JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Bisa jadi bukti kalau sosok satu ini kepengen terus tetap kreatif dan produktif. Karena itulah seniman, musisi dan penyanyi Ageng Kiwi, kembali merilis karya terbaru bertajuk ‘Tak Lereni Wae’ (Ku Akhiri Saja). Sebuah lagu dengan pendekatan rock dangdut koplo. Musik yang memadukan antara musik dangdut dan rock dalam kaidah langgam Jawa, Campursari.
“Yang pasti, kehadiran musik dengan formasi rock dangdut koplo masih akan terus mempengaruhi eksistensi musik Indonesia. Apalagi ditunjang kehadiran platform streaming musik dan media sosial,” celetuk Ageng Kiwi kepada POSBERITAKOTA yang menghubunginya di Sanggar Humaniora, Kranggan Permai, Jatisampurna, Bekasi Kota, Jumat (19/8/2022).
Jika sekarang muncul lagi lewat tembang ‘Tak Lereni Wae‘, kata Ageng, sekaligus untuk menjawab kerinduan sahabat ambyar. Pasalnya, lanjut dia, lagu tersebut memiliki kesamaan karakter dengan lagu-lagu almarhum Didi Kempot.
“Nuansanya amat syahdu, sedih, patah hati dan penuh kenangan pahit. Ada kesamaan dengan lirik-lirik dan nada lagu Mas Didi Kempot yang memiliki sisi magic,” imbuh seniman serba bisa, karena aktif pula sebagai aktor film dan sinetron ini.
Saat ditanya soal trend musik saat ini, menurut Ageng, juga masih didominasi oleh musik-musik yang viral melalui media sosial (Medsos), seperti TikTok. Dan, ternyara pengaruhnya sangat luas dan besar. “Jadi kalau misalnya ada satu lagu yang tiba-tiba viral di TikTok pasti akan ada pengaruhnya ke sales, streaming, dan yang lainnya,” papar aktor film layar lebar ‘Bunker Mawar Hitam’ ini.
Sama halnya lagu-lagu yang hit dan viral, Ageng berharap tembang “Tak Lereni Wae“ juga viral dan booming, serta disukai masyarakat. “Saya berharap lagu ini disukai masyarakat. Buat teman-teman yang lagi cari referensi untuk backsound video di TikTok atau Medsos, lagu ini enak banget. Liriknya puitis, tapi lugas mudah diingat. Dipadukan dengan musik koplo Campursari khas TikTok. Cocok buat yang lagi galau,” ucap Ageng, lagi.
Tembang ‘Tak Lereni Wae’ merupakan karya musisi Madi Oetama dan sekaligus sebagai penata musiknya. Untuk produksinya ditangani oleh AK Production. Sedangkan Madi Oetama merupakan musisi yang karya-karyanya sangat mewarnai blantika industri musik tanah air, khususnya lagu-lagu dangdut. Dinyanyikan para penyanyi kenamaan.
Lagu karya Madi Oetama yang sempat booming antara lain lagu “Buaya Buntung” dan “Masa Lalu” yang dilantunkan penyanyi fenomenal Inul Daratista. Selanjutnya lagu “Sambel Lado” dinyanyikan Ayu Ting Ting, “Selalu Rindu” Rita Sugiarto serta lagu “Badut Badut Kota” dinyanyikan Ageng Kiwi.
Sebagai fungsionaris Partai Nasdem, Ageng Kiwi tetap optimistis dengan kerja kreatif di tahun politik. Pesta demokrasi mendatang, menurutnya, harus menjadi momentum kebangkitan dalam berbagai aspek kehidupan.
Terkait posisinya sebagai seniman, masih menurut Ageng, sejatinya tak hanya menempatkan senia sebagai alat hiburan. “Seni juga bisa berperan sebagai sarana penguatan; seni politik; seni pembebasan dan kemanusiaan,” tutur Ketua Komunitas Amal Sedekah Ikhlas Hati (KASIH) ini.
Terkait pandemi COVID-19, dikatakan Ageng, menyebabkan menurunnya aktivitas di berbagai sektor. Di satu sisi, tuntutan untuk memulai kembali berbagai aktivitas semakin menguat ditandai dengan dilonggarkannya pembatasan sosial. Bahkan, dampaknya membuat berbagai hal menjadi timpang. Oleh karenanya, masa new normal menjadi kesempatan untuk melakukan penguatan di berbagai sektor.
“Saat ini memang dunia seni dalam aktivitas fisik terbatas dan sunyi. Semua tentu mencari jalan agar pandemi bisa kita maknai sebagai kebangkitan seni. Seniman harus bangkit beraktivitas dan kembali berproduksi,”ujar pemerankan tokoh Pakde Slamet dalam sinetron ’Seleb’ yang tayang di SCTV, menyudahi obrolannya. ■ RED/R ALDIANSYAH /EDITOR : GOES