Termasuk Intervensi Balita Rawan Gizi, PEMPROV DKI Beri Pengawasan Ketat & Gerak Cepat Tangani Stunting

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Pengentasan stunting dalam segala aspek terus digeber Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Bahkan, berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI) konsisten dilakukan guna merumuskan program terbaik bagi masyarakat.

Seperti pada hari Senin (24/7/2023) ini, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, kembali mengundang Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin di Balaikota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, tentu untuk berdiskusi terkait implementasi program stunting.

Jika merujuk pada data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 798.107 Balita di DKI Jakarta tergolong rawan gizi. “Tadi, Pak Menteri mengarahkan, dari 798 ribu itu semuanya harus ditimbang. Yang sekarang sudah tertimbang itu adalah 250 ribu-an (54,6%). Sedangkan Balita di Jakarta yang bermasalah gizi (stunting, gizi buruk, gizi kurang, underweight) total 36 ribu,” kata Heru Budi.

Dalam kaitan itu, Pemprov DKI Jakarta terus mengupayakan untuk melakukan intervensi sedini mungkin, agar anak yang terindikasi rawan gizi dapat segera ditangani dan tidak sampai memburuk hingga mengalami stunting. Intervensi yang dilakukan seperti bantuan pemberian vitamin tambahan di sekolah, pemberian gizi tambahan melalui posyandu, hingga pangan murah bagi pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP).

“Tentang arahan Pak Menteri adalah kita menangani sebelum masuk ke kelas itu (stunting). Jadi ketika dia rawan gizi, saat timbangan (berat badan) kurang, kita langsung masuk di sana. Untuk pendanaan Pemda juga siap,” tambahnya.

Heru Budi pun berharap bahwa kesuksesan program pengentasan stunting dapat terwujud dengan pengawasan ketat hingga ke ranah internal yang melibatkan peran orang tua. Tambahan gizi yang sudah diberikan harus dimanfaatkan dengan baik oleh orang tua dengan memastikan anak mengonsumsi makanan tersebut.

“Jadi, nanti kita buka relawan-relawan, ya walaupun DKI Jakarta sudah mempunyai Dasawisma sebanyak 76.000 yang sudah kita libatkan,” terangnya, lagi.

Dalam kesempatan itu, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menjelaskan tahapan untuk memberantas stunting yang dimulai dari penimbangan bagi seluruh balita. “Dan, itu banyak sekali daerah yang belum nimbang semua. DKI Jakarta paling komitmen dan paling siap untuk bisa timbang semua,” sebut Budi Gunadi.

Disamping itu lagi, transparansi data juga perlu dilakukan agar cepat diketahui akar masalah dan ditemukan solusinya. Keterbukaan terhadap data, keberanian menerima kenyataan datanya seperti itu penting dan DKI yang paling berani.

“Jadi, mereka buka semua datanya, kenyataannya jadi ketemu stunting, kemudian juga diupdate (data) stuntingnya. Diekspor juga dari kabupaten/kota tetangga DKI dan setiap bulan jadi naik, kita jadi tahu kan. Tapi bagusnya jadinya terbuka, kita urus itu. Itu kenapa kita mulainya di DKI,” ungkap Menkes.

Setelah semua Balita ditimbang, akan muncul kategori anak sesuai berat badannya. Pada tahap ini dapat dilakukan intervensi segera agar anak yang tergolong rawan gizi dapat sembuh dan terbebas dari stunting. Kemudian pihaknya dalam waktu dekat akan meluncurkan program Gerakan Anak Sehat yang akan melibatkan semua komponen masyarakat, untuk bersama-sama memastikan Balita yang rawan gizi mendapat protein hewani yang cukup dan asupan tersebut benar-benar dipantau sampai masuk ke mulut Balita.

“Hal itulah yang sedang berusaha kita bangun bersama DKI. Kalau ini sukses, akan menjadi model untuk bisa direplikasi di seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia,” pangkasnya. © [RED/AGUS SANTOSA]

Related posts

Dihadiri Cagub Ridwan Kamil, ADI KURNIA Bersama AKSI Berbagi 5000 Sembako Murah di Condet Jaktim

Bukan Hanya dari Tokoh Masyarakat Jakarta, PRAMONO – BANG DOEL Kantongi ‘Peluru Emas’ Dukungan Ulama & Habaib

Arahan dari Kapolres Jakpus, PENYULUHAN ANTI TAWURAN & Kenakalan Remaja di SMPN 10 Jakarta