa zaman Nabi Muhammad SAW beserta seluruh umatnya, maka mereka harus mempertanggung – jawabkan semua amalan masing-masing sewaktu hidup di dunia dan tak satupun ada yang bisa berbohong kepada Allah SWT. Hal ini disebabkan semua amalan mereka waktu di dunia perdetik dan seterusnya sudah direkam, dicatat dan disimpan dalam memori komputer Allah SWT yang super canggih.

Apa itu nama merk komputer Allah SWT yang super canggih itu? Tiada lain itulah Rakib dan Atid. Rakib adalah nama Malaikat Allah yang bertugas mencatat amal baik manusia dan Atid adalah nama Malaikat Allah yang bertugas mencatat amal buruk manusia. Allah SWT memberikan tugas kepada kedua Malaikat tersebut di atas, bukan berarti Allah SWT tidak mampu menangani-NYA sendiri, tetapi justru karena Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Kuasa, maka Allah SWT mampu berbuat sekehendak-NYA.

Kembali kepada permasalahan amal baik dan buruk manusia waktu masih hidup di dunia, dimana kedua Malaikat itu tidak pernah salah mencatatnya. Setelah keduanya mencatatnya, maka pada Yaumul Hisab, keduanya mengembalikannya kepada manusia masing-masing sebagai laporan.

KEADAAN MANUSIA PADA WAKTU YAUMUL HISAB (HARI PERHITUNGAN AMAL)

Pada waktu Yaumul Hisab (hari perhitungan amal), seluruh amal perbuatan baik buruk manusia sewaktu hidup di dunia itu dihisab di hadapan Allah SWT, maka tak satupun mulut manusia itu bisa berbicara untuk memberikan kesaksian tentang amalannya waktu hidup di dunia itu, yang bisa berbicara hanya tangan, kaki dsb memberikan kesaksiannya. Hal ini sesuai yang Allah SWT nyatakan dalam Al-Qur’an Surat Yasin ayat 65 yang berbunyi :

Alyauma nakhtimu ‘alaaa afwaahihim wa tukallimunaaa aydiihim wa tasyhadu arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuun.

“Pada hari ini, kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. Yasin : 65).

Berdasarkan yang penulis uraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada hari kiamat semua makhluk termasuk manusia akan mati.
Seluruh manusia yang sudah meninggal duluan sesuai dengan amalannya masing-masing sewaktu hidup di dunia akan mendapatkan nikmat kubur atau siksa kubur. Selanjutnya orang-orang seperti itu pun, pada waktu Kiamat Kubro akan dihisab juga amalannya bersama orang-orang yang meninggalnya waktu Kiamat Kubro dan semua manusia pada Yaumul Hisab itu tidak ada yang bisa membela dirinya terhadap kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukannya sewaktu hidup di dunia, karena semua mulut terkunci, terkecuali tangan, kaki dsb memberikan kesaksiannya.

Maka berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka mumpung kita masih hidup marilah kita beramal kebajikan sebanyak-banyaknya semata-mata untuk mengharap Ridho dari Allah SWT. Selain itu karena kita ini hidup di dunia cuman satu kali, marilah kita menjadi orang yang cerdas yang mau memperhatikan kehidupan kita di dunia dan juga kelak di akhirat. Semoga tulisan ini ada manfaatnya buat semuanya dan semoga Allah SWT melindungi kita semua Aamiin Ya Robbal’aalamiin. (***/GOES)

(Penulis adalah Alumni Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Assu’udi (LPBA) di Jakarta Tahun 1985)

Related posts

Rasanya Sulit Tembus 51 Persen, PILKADA JAKARTA 2024 Bakal Melalui Dua Putaran

Siapa Lebih Unggul di Pilkada Jakarta, DUEL STRATEGI Tim Sukses Prasetyo Edi Marsudi versus Ahmad Riza Patria

10 Tahun Era Jokowi, PERS NASIONAL Darurat Kelembagaan – Krisis Identitas & Expansi Bisnis Masif Kurang Etika