PosBeritaKota.com
Syiar

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal, AYAT PERTAMA dalam Al-Qur’an Berupa Kalimat Perintah Iqra’

OLEH : PROF. DR. KH. NASARUDDIN UMAR, MA

MENGAPA ayat pertama dalam Al-Qur’an berupa kalimat perintah Iqra’ (bacalah)? Mengapa itu untuk seseorang yang buta huruf (ummy)? Prof Hull, siklus pergumulan antara agama dan ilmu pengetahuan terjadi setiap enam abad. Ia memulai penelitiannya dengan mengkaji Abad VI SM (Sebelum Masehi) sampai Abad I M (Masehi).

Periode ini ditandai dengan lahirnya tokoh-tokoh filsafat Yunani terkemuka, seperti : Tales, Pytagores, Ariatoteles dan Plato. Pada periode ini, para filsuf mengunguli popularitas pemimpin politik dan pemimpin agama. Tokoh agama hampir tidak ditemukan ketika itu.

Periode kedua diawali oleh lahirnya Nabi Isa (I Masehi) sampai Abad VI Masehi. Periode ini ditandai dengan merosotnya popularitas filsuf atau ilmuwan dan menguatnya peran penguasa yang berkoalisi dengan gereja.

Mereka mengaku jadi wakil Tuhan di bumi. Pada periode ini, hampir tidak ditemukan filsuf dan ilmuwan. Sebaliknya, tercatat sejumlah Raja yang otoriter. Orang-orang tidak berani mengkaji ilmu pengetahuan karena itu berarti malapetaka baginya, terutama jika hasil pemikirannya bertentangan dengan pendapat Istana dan Gereja.

Akibatnya muncullah zaman kegelapan dan kebodohan. Periode inilah yang melatari lahirnya agama Islam. Dari sini, dapat dipahami mengapa Iqra’ menjadi starting point ajaran Islam.

Periode ketiga diawali dengan lahirnya Muhammad SAW (Abad VI Masehi) sampai Abad Kebangkitan Eropa (Abad XIII Masehi). Rasulullah memadukan ilmu pengetahuan dengan agama yang disimbolkan dengan Iqra’ bi ismi rabbik! (bacalah dengan nama Tuhanmu)

Iqra’ adalah simbol ilmu pengetahuan, sedangkan bi ismi rabbik atau bi ismi rabbik sebagai simbol agama. Iqra’ tanpa bi ismi rabbik atau bi ismi rabbik tanpa Iqra’ terbukti tidak mengangkat martabat manusia dan kemanusiaan.

Periode keempat diawali dengan melemahnya pusat-pusat Kerajaan Islam dan Kebangkitan Eropa di Abad XIII. Pada periode ini, dunia Barat hanya mengembangkan sains dan teknologi, tetapi melupakan agama sebagai pembimbingnya. Mereka mengambil kekayaan intelektual dunia Islam, tetapi meninggalkan agamanya.

Periode kelima ditandai dengan kejenuhan manusia memuja pikirannya sendiri. Akhirnya, muncul berbagai gerakan dan filsafat yang bertema kemanusiaan, seperti gerakan posmodernisme.

Menurut Hul, manusia tidak akan pernah melepaskan diri dari agama. Dan, agama yang tidak sejalan dengan ilmu pengetahuan tidak punya tempat pada masa depan. Akankah Islam menjadi harapan agama masa depan? (***/goes)

Related posts

Ingat Jangan Lupa Bayar Zakat, KYAI MUHAMMAD MAKHTUM Sebut Sikap Kedermawanan Telah Dicontohkan Rasulullah SAW

Redaksi Posberitakota

Berbuat tapi Kagak Ngaku Bersalah, USTADZ HUSNI MUBAROK Sebut Awalnya Dosa Kecil Akan Jadi Dosa Besar

Redaksi Posberitakota

Gelar Tabliq Akbar & Santunan Anak Yatim, MASJID BAITURAHIM ANGKASA PURA JAKPUS Hadirkan Ustadz Kasif Heer

Redaksi Posberitakota

Leave a Comment

Beranda
Terkini
Trending
Kontak
Tentang