JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Berdasarkan data lapangan, ternyata layanan air bersih dari Perumda PAM Jaya melalui sistem perpipaan di Jakarta, masih belum bisa terimplementasi secara baik. Karenanya, masalah klasik terkait suplai air bersih ke pelanggan yang kerapkali terhenti, justru masih banyak dikeluhkan.
Karuan saja, kondisi di atas yang sering berulang setiap saat mendapatkan perhatian serius dari Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) DKI Jakarta, Prof Dr H Dailami Firdaus SH LL.M MBA.
Menurut Prof Dailami selain mendapatkan tugas memenuhi cakupan layanan air bersih 100 persen lewat sistem perpipaan, seyogyanya Perumda PAM Jaya juga harus menjaga standar layanan guna memuaskan para pelanggan.
“Jadi, jangan sampai pelanggan yang sudah menggunakan air bersih dari sistem perpipaan dari PAM Jaya, justru kembali kecewa karena menggunakan air tanah,” tuturnya kepada POSBERITAKOTA, Kamis (14/6/2024) malam.
Lebih jauh Senator Dapil DKI Jakarta yang akrab dipanggil Bang Dai tersebut, menuturkan bahwa PAM Jaya sesungguhnya harus serius di dalam menghadapi persoalan besar terkait pemenuhan kebutuhan air baku. Terlebih lagi, tambah dia, jika cakupan itu sudah melayani 100 persen sambungan.
“Sebenarnya kan, suplai air baku Jakarta, masih sangat bergantung pada Waduk Jatiluhur. Sementara itu untuk sungai-sungai yang ada di Jakarta belum dapat dioptimalkan. Penyebabnya karena cemaran bakteri Escherichia Coli yang sudah sangat parah dan cukup membahayakan,” sentilnya.
Dalam pandangan Bang Dai, justru nilai cemaran bakteri E.Coli di Sungai Ciliwung sudah mencapai 10.000 dari ambang batas normal 3.000 per 100 cc air. “Dan, saya berkeyakinan bahwa kondisi tersebut, tidaklah jauh berbeda dengan kondisi sungai-sungai lain di Jakarta dan sekitarnya,” paparnya, lagi.
Untuk itu Bang Dai berharap agar, Perumda PAM Jaya bisa melakukan terobosan dan inovasi guna memenuhi kebutuhan air baku serta menekan non-revenue water, khususnya bagi warga Jakarta yang sudah menjadi pelanggan.
“Hal terpenting lain, pelanggan jangan sampai dikecewakan. Maka itu, harus ada SOP respons time, biar benar-benar serius di dalam membantu warga yang selama ini masih terganggu layanannya,” ucap dia.
Pada sisi lain lagi, Prof Dailami menambahkan manakala saat ada informasi layanan air bersih terganggu, maka harus segera dikerahkan mobil-mobil tangki dan tandon air ke lokasi-lokasi yang mengalami gangguan layanan tersebut.
“Sebab, air bersih itu merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat Jakarta. Termasuk, karena kaitannya untuk menunjang ibadah bagi umat Islam. Seyogyanya, jangan sampai sibuk mengejar cakupan layanan 100 persen, namun pelanggan yang sudah malah dibikin kecewa,” tegas Senator dari Dapil DKI Jakarta itu, blak-blakan. © RED/AGUS SANTOSA