JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Ajaran Islam sebagai agama kedua yang paling banyak dianut oleh manusia pada masa sekarang, menurut Global Muslim Population diperkirakan mencapai 2,02 milyard atau 25 % dari total penduduk dunia.
Dengan jumlah yang sangat besar itu, umat Islam tetap bersatu walaupun dalam bentuk kekuasan monarki atau republik masih dalam satu panji persatuan umat Islam, terbukti dengan organisasi Umat Islam sedunia dan berdirinya OKI (Organisasi Konferensi Islam).
Demikian ulasan Dr. Abdul Rosyid Teguhdin M.Pd saat mengisi program ‘Hikmah‘ di Masjid Istiqlal Jakarta, kemarin. Digambarkan bahwa letak persatuan umat Islam terdapat dalam shalat berjama’ah. Dan, ini sebagai landasan persatuan umat Islam serta kiblat umat Islam Ka’bah (Baitullah) yang masih tegak berdiri sebagai lambang kekuatan iman dan Islam.
Menurutnya lagi bahwa kunci keberhasilan da’wah Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan ajaran Islam adalah dengan uswatun hasanah (suri tauladan yang baik), juga dibuktikan dengan akhlak beliau yang mulia. Bahkan, Allah subhanahu wata’ala memuji Rasulullah SAW dengan firman-NYA dalam Qur’an Surat Al-Qalam (68) ayat 4:
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ (3)
Artinya: “Sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung“ (QS. al-Ankabut/29:46).
“Setelah Rasulullah SAW tiada dan dinasti-dinasti besar umat Islam runtuh, apakah umat Islam tertinggal dalam hal kemajuan? Dan, bagaimana cara mempertahankan bahkan menambah jumlah populasi umat Islam di dunia ini? Jawabannya yang pertama, umat Islam adalah umat yang terbaik (khaira ummah).
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ
خَيْراً لَّهُم مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَسِقُونَ )
Artinya: “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik” (QS. Ali Imran: 110).
Firman Allah subhanahu wata’ala mengindikasikan bahwa umat Islam adalah penyempurna umat-umat terdahulu, membawa perbaikan dan perdamaian di muka bumi. Ini dibuktikan dengan syarat yang Allah SWT berikan yakni beriman sebagai pondasi utama lalu diikuti dengan berbuat baik dan meninggalkan yang munkar (taqwa). Dengan banyaknya orang-orang yang bertaqwa, maka kehidupan dunia ini akan damai dan sentosa.
Kedua, karakteristik umat Islam adalah sebagai umat pertengahan (ummatan wasathan). Walaupun ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW datang lebih akhir, tetapi keberadaannya dapat mempersatukan umat di dunia. Dicontohkan oleh Rasulullah ketika berdakwah di Yastrib, beliau mampu mendamaikan kabilah besar suku Aus dan Khazraj.
“Bahkan, sebelum beliau diangkat menjadi nabi, Muhammad juga mampu menyatukan para kabilah suku Qaraisy waktu peletakkan Hajarul Aswad di Ka’bah. Maka umat Islam harus mampu mengikuti ajaran wasathiyah yang Rasulullah contohkan,” paparnya.
Dalam Al-Qur’an ditegaskan tentang karakteristik umat Islam.
وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ
وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
Artinya: “Demikian pula Kami telahkamu menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan, agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu“ (QS. al-Baqarah: 143).
Sedangkan Wasathiyyah, diutarakan Dr. Abdul Rosyid, adalah prinsip ajaran Islam, umat yang keberadaannya untuk mempersatukan umat yang lain dalam harmoni kebahagiaan serta kebaikan di dunia dan di akhirat. Sebagaimana yang selalu dilantunkan diakhir doa kita dengan julukan ‘Doa sapu Jagat‘.
“Ya Tuhan kami, berikanlah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta jauhkanlah kami
dari siksa api neraka. Aaminn Ya Rabbal Alamiin,” tutupnya. © RED/AGUS SANTOSA