JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Tak sedikit para ‘kampiun‘ yang pernah menggoreskan prestasi di dunia bulutangkis nasional dan internasional, kini bak hilang ditelan bumi. Tak lagi diketahui kiprahnya, setelah menghadapi proses waktu dan tergantikan oleh atlet-atlet bulutangkis Tanah Air yang muda-muda.
Salah satu dari mereka tersebutlah Eny Erlangga, pebulutangkis andalan yang pernah berjaya di era 90-an. Setelah posisinya tergantikan atlet-atlet muda, kini diam-diam menjalani profesi lanjutan sebagai pelatih bulutangkis, yakni dengan berkiprah di negeri tetangga, Brunei Darussalam.
Dalam kesempatan dihubungi melalui sambungan telepon, Eny mengaku tak terasa kalau dirinya sudah menetap tinggal di Brunei Darussalam selama 19 tahun belakangan ini. Ia juga merasa betah dan serius menjalani profesi sebagai pelatih bulutangkis.
“Iya, tak terasa ternyata saya sudah berjalan 19 tahun, jadi pelatih bukutangkis di sini (Brunei). Banyak suka duka dan pengalaman seru. Sebab, selain melatih Tim Nasional Bulutangkis Brunei Darussalam, saya juga melatih secara individu,” tutut Eny, membuka percakapannya.
MERASA ASYIK JADI LUPA BALIK KE INDONESIA
Saking merasa keasyikan, Eny yang merupakan asli kelahiran Boyolali (Jawa Tengah), terkadang harus mengubur niatnya untuk kembali ke Tanah Air (Indonesia). “Mungkin tidak dalam waktu dekat ini. Saya ingin mencoba bertahan dulu, sampai beberapa tahun kedepan,” ucap dia, blak-blakan.
Sudah menetap selama 19 tahun di Brunei Darussalam, diakui Eny, bukannya tidak dilanda rasa kangen untuk balik ke Indonesia. Lantaran terikat kontrak dan tanggungjawab besar, maka setiap pekerjaan dan tanggungjawab, harus dijalani secara profesional.
“Sesekali, ada kalanya saya mengalami kejenuhan. Cuma ya mau bagaimana, bulutangkis adalah dunia saya. Saya harus punya kegiatan, yakni dengan jadi pelatih, supaya bisa punya penghasilan tetap,” celetuk perempuan yang sampai sekarang masih melajang tersebut.
PRESTASI INTERNASIONAL YANG MEMBANGGAKAN
Bicara soal sosok pebulutangkis Eny Erlangga, rasanya perlu untuk menukil perjalanannya sejak 1999. Ia adalah peraih medali emas Kejuaraan Badminton Junior Asia di Yangon, Myanmar yang berlangsung dari tanggal 11-17 Juli 1999. Bahkan kejuaraan itu sendiri diikuti oleh 24 negara dan melibatkan 350 atlet dari seluruh penjuru Asia.
Bertanding untuk ganda campuran, Eny berpasangan dengan Hendri Kurniawan Saputra dan berhasil menaklukkan pasangan dari China, Xie Zhongbo dan Zhang Jiewen dengan kemenangan telak 17-14, 15-12. Dari situ, Eny dan Hendri berhasil menyabet medali Emas.
Selain itu, Eny juga pernah menjadi salah satu andalan Tim Bulutangkis Wanita Indonesia dalam gelaran SEA Games 2001 di Stadion Malawati, Selangor, Malaysia yang berlangsung dari tanggal 9-15 September 2001. Dari event tersebut, Tim Bulutangkis Wanita Indonesia berhasil meraih Medali Emas.
Berlanjut ke tahun 2001, Eny berpasangan dengan rekannya, Jo. Keduanya berhasil menyabet gelar juara pada nomor Ganda Wanita dalam Kejuaraan Thailand Open yang berlangsung tahun 2001.
GANDRUNG BULUTANGKIS SEJAK KECIL
Patut diketahui bahwa Eny Erlangga Nursubekti, lahir di Boyolali, Jawa Tengah. Sejak kecil memang sudah gandrung pada olahraga badminton (bulutangkis). Hal itu diawali dari kebiasaan ayahnya, Irfani, seorang pegawai sebuah bank milik pemerintah daerah Jawa Tengah yang selalu membawa putrinya tatkala ia berkumpul dengan rekan sejawat untuk berlatih bulutangkis. Ternyata Eny kecil sangat menikmati permainan cepat rekan-rekan ayahnya. Dari sinilah putri pertama dari empat bersaudara ini jatuh hati pada badminton.
“Jadi, saya sempat bergabung dalam klub bulutangkis di Jawa Tengah. Dan, sejak saat itulah, saya seperti menemukan dunia saya, yakni badminton” tutur Eny yang saat diwawancarai secara jarak jauh tengah berlibur di London, Inggris.
Menurutnya demi mengejar cita-citanya yang ingin menjadi pebulutangkis profesional, Eny hijrah ke Jakarta dan bergabung dalam berbagai klub diantaranya Klub Pelita Bakrie, milik keluarga Ir Aburizal Bakrie yang saat itu ditangani oleh legenda bulutangkis Icuk Sugiarto.
Selepasas dari Pelita Bakrie, Eny pernah bergabung dengan Klub Jaya Raya milik Pemda DKI. Sebelum akhirnya Eny berhasil masuk dalam arena Pelatnas dari tahun 1999 sampai dengan 2004. Dari Pelatnas jugalah yang mengantarkan Eny hingga sukses menyabet berbagai nomor di kelas Asia Tenggara dan Asia.
KEPENGEN PULANG KAMPUNG
Sejatinya, menurut Eny Erlangga, dunia bulutangkis adalah kancah olahraga yang cukup keras. Bahkan, bicara soal persaingan antar pemain, juga sangat ketat dan setiap tahun selalu saja muncul wajah baru yang lebih bertenaga dan penuh bakat. Pemain lama bisa tergusur karena ketatnya persaingan.
Oleh karenanya, tidaklah heran bila beberapa pemain kemudian ‘hijrah’ menjadi pelatih. Menangani klub di dalam negeri, tapi banyak pula yang akhirnya loncat keluar negeri dan melatih klub atau tim bulutangkis nasional di luar negeri. Dan,
Eny Erlangga menjadi salah satu dari mereka.
Tepatnya pada tahun 2005 silam, wanita yang sampai saat ini masih setia melajang akhirnya ‘lompat’ ke luar negeri dan menangani tim bulutangkis nasional Brunei Darussalam. Bukan cuma tim badminton nasionalnya, Eny juga melatih secara private bagi kalangan individu yang ingin berlatih bulutangkis secara intensif dan khusus. ® REL/AGUS SANTOSA