Lewat Program ‘Hikmah’, DR ABDUL ROSYID TEGUHDIN HAMID M.PD Jabarkan Soal Bagaimana Memakmurkan Masjid

JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Melalui program ‘Hikmah‘ yang rutin digelar sebelum pelaksanaan sholat Jum’at dalam setiap pekannya di Masjid Istiqlal Jakarta, Dr Abdul Rosyid Teguhdin Hamid M.Pd menjabarkan soal bagaimana memakmuran masjid. Dihadiri tidak kurang dari ribuan jamaah, ceramahnya mampu memberikan pencerahan terkait upaya ideal pengelolaan sebuah rumah ibadah (masjid-red).

Dijabarkan Dr Abdul Rosyid bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk mengisi kehidupan yang ada di bumi atau disebut sebagai khalifah fil ardhi (pemimpin di bumi). Dan, keberadaan manusia tidak hanya sebagai pengisi bumi dengan melakukan berbagai aktifitas untuk meramaikan kehidupan di bumi, tetapi yang terpenting adalah manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah kepada-NYA, “Tidak diciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada Allah SWT“.

“Ibadah utamanya adalah melakukan shalat yakni ibadah dalam bentuk gerakan dan ucapan diajarkan oleh Rasulullah SAW, sebagai penghambaan seorang hamba kepada Tuhannya. Shalat dikerjakan secara berjamaah atau sendiri dan dilakukan di dalam masjid yang berfungsi sebagai tempat ibadah umat Islam,” ucapnya, mengawali kajian.

Menurutnya, keberadaan masjid untuk sarana ibadah sangat dibutuhkan, maka perkembangan masjid di dunia tumbuh sangat signifikan (meningkat). Bahkan, diperkirakan jumlah masjid di seluruh dunia mencapai 3,6 juta masjid. Tentu dengan banyaknya jumlah masjid, maka umat Islam menjadikan tempat ibadah ini sebagai perantara hubungan kepada Allah SWT dan manusia sehingga masjid tidak hanya dijadikan pusat ibadah saja tetapi sebagai kegiatan kemanusiaan

Hubungan masjid dengan kegiatan kemanusiaan (humanity) adalah kegiatan – kegiatan yang diselenggarakan untuk memakmurkan masjid. Artinya bukan memperindah masjid, tetapi menjadikan fungsi masjid sebagai tempat memanusiakan manusia.

Seperti kalau orang kaya masuk masjid statusnya adalah jama’ah. Begitu juga orang miskin masuk masjid, maka statusnya adalah jama’ah. Jadi, status seseorang ketika masuk masjid adalah jama’ah yang akan menjadi hamba Allah SWT.

Kembali dijelaskan Dr Abdul Rosyid di dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 18, terdapat kriteria orang – orang yang memakmurkan masjid:

1. Orang-orang yang beriman kepada Allah SWT dan hari kemudian.

2. Serta melaksanakan shalat.

3. Menunaikan zakat.

4. Tidak takut, kecuali kepada Allah SWT.

5. Mereka orang-orang yang mendapat petunjuk.

Pertama, masjid menjadi bagian terpenting dalam isi bumi ini, karena menjadi berkumpulnya orang-orang yang beriman kepada Allah SWT dan hari kemudian. Ketika seseorang memasuki masjid, maka statusnya adalah seorang hamba Allah (Abdullah).

Kemudian, orang yang memakmurkan masjid. maka ia adalah hamba Allah SWT, walaupun ia kyai besar, pengusaha ternama dan pejabat terhormat. Ketika masuk masjid maka statusnya adalah seorang hamba. Itu ciri khas seseorang yang memakmurkan masjid adalah sebagai hamba sahaya yang beriman kepada Allah SWT dan hari kemudian (akhirat).

Kedua, tidak ada aktifitas yang paling utama di masjid, selain ibadah shalat. Maka ketika ingin meramaikan masjid jadikan shalat sebagai tujuan utama sebagaimana fungsi shalatSesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar(QS. Al Ankabut: 45). Dan, orientasi dibangun masjid bukan untuk pamer atau gagah-gagahan, tetapi menumbuhkan kesadaran bagi diri pengurus dan jama’ah serta masyarakat disekitar untuk taat kepada Allah SWT sebagai pemilik rumahnya (Baitullah).

Ketiga, harta yang kita miliki ada kewajiban untuk membersihkannya, yakni dengan membayar zakat dan sedekah. Orang- orang yang memakmurkan masjid adalah harta yang ia miliki digunakan untuk menghidupkan masjid dengan menyisihkan hartanya kepada marbot, imam dan muadzin sebagai salah satu golongan orang yang menerima zakat (asnaf-jalur Fii sabilillah), sehingga 3 pilar masjid ini (marbot, imam dan muadzin) hidupnya sejahtera.

Keempat, bagi orang-orang yang memakmurkan masjid ia tidak takut kepada siapapun, kecuali kepada Allah SWT. Mereka orang-orang yang optimis melihat masa depan karena orientasinya adalah ridhallah.

Kelima, adalah hasil dari rumusan keempat, ketika digabungkan yakni dilaksanakan maka Allah SWT akan memberikan petunjuknya. ■ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, MERAMU IKHLAS dari Wafatnya Orang yang Terkasih

Kajian Jumat Pilihan di Masjid Istiqlal Jakarta, AKHLAK Terhadap yang Lemah & Susah

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, MAKNA ESOTERIS Kumandang Adzan