Kajian Pilihan, DRS KH ABDURAHMAN BUSTOMI MA Berkisah Makna Filosofi Ibadah Haji dalam Hadist Rasulullah SAW

JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Melalui program kajian pilihan di Masjid Istiqlal Jakarta, Drs KH Abdurahman Bustomi MA, berkisah tentang ‘Makna Filosofi Ibadah Haji dalam Hadist Rasulullah SAW‘. Seperti biasa ribuan jamaah rutin yang datang ke masjid super megah dan terbesar di kawasan Asia Tenggara tersebut, begitu tekun dan khusyuk serta tak melewatkan untuk datang ke kajian tersebut.

FILOSOFI KA’BAH

Jadi siapakah yang membangun Ka’bah? Para malaikat-lah yang membangun Ka’bah, karena Nabi Ibrahim AS yang pertama kali tahu dan datang ke situ. Maka Nabi Ibrahim mengatakan sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim/14 ayat 37 yang Artinya : “Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanaan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur”.

Menurut KH Abdurahman Bustomi bahwa hal itu berarti Nabi Ibrahim AS mengetahui bahwa di situ sudah ada Ka’bah. Hanya saja, Nabi Ibrahim AS meninggikan daripada Ka’bah itu sendiri. Sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an Surat al-Baqarah/2 ayat 127 yang Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, seraya berdoa, Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkau Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui”.

“Nabi Ibrahim AS adalah nabi yang meninggikan pondasi Ka’bah yang sudah ada di situ, kemudian setelah beres, Nabi Ibrahim AS berdoa, Wahai Allah SWT Tuhanku Terimalah amalan pembangunan daripada Ka’bah ini dengan Ismail. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dan, Nabi Ibrahim AS berdoa dengan Robbana waj’alna muslimaini laka dan seterusnya,” urainya.

FILOSOFI SA’I DI BUKIT SHOFA & MARWA SERTA AIR ZAMZAM

“Kalau kita ditanya, mengapa itu amalan Haji seperti anak kecil saja? Para jamaah bisa bayangkan dari Shafa berjarak kurang lebih 400 meter ke Marwa hanya jalan-jalan begini saja. Dan, lari kecil-kecil seperti anak kecil, intinya apa? Sesungguhnya Ya Allah, aku ini taat tunduk patuh kepada-MU dengan penuh sangat aku disuruh begini. Maka aku laksanakan itu intinya. Jadi, itu hanya sebagai simbolis-simbolis saja,” urainya.

KH Abdurahman Bustomi kemudian menambahkan bahwa Sa’i bermakna dalam bahasa Arab adalah bisnisman, orang yang berusaha, kemudian Shafa adalah bening bersih artinya orang yang berusaha dimulai dari hal-hal yang sifatnya bersih. Modalnya jenis usaha apapun bentuknya harus bersuci supaya sampai ke Marwah.

Marwah, ditambahkan KH Abdurahman Bustomi lebih lanjut, maknanya adalah menuai panen, siapa orang yang berusaha dari hal-hal yang bersih, endingnya, estimasi usahanya yang insya Allah menjadikan dia berbahagia untuk kebahagiaan dirinya dan semuanya itulah makna dari Sa’i.

Pada bagian akhir kajiannya, KH Abdurahman Bustomi pun bertanya kepada para jamaah. Ketika Siti Hajar kehabisan air lalu berusaha, pertanyaannya saat Siti Hajar suatu kali berjalan dari Shafa ke Marwa mencari air, apakah Allah SWT memiliki dan berkuasa memberikan air Zamzam kepada Siti Hajar?

“Tentu Allah SWT sangat berkuasa, tapi mengapa Allah SWT membiarkan sampai 7 (tujuh) kali bolak-balik, maknanya adalah kalau kita usaha tidak boleh menyerah. Sampai maksimal upaya itu 7 (tujuh) kali, sampai hasil didapatkan maksimal. Lalu pertanyaanya selanjutnya siapakah yang mendapatkan air itu? Apakah ibunya yang mencari ataukah bayinya? Ternyata yang mendapati air Zamzan itu, justru bayinya. Jadi, maknanya orangtua yang terus berusaha, tapi nanti kelak anak keturunan kita akan menjadi orang-orang yang lebih hebat daripada kita, aamiin. Wallahu alam bisshawab,” tutup KH Abdurahman Bustomi dalam kajiannya. ■ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

KKN di Rumah Ibadah, UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA Bikin Seminar Tema ‘Manajemen Keuangan Masjid’

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘RELASI TUHAN & HAMBA’

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, SELAMAT BERTUGAS Para Pemimpin Negeri