JAKARTA (POSBERITAKOTA) ■ Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerima audiensi Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi), mengajak seluruh umat Buddha di Indonesia, khususnya di Jakarta, turut aktif bersama umat beragama lain untuk saling menjaga suasana damai dan tenteram, terutama menjelang pelaksanaan Pemilu 2024.
“Saya mengajak umat Buddha, melalui Permabudhi, untuk dapat mendukung dan menciptakan suasana yang damai, adem dan tenteram menjelang tahun politik. Kita berikan ketenangan kepada rakyat untuk memilih dengan damai,” kata Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono ditemui di Balaikota, Jakarta, Selasa (9/5/2023).
Menurut Heru Budi bahwa pihaknya memberikan apresiasi kepada Permabudhi yang telah melakukan pembinaan umat. “Karena ini sejalan dengan komitmen Pemprov DKI yang ingin menciptakan suasana rukun dan damai di DKI Jakarta, sehingga turut mendukung terciptanya Indonesia damai, sejahtera dan maju,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Umum Permabudhi Prof. Dr. Philip K. Widjaja, menambahkan bahwa pertemuan tersebut membahas perkembangan pembinaan umat Buddha yang dilakukan Permabudhi bersama dengan Heru Budi.
“Beliau mengapresiasi pembinaan umat Buddha yang kami lakukan dan pembinaan ini dilakukan bekerja sama dengan elemen-elemen masyarakat yang luas, bukan hanya internal saja,” kata Philip.
Ditambahkan Philip, Pj Gubernur Heru Budi berharap agar umat Buddha bisa memberikan aspirasinya untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat Indonesia secara utuh. “Beliau juga mengarahkan bagaimana kita semua umat beragama bisa rukun dan damai, serta memiliki semangat untuk bekerja,” tugas Philip.
Menjelang pelaksanaan Pemilu 2024, diungkapkan Philip, Heru Budi meminta umat Buddha memberikan dukungan dengan menciptakan suasana yang damai, tidak ribut-ribut dan tidak ikut-ikutan kegiatan yang mengarah pada pemisahan atau pengkotak-kotakan umat beragama.
“Sebab, kami mendukung pemerintah dalam menciptakan suasana yang adem ini. Termasuk mendukung gagasan dari Kementerian Agama (Kemenag RI), yaitu moderasi beragama, yakni tidak ekstrem ke kanan atau ke kiri. Tetapi, jalan di tengah dengan pemikiran yang jernih dan niat baik untuk Indonesia, tidak untuk kelompok sendiri,” ucap Philip. □ RED/JON ABY/AGUS S