Banyak Dikritisi & Juga Ditentang, “PEMIMPIN MUDA Boleh – Mentah Jangan”

OLEH : LA ODE NOFAL SH MA

TREN kepimimpinan anak muda di era hari ini, mencuat dengan masuknya Sdr. Gibran Rakabuming Raka sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) pada bursa Pilpres 2024. Kontroversi demi kontroversi pun kian menghiasinya, banyak yang mengkritisi dan menentang. Tentu hal ini bukan tanpa alasan yang mendasarinya.

Penulis melihat sebetulnya tidak ada problem bagi anak muda untuk berkompetisi di Pemilu atau menjadi pemimpin. Namun yang menjadi problem yaitu tentang bagaimana anak muda menjadi pemimpin?.

Memulai pertanyaan tentang bagaimana anak muda menjadi pemimpin? Ini sangat elementer, sehingga kita tidak salah kaprah menuduh pihak yang menentang kehadiran Gibran Rakabuming Raka sebagai Calon Wakil Presiden itu irasional atau sentimen belaka.

Jika kita melihat rekam jejaknya (treck record) masih sangat jauh dari harapan. Pertama, karena yang bersangkutan bisa disebut Cawapres prematur. Sebab, pengalaman yang dimilikinya masih terlalu dini. Kedua, jika kita mengatakan ini adalah era anak muda, lalu Gibran Rakabuming Raka adalah representasinya di Pemilu ini.

Tentu itu hiperbola dan lip servese. WHY,… di Republik ini banyak anak muda berpengalaman, cerdas dan luar biasa. Kenapa tidak mereka yang menjadi Calon Presiden atau Calon Wakil Presiden. Yah, jelah karena mereka tidak punya previllege sedangkan Sdr. GIBRAN Rakabuming Raka punya itu, Bapaknya seorang Presiden RI.

Berikutnya, Sdr. Gibran Rakabuming Raka, baru 2 (dua) tahun menjabat Walikota Solo tapi sudah maju sebagai Calon Wakil Presiden. Ini tidak patut! Sebab, kepercayaan masyarakat menjadikannya Walikota adalah menjawab harapan masyarakatnya selama 5 (lima) tahun.

Ini amanah yang seharusnya dituntaskan, bukan ditangguhkan demi kepentingan Pilpres. Apalagi dirinya maju dengan hasil pelanggaran etika berat Mahkamah Konstitusi (MK) dan pelanggaran etika KPU.

Jadi, dari sinilah kita melihat, bahwa sosok Gibran Rakabuming Raka, belum layak menjadi pemimpin Republik yang jutaan rakyatnya. Boleh dikata ‘”Pemimpin, Muda Boleh Mentah Jangan“. Ini calon pemimpin prematur yang dipaksakan keberadaannya. (***/goes)

(Penulis adalah La Ode Nofal SH MH dari Angkatan Muda Muhammadiyah)

Related posts

Dihadiri Cagub Ridwan Kamil, ADI KURNIA Bersama AKSI Berbagi 5000 Sembako Murah di Condet Jaktim

Bukan Hanya dari Tokoh Masyarakat Jakarta, PRAMONO – BANG DOEL Kantongi ‘Peluru Emas’ Dukungan Ulama & Habaib

Rasanya Sulit Tembus 51 Persen, PILKADA JAKARTA 2024 Bakal Melalui Dua Putaran