Kajian Jumat Pilihan di Masjid Istiqlal Jakarta, ANTARA KEINDAHAN & KEABADIAN Bentuk Persaudaraan

OLEH : DR. H. LUKMAN HAKIM MA

SALAH satu keuntungan yang membahagiakan berteman dengan orang-orang yang saleh, akan memperoleh syafaat dari mereka. Karena itu, hendaknya kita berteman dengan mereka, menghadiri majelis ilmu seperti ini juga bersapa dan saling berkenalan, pertemuan dalam kebaikan – kebaikan ini akan diabadikan oleh Allah subhanahu wata’ala karena adalah pada masanya kelak orang – orang yang beriman diberikan kesempatan untuk memberikan syafaat kepada teman-temannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَنْبَأَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ،
عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله
عليه وسلم – ” إِذَا خَلَّصَ اللهُ الْمُؤْمِنِينَ مِنَ النَّارِ وَأَمِنُوا فَمَا مُجَادَلَةٌ أَحَدِكُمْ
لِصاحِبِهِ فِي الْحَقِّ يَكُونُ لَهُ فِي الدُّنْيَا أَشَدَّ مُجَادَلَةٌ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ لِرَبِّهِمْ فِي
إخْوَانِهِمُ الَّذِينَ أَدْخِلُوا النَّارَ . قَالَ يَقُولُونَ رَبَّنَا إِخْوَانُنَا كَانُوا يُصَلُّونَ مَعَنَا
وَيَصُومُونَ مَعَنَا وَيَحُجُّونَ مَعَنَا فَأَدْخَلْتَهُمُ النَّارَ . فَيَقُولُ اذْهَبُوا فَأَخْرِجُوا مَنْ
عَرَفْتُمْ مِنْهُمْ فَيَأْتُونَهُمْ فَيَعْرِفُونَهُمْ بِصُورِهِمْ لا تَأْكُلُ النَّارُ صُوَرَهُمْ فَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ
النَّارُ إِلَى أَنْصَافِ سَاقَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ إِلَى كَعْبَيْهِ فَيُخْرِجُونَهُمْ فَيَقُولُونَ رَبَّنَا
أَخْرَجْنَا مَنْ قَدْ أَمَرْتَنَا .

“Ketika Allah telah menyelamatkan semua orang yang beriman dari neraka. maka tidak ada lagi orang yang lebih sengit perdebatannya daripada pembelaan orang-orang yang beriman atas teman-teman mereka yang dimasukkan dalam neraka. Mereka berkata: Ya Allah. teman-teman kami yang dahulu shalat, puasa dan haji bersama kani. Engkau masukkan mereka ke dalam neraka”.

Maka Allah SWT berfirman:
Pergilah kalian dan keluarkansetiap orang yang kalian kenal. Lalu mereka pun mendatangi teman – teman mereka yang ada di neraka dan mengenali wajah mereka yang tidak tersentuh neraka. Ada di antara mereka yarg tersentuh neraka hingga setengah betisnya, dan ada yang hingga mata kaki.

Lantas mereka pun mengeluarkan orang-orang itu dari neraka, lalu berkata: “Ya Allah, kami telah mengeluarkan orang-orang yang Kau perintahkan”.

Melanjutkan lagi kepada hadis di atas, orang-orang yang beriman ini berdebat dengan Allah mujadalah semacam adu argumentasilah dan ini adalah kemuliaan yang Allah berikan kepada orang-orang beriman, Allah subhanahu wata’ala izinkan mereka untuk menuntut dihadapan Allah untuk berdebat dengan Allah, berdialog dengan Allah subhanahu wata’ala.

Apa argumentasi mereka? Dalam riwayat lain, Ya Allah wahai Tuhan kami saudara-saudara kami yang dulu salat bersama kami, haji bersama kami, puasa bersama kami, berjihad bersama kami, Engkau masukkan mereka ke dalam api neraka, kenapa engkau masukkan mereka ke dalam api neraka?

Padahal, mereka shalat sama seperti kami, puasa juga sama, berhaji juga, mungkin satu rombongan, satu keloter, “Ya Allah kenapa engkau masukkan mereka ke dalam api neraka, artinya apa? Artinya mereka meminta syafaat kepada Allah subhanahu wata ‘ala agar
saudara-saudara mereka yang sudah masuk ke dalam api neraka itu dikeluarkan dan ini sebelum mereka masuk surga”.

Bayangkan tadi mereka sudah diselamatkan orang-orang yang beriman ini sudah diselamatkan oleh Allah subhanahu wata’ala sudah lolos hisab, sudah lolos melewati shirat yang ada di atas api neraka juga sudah lolos, tinggal masuk ke dalam surga tapi sebelum masuk dalam surga mereka lihat kok saudara-saudara kami dulu yang shalat bersama kami enggak kelihatan, yang juga puasa, shalat tarawih bersama kamı enggak kelihatan, ternyata dikasih tahu bahwa saudara-saudara kamu udah ada yang masuk ke dalam api neraka maka mereka seakan-akan mengatakan kalau seperti itu ya Allah kami enggak mau masuk surga kecuali engkau selamatkan saudara-saudara kami.

Subhanallah mereka datang kepada Allah menuntut kepada Allah meminta kepada Allah Rabbana Tuhan kami saudara-saudara kami yang dulu shalat bersama kami puasa bersama kami haji bersama kami berjihad bersama kami. Dan mungkin mereka akan sebut pertemuan- pertemuan mereka di dalam kebaikan nanti yang mungkin ya Allah ini juga saudara kami dulu dalam satu majelis kok enggak kelihatan Ya Allah ya bahkan saudara-saudara kaum muslimin yang dirahmati Allah pertemuan di dalam kebaikan itu bahkan nanti di hari kiamat itu akan menjadi kenangan indah di dalam majelis ilmu, di dalam majelis dzikir ini akan menjadi kenangan indah yang luar biasa.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Syikh di dalam Al-Adamah, juga Imam Abu Nuaim dalam Hilyatul Auliya dari sayidina Anas radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda menceritakan tentang orang-orang yang sudah masuk surga nanti apabila penghuni surga sudah menetap di dalam surga maka orang-orang yang bersaudara di dunia bersaudara yang dimaksud bersaudara dalam kebaikan saling merindukan, kira-kira sahabat saya sekarang di mana ya?

Maka, apa yang terjadi ketika mereka rindu kepada saudaranya fayasiru sarirudza Ila sariridza. Jadi sarir mereka syarir itu adalah ya kasur tetapi ya bukan kasur tempat tidur ya kasur tempat duduk kayak sofa kalau bahasa kita tapi kalau sofanya orang Arab kan biasanya enggak pakai enggak pakai kaki gitu.

Nah, maka apa ketika mereka Rindu kepada sahabat-sahabat mereka itu langsung kasurnya itu langsung berjalan mencari alamat tempat saudaranya jadi enggak perlu pakai gojek, enggak perlu pakai grab lagi, enggak perlu pakai Google Map tiba-tiba udah berjalan aja itu kata  Rasulullah fayasiru sarirudza Ila sariridza maka kasurnya atau sarirnya itu langsung berjalan kepada saudaranya yang dirindukan ‘hatta yaltaqiya’ sehingga mereka bertemu, kemudian mereka masing-masing bersandar diatas sarirnya, kemudian kedua-duanya pun ngobrol mengingat kenangan indah mereka masa di dunia dulu dan mengatakan engkau berdoa kepada Allah maka Allah mengampuni kita berkat doa kamu di dalam majelis tersebut.

Subhanallah, itulah sebabnya kita harus banyak-banyak berada di
dalam majelis-majelis kebaikan, majelis ilmu, majelis zikir, majelis-
majelis kebaikan, karena pertemuan di dalam kebaikan yang apabila
dilandasi atas dasar keimanan akan diabadikan oleh Allah subhanahu
wata’ala maka apa kata Allah setelah mereka menuntut kepada Allah memohon kepada Allah, Ya Allah tolong keluarkan saudara – saudara kami jadi seakan-akan mereka enggak mau masuk surga gitu kalau enggak bersama saudara – saudara mereka, kesetiaan orang-orang beriman ini adalah sifat sejati orang-orang yang beriman di dunia akan berusaha memberikan manfaat menuntun dan membimbing, ketika di akhirat pun enggak. Enggak akan membiarkan saudaranya masuk ke dalam api neraka kalaupun sudah masuk ke dalam api neraka akan disyafaatkan, akan diselamatkan sebagaimana perintah Allah SWT kepada mereka orang-orang yang beriman. Maka,apa kata Allah subhanahu wata’ala :
اذْهَبُوا فَأَخْرِجُوا مَنْ عَرَفْتُمْ مِنْهُمْ

“Pergilah ke sana ke mana masuk ke dalam api neraka, keluarkan siapa yang kamu kenal”.

Ini pentingnya kita berkenalan di dalam kebaikan bahkan menjalin persaudaraan di dalam kebaikan itu akan diabadikan oleh Allah subhanahu wata’ala sampai di hari kiamat kelak. Itulah sebabnya dulu ketika kami membaca riwayat hadis ini kepada guru kami Al-Muhadis Said Al-Maliki meriwayatkan hadis ini langsung oleh beliau untuk berbaiat, baiatnya apa? dalam satu majelis itu beliau katakan ‘Siapa yang selamat nanti di hari kiamat hadir di dalam majelis ini, harus menyelamatkan yang lain, harus menarik tangan yang lain, siapa yang masuk surga duluan tolong tarik tangan yang lain dan beliau bertanya siap semua? Kami menjawab siap! Dan, seperti itulah yang akan terjadi di hari kiamat nanti kepada orang-orang yang bersaudara terlebih yang selalu bertemu di dalam kebaikan- kebaikan. (***/goes).

Related posts

KKN di Rumah Ibadah, UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA Bikin Seminar Tema ‘Manajemen Keuangan Masjid’

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘RELASI TUHAN & HAMBA’

Program ‘Hikmah’ di Masjid Istiqlal Jakarta, SELAMAT BERTUGAS Para Pemimpin Negeri