Ceramahnya Menusuk Kalbu, PROF DR AL-HABIB AHMAD AL-KAFF MA : “Jangan Setelah Maulid Kelakuan Kita Tetap Saja Masih Jelek”

BEKASI (POSBERITAKOTA) □ Dengan mengusung tema ‘Spirit Maulid Nabi Muhammad SAW Menebar Empati, Memperkuat Silaturahmi dan Mewujudkan Insan Penganyom yang Berakhlak‘, ceramah Prof Dr Al Habib Ahmad Al-Kaff MA sangat menyentuh kalbu. Bahkan, memberi penegasan kepada seluruh jamaah agar jangan setelah hadir diperingatan Maulid Nabi Muhammad SAW, lantas kelakuan kita masih saja tetap jelek (buruk/red).

Demikian benang merah (esensi) ceramah yang disampaikan dihadapan kurang lebih 200-an warga dan tamu undangan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H, bertempat di Masjid Jami Abubakar Ash-Shiddiq RW 024 Blok AL – AM Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Gerbang Timur, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Sabtu (5/11/2022) malam kemarin.

“Kita berada di majelis ini, tidak atau bukan sekadar berkumpul. Tapi, kita sedang memperingati hari kelahiran manusia mulia yakni Rasulullah atau Baginda Nabi Muhammad SAW. Seseorang yang menjadi kekasih dan sangat dicintai Allah SWT,” ucap penceramah yang juga pengisi atau kerapkali tampil dalam program ‘Damai Indonesiaku‘ di TVOne tersebut.

Menurutnya, kenapa kita harus hadir atau bikin acara Maulid seperti ini? “Karena kita memuliakan Muhammad SAW sebagai kekasih Allah SWT. Juga, karena Beliau (Rasulullah SAW) berjuang untuk kita sebagai umatnya dengan berdoa kepada Allah SWT. Ya, ummati….ya ummati, selalu itu yang dikatakannya. Selalu ingat kepada kita untuk minta keringanan atas segala dosa, agar kelak mendapat ampunan dari Allah SWT,” urainya.

Masih dalam ceramahnya, Prof Dr Al-Habib Ahmad, menyampaikan bahwa hanya kepada Allah SWT, kita bisa berharap. Tidak hanya masalah di dunia saja, tetapi juga nanti di akherat. “Hanya Baginda Nabi Muhammad SAW yang bisa memberikan safaat kepada kita sebagai umatnya. Makanya, jika ada yang membenci Maulid itu adalah orang yang keblinger,” tegasnya seraya mengingatkan.

Digambarkan lebih jauh bahwa akan ada Hari Akhir (Kiamat). Dan, masalah percaya kepada Hari Akhir itu sendiri adalah masalah iman. “Nah, ketika di Padang Maghsar nanti, kita seluruh umat manusia dikumpulin. Semua akan nafsi-nafsi (masing-masing) di Padang Maghsar. Dari Nabi Adam AS sampai puluhan Nabi lain yang terakhir, tidak ada yang berani ketemu Allah SWT, kecuali Nabi Muhammad SAW. Lantas, apa yang dilakukan? Meminta segala ampunan (untuk memberi safaat) atas umat Nabi Muhammad SAW,” tuturnya.

Hal itulah menjadi contoh bagi kita semua di akherat nanti bagaimana? Bagi orang-orang yang dzalim pun ikut dikumpulkan. Bahkan, di dunia ini kita selalu diingatkan soal kematian. Jadi, jangan merasa kuat, sesuai dengan takdirnya pasti akan menghadapi apa yang dinamakan kematian. Dengan begitu, diharapkan menjadi takut berbuat dzalim. Termasuk kepada keluarga. Suami jangan dzalim kepada istri. Begitu pula sebaliknya, istri jangan dzalim kepada suami.

Singgung tema ceramahnya ‘Spirit Maulid Nabi Muhammad SAW Menebar Empati, Memperkuat Silaturahmi dan Mewujudkan Insan Pengayom yang Berakhlak‘, dijabarkan Prof Dr Al-Habib Ahmad hendaknya bisa menjadi obat. “Kita jangan hasut. Jangan benci. Sebab, semua itu akan dipertanggungjawabkan di Hari Pembangkitan (Kiamat) nanti. Sebaik-baiknya kalian adalah yang baik sama keluarga,” ucapnya.

Secara lebih luas lagi, melalui ceramahnya juga singgung soal kondisi di negara kita (Indonesia) ini sedang terjadi ‘krisis kejujuran‘. “Lebih banyak berbohong dan itu akan dibuka oleh Allah SWT. Apalagi, Rasulullah SWT sangat tidak menginginkan hal itu. Lewat momentum peringatan Maulid Nabi ini, marilah kita kembali kepada kejujuran. Tinggalkanlah kebohongan. Rasulullah SAW mengajarkan kita sebagai umatnya, peganglah kejujuran. Dengan modal kejujuran, kita pun bakal dapat surga di rumah. Juga dapat stempel dari Allah SWT,” telaahnya, panjang lebar.

Prof Dr Al-Habib Ahmad kemudian memaparkan untuk apa kita menggelar acara Maulid Nabi? Tujuannya demi untuk memperbaiki diri. “Dalam Maulid ini mencontohkan yang terbaik. Juga segala ajakan baik. Ingat masa mudamu, sebelum datang masa tuamu. Ingat segala perbuatanmu, sebelum nanti mendapat balasan setelah kematian. Makanya, jangan setelah Maulid, kelakuan kita tetap jelek (buruk-red). Marilah kita sama-sama bangkit dalam berbuat kebaikan,” katanya dengan kalimat sangat menyentuh kalbu.

Menutup ceramahnya, Prof Dr Al-Habib Al- Kaff MA mengingatkan bahwa kita jangan pandai urusan dunia saja, tapi jelek (buruk) untuk urusan akherat. “Seperti kita punya anak, ya harus diurus. Sebab, anak yang sholeh, bisa memberi safaat kepada orangtua. Malah orangtua bisa masuk neraka, ya gara-gara anak,” ungkapnya. Namun diawal ceramahnya sempat mengingatkan agar seluruh warga RW 024 VGH mau bahu-membahu agar pembangunan Masjid Jami Abubakar Ash-Shiddiq bisa cepat kelar, jika mau bersatu padu untuk bergotong royong.

Sementara itu Kyai Abdu Rasyid S.Ag saat diminta menutup pelaksanaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, menyampaikan petuah bahwa dari pelaksanaan acara Maulid tidak hanya menampilkan fisiknya saja. “Tapi, jauh lebih penting adalah ruhnya. Pahami dan resapi apa yang menjadi esensi dari segala yang diajarkan atau dicontohkan Rasulullah, Baginda Nabi Muhammad SAW kepada kita sebagai umatnya,” ucapnya singkat sekaligus menutup dengan membacakan doa.

Namun sebelum acara Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H dimulai pada pukul 21.00 WIB, terdapat sambutan-sambutan. Baik dari Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Jami Abubakar Ash-Shiddiq Ustadz Muhammad Kamil, Ketua RW 024 Sahid Sutomo maupun perwakilan dari Kelurahan Kebalen Ustadz H Nur Ali. Tidak ketinggalan peran Ustadz H. Burhanudin selaku penaggungjawab acara yang juga dikenal sebagai Ketua Bidang Kerohanian RW 024 VGH, Kebalen, Babelan, Bekasi.

Hadir pula sejumlah tamu undangan lain dari Ketua bersama jajaran pengurus DKM se-VGH Gerbang Timur. Beberapa di antaranya Ustadz Faisal Fahmi Jayani, Ustadz Khoirul Anwar serta banyak lagi yang lainnya. Termasuk dari unsur Babinsa Kelurahan Kebalen (Kecamatan Babelan) yang diwakili Bapak Ismail, Ustadz Tirmidzi, Ustadzah Nur Aliyah S.Pd dan Ustadz H Aang Kunaefi S.Pd. □ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

KKN di Rumah Ibadah, UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA Bikin Seminar Tema ‘Manajemen Keuangan Masjid’

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘RELASI TUHAN & HAMBA’

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, SELAMAT BERTUGAS Para Pemimpin Negeri