Ceramah Ustadz H Sopiyudin M.Ag Sebut 4 Indikator Keberhasilan Kita Setelah Melewati Ramadhan

JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Saat ini kita sudah lebih dari tiga pekan memasuki bulan Syawal. Setelah sebelumnya sepanjang Ramadhan kita menjalani perintah puasa sebulan penuh. Apakah kemudian bisa disebut meraih keberhasilan? Ada 4 indikator penting dari apa yang kita jalani selama Ramadhan.

Hal tersebut di atas disampaikan Ustadz H Sopiyudin M.Ag saat mengisi talim singkat yang dihadiri ratusan jamaah dari kalangan pegawai dan wartawan di Masjid Fatahilah Balaikota Pemprov DKI Jakarta, seusai sholat Dzuhur berjamaah, Kamis (25/5/2022). Ceramah yang disampaikan pun cukup mengena dan sangat menyentuh kalbu.

Ramadhan bukan tujuan melainkan instrumen yang Allah SWT hadirkan agar kita menjadi pribadi yang taqwa. Setelahnya, apakah kita bisa disebut meraih target itu? Yakni, lebih meningkat kadar ketaqwaan kita, ” tutur ustadz muda asal Tegal (Jawa Tengah) yang ceramahnya sangat gamblang dan komunikatif.

Menurutnya untuk ke-4 indikator keberhasilan kita dari Ramadhan yang pertama adalah semakin takut melakukan kemaksiatan karena merasakan kehadiran Allah SWT. Sebab, tambah Ustadz Sopiyudin, ibadah di bulan Ramadhan (berpuasa) yang tahu itu hanya diri kita dan Allah SWT. Bahkan dalam hadist Qudsi disebutkan bahwa ibadah puasa itu khusus untuk-KU (Allah SWT).

“Seperti seorang pejabat, karena semakin takut berbuat maksiat, sehingga tidak mau (takut) korupsi karena Allah SWT. Begitu pula dengan diri kita sebagai suami, tidak berkhianat. Jadi yang kita peroleh sepanjang Ramadhan, apakah kita merasakan kehadiran Allah SWT?” Begitu paparnya dengan kalimat tanya.

Untuk indikator kedua adalah semakin memiliki komitmen kuat dalam mengimplementasikan Al-Qur’an. Seharusnya Al-Qur’an bukan cuma dibaca. “Jangan kita terjebak dalam mengejar target kuantitatif (banyak membaca), tapi lebih dari itu perlu kualitatifnya, yakni dipahami, dihayati dan diamalkan,” kata Ustadz Sopiyudin, lagi.

Ditambahkannya bahwa Al-Quran adalah konsep yang paling cocok buat kehidupan kita. Fungsi Al-Qur’an itu sebagai pedoman atau imam yang harus diikuti. Kalau kata Al-Qur’an merah, ya merah kata kita. Ke selatan kata Al-Qur’an, ya ke selatan kita melangkah. Orang yang memposisikan Al-Qur’an sebagai imam, dipastikan akan meraih kesuksesan dunia dan akherat.

Sedangkan untuk indikator yang ketiga, yaitu kita harus semakin bersyukur dan bersabar, apapun persoalan yang dihadapi. “Kondisi apapun yang terjadi pada orang beriman, pasti akan berakhir dengan kebaikan. Ketika diberikan banyak kemudahan, dia bersyukur. Sebaliknya, ketika kesulitan menerpa, dia akan bersabar. Happy endingnya didapat karena dihadapi dengan penuh keikhlasan” urainya.

Sementara itu untuk bagian yang terakhir (keempat), indikatornya adalah seseorang yang punya pandangan ke depan untuk mempersiapkan hidup pasca kematian. Mukmin yang paling cerdas berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW adalah yang paling banyak mengingat kematian dan mempersiapkan amal sebaik mungkin. ■ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

KKN di Rumah Ibadah, UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA Bikin Seminar Tema ‘Manajemen Keuangan Masjid’

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘RELASI TUHAN & HAMBA’

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, SELAMAT BERTUGAS Para Pemimpin Negeri