PosBeritaKota.com
Syiar

Kajian Pilihan di Masjid Istiqlal, BERSHALAWAT Kepada Nabi Muhammad SAW (QS. Al-Ahzab : 56)

OLEH : DR KH MUCHLIS M HANAFI MA

PARA sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ini kan shalawat untukmu bagaimana untuk kami ya Rasulullah? Siapa yang mendoakan kita? Turunlah ayat QS.al-Ahzab/33 ayat 43 Allah berfirman:
هُوَ الَّذِي يُصَلِّى عَلَيْكُمْ وَمَلَتَبِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى
النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا )

Jadi, Allah SWT pun bershalawat!Kepada hamba-hambanya, terutama hamba-hambanya yang muttaqin. Terkait dengan shalawat ini, mengapa kita perlu bershalawat apa, makna shalawat?


Yang pertama, terkait dengan sering orang menambahkan kata sayidina, ‘Allahumma shalli ala sayyidina itu dalam redaksi assalawat al-ibrahimiyah ada sekitar 7 atau 8 redaksi, itu tidak ada satu pun yang mencantumkan sayidina, boleh atau tidak kalau kita ingin ittiba (mencontoh) apa adanya redaksi yang diajarkan oleh Rasulullah,  silakan dengan tidak menggunakan kata sayidina secara hukum memang begitu, contohnya begitu, ya kita ikuti begitu sudah benar secara hukum, tapi di atas hukum itu ada etika, ada adabnya.

Adab kita kepada Rasulullah itu seperti apa? dalam Al-Qur’an ada ayat, jangan manggil dan sebut nama Rasul itu seperti kamu nyebut nama di antara kalian itu. Dalam satu ayat disebutkan begitu, kemudian Allah SWT sendiri di dalam Al-Qur’an itu kalau memanggil Rasulullah SAW itu mesti dengan panggilan yang terhormat ya ayyuhan nabi ya ayyuhar Rasul, jabatannya pun disebut ketika disebut namanya Muhammadun Rasulullah, panggilan-panggilan nama yang terhormat.

Saya ketika tahun 2016 sampai 2019 menjadi ketua tim penyempurnaan terjemahan Al-Qur’an Kementerian Agama dalam terjemahan itu kita sepakati kalau nabi-nabi yang lain kita tidak menambahkan kata ‘nabi, wahai Musa ya Musa wahai Musa itu untuk nabi-nabi yang lain tapi untuk Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam selalu kita tambahkan Nabi Muhammad.

Silakan lihat dalam terjemahan Al-Qur’an yang terbaru edisi tahun 2019 untuk Nabi Muhammad ada tambahan nabi, kalau yang lainnya sering ditinggalkan sampai pun misalnya dalam Surat al-Kautsar, Sesungguhnya kami telah berikan kepadamu dalam kurung Muhammad kita tambahkan Nabi Muhammad, jadi ini bentuk kita menghormati, cara kita bersada kepada Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.

Saya ingat dan ini sering saya ceritakan kepada mahasiswa – mahasiswa saya, saat saya menulis tesis di Universitas Al-Azhar Mesir, saya masih menulis tangan karena tesis itu tebal banyak sekali sehingga dalam menulis ada beberapa yang saya singkat kebiasaan orang menyingkat dalam tulisan Arab itu adalah ketika menyebut Ar-Rasul Sallallahu Alaihi Wasallam atau Muhammadun Sallallahu Alaihi Wasallam itu ditulis disingkat kadang-kadang Shad mim kadang-kadang shad lam ain mim dengan singkatan – singkatan begitu bisa dibayangkan kalau harus menulis lengkap Sallallahu Alaihi Wasallam dan itu banyak sekali itu akan memakan waktu karena masih tulisan tangan.

Nah, saya singkat waktu itu Shad mim Shad lam Ain mim. Ketika dibaca oleh pembimbing saya, beliau adalah salah seorang Asraf Zuriah Rasulullah itu langsung dilempar saya punya kertas, saya ingat betul, anda belajar tafsir, anda belajar hadis tapi tidak punya etika dengan Rasulullah disebut Anda tidak berselamat saya ingat betul itu maka ketika tahun 2007 namanya sampai 2011 saya menjadi ketua tim penyusun tafsir Al-Quran tematik Kementerian Agama selanjutnya ada tafsir ringkas tiga jilid yang diterbitkan oleh Kementerian Agama, saya tetapkan di situ walaupun ini bahasa Indonesia, ketika menyebut Nabi Muhammad tidak ada yang kita singkat di situ semuanya lengkap Sallallahu Alaihi Wasallam.

Walaupun ada yang protes ini hanya makan tempat saja tidak apa-apa dalam Kitab Syarah Sahih Muslim Al-Imam an-Nawawi juga mengingatkan para pelajar hendaknya tidak perlu pelit untuk menulis Sallallahu Alaihi Wasallam secara lengkap kenapa kalau ingin mendapatkan keberkahan dari shalawat itu.

Tulislah secara lengkap, itu Imam Nawawi juga mengingatkan, sejak itu saya tidak pernah singkat – singkat lagi. Ibnu Uyainah ini seorang ahli hadis. Pernah ada seorang bermimpi ketika Ibnu Uyainah itu meninggal, dalam mimpinya dia melihat tangan Ibnu Uyainah itu bersinar, ini seorang ahli hadis. Dahulu belum ada mesin cetak masih manuskrip tulis tangan semua, bisa dibayangkan orang menyalin hadis berulang-ulang disebut kata Rasulullah dan disebutkan kata shalawat di situ.

Tangannya bersinar ditanya oleh muridnya, apa yang membuat
tanganmu bersinar wahai guru? Dia bilang karena saya selalu menuliskan hadis-hadis itu dan di situ tersebut nama Rasulullah dan diiringi dengan shalawat inilah di antara keberkahan dan hikmah dari shalawat yang harus kembali kepada As-Salawatul Ibrahimiyah dengan penambahan kata ‘sayidina’ karena ayat Al-Qur’an sendiri mengatakan (QS. an-Nur/24: 63):
لا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُم بَعْضًا …

Artinya: “Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul (Muhammad) di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain)…”.  © (Bersambung/goes)

Related posts

INI DI BABELAN BEKASI, PROGRAM ‘SEJADAH BABE’ SENTUH WARGA YANG DIDERA KESULITAN HIDUP AKIBAT PANDEMI

Redaksi Posberitakota

Isi Kuliah Subuh di Bulan Ramadhan, USTADZ ABDUL ROSYID S.AG Tegaskan Nasehat Paling Bagus adalah ‘Kematian’

Redaksi Posberitakota

Banyak Peristiwa Besar Dialami Para Nabi, HARI ‘ASYURA 10 MUHARRAM Jadi Momentum Penting Kebangkitan Islam

Redaksi Posberitakota

Leave a Comment

Beranda
Terkini
Trending
Kontak
Tentang