Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, KEBUTUHAN MANUSIA untuk Mengenal Allah SWT

OLEH : KH ABU HURAIRAH ANDI SALAM LC MA

KITA akan membahas kebutuhan makanan minuman yang bahkan lebih primer dari pada udara. Loh bukannya udara paling primer? Ada yang lebih primer dari udara, apa itu? Kebutuhan untuk mengenal Allah subhanahu wata’ala.

Benarkah mengenal Allah SWT itu kebutuhan paling primer? Kenapa bisa demikian? Ayat yang sering kita dengar QS. Azzariyat 56. Berarti ibadah itu tujuan utama, kita diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini bukan untuk makan minum tidur. Kalau kita di dunia ini hanya untuk makan minum dan tidur, bedanya dengan kambing apa? Maaf ya, kambing kan kerjaannya makan minum tidur beranak, kalau manusia seperti itu, bedanya apa?

Jadi, kita di dunia ini diciptakan oleh Allah SWT punya tujuan utama. Tujuan utamanya adalah ibadah, ibadah kepada siapa? Allah SWT. Kalau misalnya kita tidak kenal Allah SWT, bagaimana kita mau ibadah? Kita ini di dunia ini untuk ibadah, ibadahnya kepada siapa? Allah SWT-lah! Kalau kita tidak kenal sama Allah SWT, bagaimana kita mau ibadah? Berarti ibadah kepada seauatu yang tidak dikenal dan itu banyak, kita harus kenal Allah SWT, kita harus kenal dengan siapa kita beribadah, jangan sampai kita beribadah terhadap sesuatu yang kita sendiri tidak kenal.

Bagaimana cara kita mengenal Allah SWT? Ada dua cara kata Imam Ibnul Qayyim: Pertama, dengan membaca Al-Quran dan Hadits. Kedua, dengan merenungi alam semesta seluruh ciptaan Allah SWT. Di dalam Al-Quran dan Hadits, Allah SWT itu menegenalkan dirinya kepada kita melalui Al-Quran atau Hadits Nabi SAW, ketika Allah SWT bercerita tentang nama-nama dan sifat-sifatnya, berarti Allah SWT sedang mengenalkan dirinya pada kita.

Makanya menarik kalau kita perhatikan bahwa setiap halaman dan lembaran Al-Quran itu ada nama Allah SWT atau sifat Allah SWT, pasti ada. Kira-kira itu tanpa maksud apa ada maksudnya? Kita baca Alfatihah, saja sudah ketemu sifat Allah SWT Ar-rahmani rahim apa artinya? Apa bedanya? Kasih dan sayang bedanya apa?

Ketika Allah SWT mengatakan Ar-rahman itu artinya Allah SWT punya kasih sayang yang mencakup seluruh makhluknya. Kalau kita bicara seluruh makhluk berarti termasuk orang kafir? Yakin contohnya apa? Rezeki, orang kafir dapat rezeki tidak? Siapa yang kasih? Allah SWT, ini namanya Ar-rahman, Allah SWT memberikan rahmannya kepada seluruh makhluknya tanpa kecuali yang mukmin maupun yang kafir.

Kalau Ar-rahim, apa? Yang kasih sayangnya hanya untuk orang yang beriman saja, contohnya apa? Hidayah. Allah SWT berikan hidayah ini hanya untuk orang-orang yang beriman. Hidayah dengan uang mahal mana? Yang benar? Coba kalau disuruh milih: ngaji sekarang atau tidak ngaji, dikasi uang dua juta pilih mana?

Ar-rahim itu adalah yang kasih sayangnya hanya untuk orang-orang yang beriman bentuknya apa di dunia ini hidayah, sampai- sampai saking mahalnya hidayah Nabi kita Muhammad SAW pernah bilang: dua rakaat sebelum subuh lebih baik dari dunia dan isinya. Kita dapat hidayah menjalankan shalat sunnah qabliya subuh dua rakaat, itu lebih mahal dari pada dunia seisinya.

Yang sunnah saja pahalanya luar biasa apalagi yang wajib? Isinya dunia itu apa sih? Rumah, mobil, emas, makanan, minuman semuanya, sawah, kebun, sungai, istana semuanya kalau ditimbang dengan dua rakaat saja qabliya subuh itu lebih berat dua rakaat qabiliya subuh. Ar-rahim yang kasih sayangnya khusus untuk yang beriman.

Ini baru di dunia, di akhirat akan dapat syurganya Allah SWT, dapat ridhanya Allah SWT, itu adalah kasih sayang yang Allah SWT berikan di akhirat hanya untuk orang-orang yang beriman saja. kenikmatan Karena tidak kenal Allah SWT.

Makanya Allah SWT mudahkan Kenapa berat mau shalat, kenapa ibadah terasa hampa tidak ada kita untuk mengenal Allah SWT dengan cara membaca Al-Quran. Bukan hanya baca saja, tapi baca dengan memahami maknanya. (***/goes)

Related posts

KKN di Rumah Ibadah, UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA Bikin Seminar Tema ‘Manajemen Keuangan Masjid’

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘RELASI TUHAN & HAMBA’

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, SELAMAT BERTUGAS Para Pemimpin Negeri