Ceramah Ramadhan 1446 H di Malam ke-16, KYAI MUHAMMAD MAKHTUM Bahas Tanda-tanda Orang Beruntung & Bahagia serta yang Celaka

BEKASI (POSBERITAKOTA) – Dalam ceramah Ramadhan di malam ke-16 di Masjid Jami Al-Ikhlas RW 025 Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Kebalen, Babelan, Bekasi – KH Muhammad Makhtum membahas dan sekaligus mengingatkan para jamaah terkait tanda-tanda orang yang beruntung dan bahagia serta yang mendapat celaka.

“Sungguh tak terasa bahwa kita sudah berada pada pertengahan Ramadhan. Kita telah melalui hari-hari Ramadhan dan berharap dapat optimal melaksanakan amal ibadah di dalamnya serta bisa diterima semua amal ibadah kita. Juga memperoleh rahmat, keberkahan, pengampunan, ridho dan surga-NYA serta dijauhkan dari siksa api neraka-NYA, yakni sebagai predikat ketaqwaan kita,” ucap Kyai Makhtum membuka ceramahnya sebelum memasuki pelaksanaan sholat Taraweh, Sabtu (15/3/2025) malam.

Disebutkan bahwa dalam salah satu do’a yg sering dibaca oleh imam ba’da sholat tarawih, ialah:*_

*اللهم اجعلنا فى هذه الليلة الشهر الشريفة المباركة من السعداء المقبولين ولا تجعلنا من الاشقيآء المردودين*

Yang artinya : “Yaa Alloh, jadikanlah kami termasuk golongan orang yang diterima, beruntung dan bahagia pada malam bulan mulia yang penuh dengan keberkahan ini. Dan, janganlah Engkau jadikan kami termasuk golongan orang yang celaka dan tertolak.”

Selanjutnya, digambarkan Kyai Makhtum bahwa di dalam kitab Nashoihul ‘Ibad yang disusun oleh Imam Ibnu Hajar Al-Asqolani dan disyarah oleh Imam An-Nawawi al-Bantani, disebutkan tentang tanda-tanda orang yang beruntung dan bahagia serta orang-orang yang celaka.

Seperti dari Rosulilloh صلى الله عليه وسلم beliau bersabda :

*علامة الشقاوة أربعة*

Dimana tanda-tanda kecelakaan itu 4 yang meliputi :

Yang pertama :

*نسيان الذنوب الماضية وهي عند الله محفوظة*

“Lupa terhadap dosa-dosa yang dahulu dilakukan. Padahal, dosa-dosa tersebut amat terjaga di sisi Alloh Ta’ala,” Sebutnya.

Menurut Kyai Makhtum bahwa orang yang dengan mudah melupakan perbuatan dosa-dosanya, merasa santai, nyaman dan malah menganggapnya sebagai perbuatan yang biasa-biasa saja, maka orang seperti ini biasanya akan mengalami kesulitan dalam bertobat dan memohon ampunan kepada Alloh Ta’ala.

“Sehingga dosanya semakin lama semakin menumpuk tanpa sedikitpun tersentuh ampunan Alloh Ta’ala. Begitu pun saat menjumpai bulan Ramadhan, orang seperti ini pun pada umumnya akan melewatinya dengan biasa-biasa saja. Dan, tidak menghormati serta memuliakannya, maka Ramadhan berlalu dan dirinya pun malah tidak mendapatkan pengampunan dari Alloh Ta’ala,” urainya.

Yang Kedua :

*ذكر الحسنات الماضيةولا يدري اقبلت أم ردت*

“Selalu mengingat akan perbuatan-perbuatan baiknya di masa lalu. Sementara ia tidak mengetahui apakah amalnya diterima ataukah ditolak oleh Alloh Ta’ala. Tipikal orang yang selalu mengingat-ingat kebaikannya, maka akan membentuk jiwanya menjadi jiwa yang merasa telah cukup dengan kebaikan yang dilakukannya. Sehingga semangat dan gairah untuk menambah kebaikan – kebaikan yang lain menjadi kurang dan malah terkesan enggan serta tidak mau melakukannya. Kenapa? Karena merasa dan beranggapan bahwa jasa dan kebaikannya sudah amat banyak. Hal ini tentunya merupakan suatu kerugian besar bagi dirinya,” urai Kyai Makhtum, lagi.

Yang ketiga :

*ونظره إلى من فوقه في الدنيا*

“Dalam urusan duniawi ia selalu melihat orang yang levelnya lebih tinggi di atasnya”.

“Orang yang senantiasa melihat urusan duniawinya dibandingkan dengan orang-orang yang lebih tinggi levelnya, maka akan menghantarkan dirinya kepada kegelisahan. Tidak qona’ah dan kurang bersyukur atas nikmat Alloh Ta’ala. Hal ini tentunya akan menjadikan dirinya sengsara. Sebab, Alloh murka dan tidak meridhoinya,” ungkapnya.

Yang keempat :

*ونظره إلى من دونه فى الدين، يقول الله اردته ولم يردني فتركته*

Dalam urusan agama, ia senantiasa melihat orang yang levelnya lebih rendah darinya. Padahal, Alloh berfirman: Aku menginginkan ia, namun ia tidak menginginkan Aku, maka Akupun meninggalkannya.

Kyai Makhtum menggambarkan begitu pun saat orang senantiasa melihat urusan agamanya kepada orang yang berada di bawahnya, maka hal ini akan mendorong dirinya merasa sudah cukup berilmu dan beramal. Sehingga ia malas untuk mencari dan memperdalam pengetahuan tentang ilmu agamanya serta malas meningkatkan amalnya. Padahal, hal tersebut sangat dianjurkan oleh Alloh dan Rosul-NYA.

Sementara itu masih dalam ceramah singkatnya, Kyai Makhtum sebaliknya mengatakan terkait tanda-tanda orang yang beruntung dan bahagia dilanjutkan oleh Nabi sebagai berikut :

*وعلامة السعادة أربعة:*

Dimana tanda-tanda keberuntungan dan kebahagiaan itu, juga ada 4 yang meliputi :

Yang pertama:

*ذكر الذنوب الماضية*

“Mau mengingat dosa-dosanya yang telah lalu. Dengan mengingat dosa-dosa yang telah lalu, maka seseorang akan merasa menyesal dan terus berupaya untuk mengganti dan meningkatkan kualitas amal ibadahnya sebagai wujud pertaubatan dengan meminta maaf serta ampunan kepada Alloh Ta’ala,” urainya.

Yang Kedua :

*ونسيان الحسنات الماضية*

“Melupakan kebaikan-kebaikan yang telah lalu. Yaitu dengan melupakan kebaikan-kebaikan yang telah lalu, maka seseorang tidak akan hanyut dan terlena akan seluruh kebaikan yang pernah ia lakukan. Bahkan, ia akan tetap bersemangat dan berlomba-lomba sekuat tenaga untuk melakukan berbagai kegiatan yang lebih baik dan bermanfaat,” ujarnya, menambahkan.

Yang ketiga :

*ونظره إلى من فوقه فى الدين*

Dalam urusan agama, ia senantiasa melihat orang yang levelnya lebih tinggi dari dirinya. “Hal ini akan mendorong dirinya untuk terus belajar tentang ilmu agamanya, yakni guna memperbaiki amal ibadahnya, menata diri dan juga akhlaknya,” ucapnya.

Yang keempat :

*ونظره إلى من دونه فى الدنيا*

Dalam urusan duniawi, ia senantiasa melihat orang yang levelnya lebih rendah/susah dari dirinya. “Hal ini akan menumbuhkan keyakinan dan bertambah rasa syukurnya kepada Alloh Ta’ala, yakni atas segala apa yang Alloh berikan kepadanya. Lalu, menumbuhkan kelembutan hati, welas asih dan kepedulian terhadap sesama,” pungkas Kyai Makhtum dalam ceramah Ramadhan dihadapan seratusan jamaah yang hadir. © RED/AGUS SANTOSA

Related posts

Bisa Raih Rekor MURI, KHATAMAN AL-QUR’AN NU GLOBAL Bikin Syiar Islam Jadi Mendunia & Lautan Doa Menggema

Dari Ibadah Personal hingga Ibadah Sosial, RAMADHAN Sebagai Cermin Kehidupan Manusia Paripurna

Pekan ke-2 Ramadhan, PROGRAM JUMAT BERKAH WARTAWAN Banyak Temui Warga di Pinggiran Jalan Jakarta untuk Berbagi Takjil