27.5 C
Jakarta
28 April 2024 - 04:40
PosBeritaKota.com
Nasional

Ajak Siswa Berani ‘Spek-Up’, SENATOR SYLVIANA MURNI Gaungkan di Hari Anak Nasional 2023

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Berani mengungkapkan pendapat atau berterung terang (Spek-Up-red) perlu menjadi perhatian khusus bagi orangtua, agar anak-anak mereka bisa tumbuh dan berkembang sesuai harapan. Pilihannya adalah dengan melakukan pendampingan, meski tugas tersebut bukanlah hal yang mudah.

Peringatan tersebut digaungkan Senator (Anggota DPD RI) Dapil DKI Jakarta, Sylviana Murni di peringatan Hari Anak Nasional 2023 dengan tema ‘Speak-Up’ yang diselenggarakan di Gedung Nusantara V Komplek DPR/MPR RI, Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Minggu (23/7/2023).

Kembali dijelaskan Sylviana Murni bahwa ada anak yang semakin besar semakin fasih dalam mengungkapkan pendapat atau Speak-Up. Namun, katanya, tak sedikit pula anak yang semakin bertumbuh malah semakin takut atau mengurungkan niat mereka untuk memilih tidak menyuarakan pendapat karena berbagai faktor yang melatar belakangi mereka.

Sedangkan gelaran Hari Anak Nasional 2023 merupakan kolaborasi antara Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) DKI Jakarta, Ikatan Bimbingan dan Konseling Sekolah (IBKS), Komunitas Literasi Cahaya Seni (CS) Kehidupan dengan Lions Club. Selain itu dihadiri oleh ratusan siswa, mahasiswa maupun anak anak yang masih lajang serta para kepala sekolah dan guru dari seluruh wilayah Jakarta dan sekitarnya.

“Yang jelas ini adalah perhatian umum bagi orangtua yang memiliki anak kecil. Sebab, Speak-Up bukanlah tugas yang mudah. Sementara itu beberapa anak yang mulai mengawali masa-masa sekolah, mereka akan memasuki situasi dan kondisi yang lebih berbeda lagi. Dan, tampaknya bagi sebagian anak menjadi sebuah permasalahan tersendiri, terkait dengan kemauan mereka untuk berbicara,” ucap Sylviana Murni, menambahkan.

Dalam acara tersebut, hadir pula sebagai pembicara antara lain Kepala Dispusip DKI Jakarta H Firmansyah; IPGD Lions Club Jakarta Monas Kalingga Cut Syahrain Arifin; Ketua Pusat Divisi IBKS Tuti Sukarni; Penasihat Tim Literasi Sri Suparni Bahlil dan Ketua Umum CS Kehidupan Aladdin.

“Sebenarnya, pertumbuhan anak memang harus terpenuhi secara biologis. Namun yang tidak kalah penting, juga harus disertakan pengawasan terhadap kemajuan anak dalam hal karakter dan pengetahuannya tentang dunia yang dari hari ke hari makin kompleks,” ucapnya, memberikan penjabaran.

Selanjutnya, diingatkan Ketua Badan Kerja Sama Parlemen (BKSP) DPD RI, agar para orangtua meskipun sibuk dengan aktivitas dan rutinitas pekerjaan di luar, mereka harus tetap memberikan perhatian penuh terhadap tumbuh kembang anak.

Pada satu sisi, menurut Sylvi, anak adalah titipan dari Yang Maha Kuasa untuk dididik dan dijaga. Di sisi yang lain, kehadiran orang tua sangat penting untuk tumbuh kembang sang anak karena jika tak mempunyai banyak waktu bersama anak, dikhawatirkan dapat membuat sang anak mengalami stres mental.

“Mungkin tanpa disadari, kita yang jadi orangtua tidak menanggapi anak ketika anak sedang bertanya atau bercerita. Padahal, itu dapat melukai hati sang anak. Sibuk bekerja bukan berarti orangtua harus menggadaikan kebersamaan dengan anak. Namun, orangtua harus pandai membagi waktu antara pekerjaan dengan aktivitas bersama anak. Pada intinya, seorang anak membutuhkan waktu bersama orangtuanya,” tegas mantan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta tersebut.

Sedangkan IPGD Lions Club Jakarta Monas Kalingga, Cut Syahrain Arifin, mengutarakan bahwa berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Institute for Social and Economic Research bahwa anak yang besar dari ibu yang sibuk bekerja mengalami penurunan kemampuan dalam mengikuti ujian sekolah sebesar 20%.

Bukan hanya itu saja. Yang lebih parahnya lagi, tambah Cut, anak usia 5-10 tahun yang ibunya sibuk bekerja rentan mengalami stres mental dan berimbas pada reputasi buruk di sekolah.

“Karena itulah, kita harus menangkap peluang untuk meraih bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045, dimulai hari ini dengan mempersiapkan generasi generasi berkualitas dan memberikan kesempatan terbaik buat anak kita untuk berani mengemukakan pendapat. Negara tidak akan benar kalau orang-orang baik diam saja,” saran Syahrain.

Mohammad April Al-Ghifari, siswa SMAN 65 Jakarta mengungkapkan pendapatnya terkait ketimpangan, kemiskinan, pernikahan dini dan sulitnya akses pendidikan yang dilihat sendiri di sekitar tempat tinggalnya di Palmerah, Jakarta Barat.

Dalam menanggapi hal tersebut, Sri Suparni Bahlil yang juga merupakan istri dari Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, mengatakan bahwa saat ini memang masih banyak persoalan pendidikan yang perlu diperhatikan, terutama di daerah. Bahkan, ketimpangan tersebut pun pernah dirasakan saat masih tinggal di Papua.

“Jadi, perlu ada sinergi dan kolaborasi dari dinas terkait. Nanti akan coba difasilitasi untuk bisa diskusi bersama pendamping atau isteri Mendikbud-ristek, karena beliau juga concern pada dunia pendidikan,” ungkap Sri.

Lain lagi yang disampaikan Cut Emma sebagai penasehat CS Kehidupan. Iamenyampaikan bahwa ketimpangan sosial terjadi karena kesenjangan ekonomi di dalamnya, kesenjangan ekonomi terjadi karena tidak meratanya infrastruktur di lingkungan tersebut. “Infrastruktur bisa berupa fasilitas kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Generasi muda harus jadi solusi dari permasalahan tersebut,” kata Emma.

Sementara itu Tuti Sukarni mengutaraiah bahwa perubahan sangat bergantung pada kualitas pendidikan. Dalam hal ini, Pemprov DKI Jakarta sangat concern serta memperhatikan hak pendidikan anak-anak Jakarta.

“Untuk di tahun keempat PPDB DKI dengan sistem zonasi, terdapat 293 SMA dan 117 SMP yang ada di Jakarta. Maka, anak muda yang belum mendapatkan pelayanan pendidikan yang baik, harus memberikan laporan kepada orang atau instasi bersangkutan,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Dispusip DKI, H. Firmansyah, berpendapat bahwa Pemerintah tidak akan berjalan mulus tanpa ada keterlibatan masyarakatnya. “Nanti Dispusip akan mengundang anak-anak untuk kolaborasi mengerakkan literasi. Semoga yang hadir di sini menjadi virus perubahan,” komentarnya. © [RED/AGUS SANTOSA]

Related posts

Bagikan 10 Gerobak ke Barista, BAZNAS Berdayakan Mustahik Lewat Kopi Kampung

Redaksi Posberitakota

Ketua Satgas COVID-19, LETJEN TNI DONI MONARDO Berharap Peniadaan Mudik Dikampanyekan ke Tingkat Bawah

Redaksi Posberitakota

Diterima 2 Perajin Bali, KEMENKOP & UKM Serahkan Sertifikat HAKI

Redaksi Posberitakota

Leave a Comment

Beranda
Terkini
Trending
Kontak
Tentang