Resmikan Masjid Al Husna, WALIKOTA DEPOK Ingatkan Lagi Fungsi Sosial Bagi Masyarakat Sekitar

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Walikota Depok Dr KH Mohammad Idris Lc MA meresmikan renovasi Masjid Al Husna di Banjaran Pucung, Kecamatan Cilangkap, Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (22/3) yang baru lalu. Acara peresmian dilakukan dengan sangat sederhana, tanpa upacara seremonial sebagaimana biasanya, Walikota hanya menggunting pita dan kemudian menanda-tangani prasasti.

Dalam kesempatan tersebut, Walikota Depok menyatakan rasa syukur karena renovasi Masjid Al Husna telah berjalan dengan relatif cepat, tak sampai setahun setelah kedatangannya yang pertama. Ia berharap Mesjid Al Husna dapat menjadi kegiatan yang bukan hanya bersifat keagaamaan saja, namun bisa juga kegiatan sosial dan kemasyarakatan.

“Sejak zaman Nabi Muhammad SAW, fungsi masjid telah menjadi pusat kegiatan masyarakat, terutama untuk ibadah dan kegiatan yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat, seperti pengumpulan zakat”, ucapnya

Terlebih lagi, lanjut dua, bulan suci Ramadhan telah tiba. “Ramadhan itu musim tilawah. Jadi, kalau Ramadhan dijadikan musim tilawah, insyaallah menjadi ahli tilawah dan jangan sampai Ramadhan dijadikan tilawah musiman,” imbuhnya.

Masjid Al Husna sendiri merupakan mesjid tua yang dibangun pada tahun 1987, lalu pada 2 Oktober atas inisiatif KH Dedy Rahmat Sandi, pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Al-Faaqih. Mesjid tersebut dilakukan renovasi besar-besaran. Renovasi telah berjalan hampir 80 % dan diperkirakan akan selesai dalam waktu beberapa pekan lagi.

Renovasi Masjid Al Husna memang berjalan dengan lancar, sekitar 5 bulan telah relatif selesai. Menurut KH Dedy Rahmat Sandi, sebagai ketua pembangunan mesjid, kerja keras semua pihaklah yang membuat pembangunan begitu lancar.

“Bulan Oktober 2022 saya memulai pembangunan masjid ini hanya dengan dana 30 juta. Bismillah aja. Saya yakin, Allah SWT akan memberi kemudahan,” ujar KH Dedy Rahmat Sandi yang biasa disapa Abah Dedi.

Arsitektur baru Masjid Al Husna juga menjadi perhatian Abah Dedi. Arsitektur baru memang sangat jauh berbeda dengan arsitektur awal. Pada beberapa bagian masjid tersebut menggambarkan simbol-simbol tertentu.

“Ada beberapa bagian masjid yang memiliki filosofi khusus, seperti jumlah pintu dan jendela di bagian atas. Jumlah pintu ada tujuh, menggambarkan tujuh pintu surga. Sedangkan jumlah jendela di atas berjumlah delapan, merupakan simbolisasi delapan hawa nafsu yang ada di dalam tubuh kita,” tukas Abah Dedi.

Bagian yang juga unik adalah tempat duduk khotib yang merupakan persembahan Sultan Kacirebonan IX kepada Abah Dedi yang lalu diletakkan di dalam masjid.
“Tempat duduk khotib itu adalah Sela Palinggihan yang biasa digunakan oleh khotib di Masjid Agung ketika berdakwah,” ujar Abah Dedi seraya menjelaskan bahwa Masjid Al Husna sudah bisa digunakan untuk sholat tarawih seluruh warga setempat. ■ RED/HANNOENG M. NUR/EDITOR : GOES

Related posts

Aneh Pelapor Tak di ‘BAP’, KUASA HUKUM AKHMAD TAUFIK SH : “Perkaranya Ini Jelas Menabrak KUHP”

Tagih Janji Developer, WARGA PENGHUNI Cluster Beryl Permata Tangerang Keberatan Taman RTH Beralih Fungsi

Bakal Terus Tancap Gas, PROGRAM PTSL 2024 di Indramayu Kejar Target Harus Rampungkan 53 Ribu Bidang