Khutbah Jumat di Masjid Miftahul Jannah RW 23 VGH Kebalen Babelan Bekasi, KYAI MAKHTUM Ajak Jamaah Raih Nilai yang Terkandung dalam Ramadhan

BEKASI (POSBERITAKOTA) – Melalui khutbah Jum’at di Masjid Miftahul Jannah yang berada di lingkungan RW 023 Perumahan Villa Gading Harapan (VGH) Gerbang Timur, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi – KH Muhammad Makhtum mengajak jamaah untuk meraih nilai-nilai yang terkandung dalam Ramadhan 1446 H ini.

Sebagai pembuka khutbahnya, Kyai Makhtum menyebutkan bahwa tanpa terasa bahwa diri kita telah menjalani dua pertiga Ramadhan. Harapannya semoga tetap semangat dan bersabar dalam menjalankan ibadah puasa dan qiyamullail. Begitu pun tetap istiqamah membaca Al Qur’an, tetap bersedekah serta tetap antusias mendatangi masjid-masjid untuk shalat berjama’ah dan tholabul ilmi.

“Jadi, banyaklah bersyukur dengan melakukan berbagai amal ibadah dan bersabar melawan hawa nafsu. Juga berbagai macam kemaksiatan melalui berpuasa dan mengurangi tidur akan menghantarkan diri kita meraih nilai-nilai yang terkandung dalam Ramadhan ini. Selain dapat membawa ketenangan dan kebahagiaan dalam bathin kita. Jika hal tersebut kita dapatkan, bisa menjadi pertanda bahwa hawa nafsu kita sudah mulai terkendali,” urainya.

Selanjutnya, Kyai Makhtum menukil Imam Abu Hamid al-Ghazali yang mengatakan dalam kitab Ihyâ’ ‘Ûlûmiddînnya:

*السَّعَادَةُ كُلُّهَا فِي أَنْ يَمْلِكَ الرَّجُلُ نَفْسَهُ وَالشَّــقَــاوَةُ فِي أَنْ تَمْـلِـكَـــهُ نَفْـسُــــهُ*

“Kebahagiaan adalah tatkala seseorang mampu menguasai hawa nafsunya. Kesengsaraan adalah saat seseorang dikuasai oleh hawa nafsunya.”

Menurut Kyai Makhtum demikianlah esensi dan ekspresi hati manusia. Tatkala nafsu mampu dikendalikan, maka dari sana akan tersingkap fitrah yang suci. Lalu, dari situlah keimanan mulai tumbuh berkembang ke jalan yang benar.

*معاشر المسلمين وزمرة المؤمنين رحمكم الله*

“Kita yang sebelumnya barangkali gemar berdusta dan berkhianat, suka bergunjing dan menipu, senang menunjukkan keegoisan kita. Bahkan mungkin sering cenderung berbuat keburukan dan aniaya, sedikit demi sedikit mulai akan berubah menjadi orang yang jujur, suka membantu dan mengekspresikan berbagai kebaikan lainnya. Nah, inilah perubahan yang menjadikan seseorang berhati tenang dan berjiwa lapang. Hidupnya pun bakal berganti lebih baik, karena dipenuhi dengan akhlak yang mulia,” urainya.

Masih dalam khutbahnya, Kyai Makhtum mengatakan bahwa sementara pada 10 terakhir Ramadhan 1446 H ini, Alloh Ta’ala telah mempersiapkan dan menjanjikan satu kado istimewa. Yang hanya ada terjadi sekali dalam setahun, yakni Malam Lailatul Qadr.

Ditambahkannya bahwa orang-orang yang khusyuk berpuasa dan qiyamullail, tentunya sangat menantikan momen istimewa tersebut, guna mendapatkan pahala yang nilainya lebih 1000 bulan.

Alloh Ta’ala berfirman:

*اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ(1) وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ (3) تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ (4) سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ (5)*

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatul Qadr. Tahukah kamu apakah Lailatul Qadr itu? Lailatul Qadr lebih baik daripada 1000 bulan. Pada malam itu turun para Malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar,” urai Kyai Makhtum, lagi.

Kenapa Alloh Ta’ala memberikan malam Lailatul Qadar kepada kita ummat Muhammad SAW? Maka berkaitan dengan hal ini, Imam Malik dalam kitab al-Muwatthanya, beliau meriwayatkan satu hadits,

*إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ أُرِيَ أَعْمَارَ النَّاسِ قَبْلَهُ أَوْ مَا شَاءَ اللهُ مِنْ ذَلِكَ فَكَأَنَّهُ تَقَاصَرَ أَعْمَارَ أُمَّتِهِ أَنْ لَا يَبْلُغُوْا مِنَ الْعَمَلِ مِثْلَ الَّذِيْ بَلَغَ غَيْرُهُمْ فَيْ طُوْلِ الْعُمْرِ، فَأَعْطَاهُ اللهُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ خَيْرًا مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ*

Yang artinya: “Sesungguhnya Rasulullah diperlihatkan tentang umur-umur manusia terdahulu (yang relatif lebih panjang) sesuai dengan kehendak Alloh, sampai pada (akhirnya) umur-umur umatnya semakin pendek (hingga) mereka tidak dapat beramal lebih lama sebagaimana umat-umat sebelum mereka karena panjangnya usia mereka, maka Alloh memberikan Rasulullah Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan“. (Imam Malik, al-Muwattha: juz I, h. 321)*_

*معاشر المسلمين وزمرة المؤمنين رحمكم الله*

Begitu pun kehadiran Lailatul Qadr, dijabarkan Kyai Makhtum, tidaklah dapat dipastikan waktunya oleh manusia. Sebab, kepastian tersebut, hanyalah milik Alloh Ta’ala. Namun malam tersebut dapat dicari pada 10 terakhir Ramadhan. Terutama pada malam-malam ganjilnya, sebagaimana hal tersebut telah diisyaratkan oleh Rasulullah.

Sedangkan untuk menyambut malam yang mulia tersebut, maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم memberikan teladan pada 10 hari terakhir Ramadhan untuk lebih bersemangat lagi dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadahnya.

Bahkan, dikatakan Kyai Makhtum, beliau mengajak serta keluarganya untuk turut menikmati kekhusyukan dan keberkahan pada malam mulia tersebut. Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Al-Bukhari :

*عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ*

“Dari Aisyah ra, ia berkata: “Ketika Nabi SAW memasuki 10 hari terakhir (Ramadhan), beliau mengencangkan ikat pinggangnya (untuk lebih giat beribadah), menghidupkan malamnya (dengan ibadah) dan membangunkan keluarganya (untuk beribadah).” (HR Al-Bukhari).

*معاشر المسلمين وزمرة المؤمنين رحمكم الله*

Intensitas ibadah yang dilakukan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan diikuti oleh para sahabatnya tersebut, dikonsentrasikan dengan niat i’tikaf atau berdiam diri di masjid. Kegiatan i’tikaf merupakan salah satu bentuk ibadah mandiri yang memberikan peluang besar untuk bermunajat lebih intens dengan Alloh Ta’ala.

“Barangkali selama ini kita kurang khusyu’ dalam shalat. Seringkali merasa lalai dari mengingat Alloh. Lisan kita lebih sering kering dari berdzikir dan sedikit sekali beristighfar dan membaca Al-Qur’an dan mentadabburinya. Atau mungkin kita jarang mengadukan keluh kesah dari berbagai masalah kita kepada Alloh. Maka, jadikanlah 10 hari terakhir Ramadhan ini sebagai kesempatan emas untuk memperbaiki semua hal tersebut. Guna menebus berbagai macam kelalaian yang telah kita lakukan selama setahun penuh. Karena merasa sok sibuk dengan aneka macam persoalan duniawi, sejenak kita ganti dengan khusyuk bermunajat, taqorrub dan bermesraan dengan Alloh Ta’ala,” kata Kyai Makhtum, melanjutkan khutbahnya.

Dari semua bentuk ibadah pada 10 akhir Ramadhan, diharapkan dapat lebih mensucikan hati, menambah lezatnya iman serta meningkatkan kekuatan ruhiyah dalam menghadapi berbagai persoalan yang dihadapi.

“Karena itulah, selain berusaha memperbanyak berdzikir, istighfar dan banyak bersedekah – maka tak ketinggalan pula pada malam harinya, kita berusaha memperbanyak Tilawatil Qur’an serta mentadabburinya,” saran Kyai Makhtun.

Sebab dengan memperbanyak tilawatil Qur’an dan mentadabburinya, jelasnya lebih lanjut, maka akan menjadi sebab mendapatkan kekuatan khusus dari Alloh Ta’ala. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah As Syura: 52:

*وَكَذٰلِكَ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ رُوْحًا مِّنْ اَمْرِنَاۗ مَا كُنْتَ تَدْرِيْ مَا الْكِتٰبُ وَلَا الْاِيْمَانُ وَلٰكِنْ جَعَلْنٰهُ نُوْرًا نَّهْدِيْ بِهٖ مَنْ نَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِنَاۗ وَاِنَّكَ لَتَهْدِيْٓ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۙ*

“Demikianlah Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) rūh (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (Al-Qur’an) dan apakah iman itu. Tetapi, Kami menjadikan (Al-Qur’an) tersebut, sebagai cahaya yang dengannya Kami memberi petunjuk kepada siapa saja yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Sesungguhnya engkau benar-benar membimbing (manusia) ke jalan yang lurus.”

*معاشر المسلمين وزمرة المؤمنين رحمكم الله*

Kenapa Alloh Ta’ala memerintahkan secara khusus membaca Al-Qur’an di malam hari? Tidak lain karena bacaan Al Qur’an dikeheningan malam akan lebih cepat meresap ke dalam hati sanubari yang paling dalam. Sebagaimana hal tersebut diterangkan dalam Al-Qur’an:*_

*اِنَّ نَاشِئَةَ الَّيْلِ هِيَ اَشَدُّ وَطْـًٔا وَّاَقْوَمُ قِيْلًاۗ*

“Sesungguhnya bangun malam untuk (baca al Qur’an), itu lebih kuat (pengaruhnya terhadap jiwa) dan lebih mantap terhadap ucapannya.” (Q.S. Al Muzammil : 6)*_

Selain melakukan qiyamullail sholat tarawih dan tilawatil Qur’an, kita pun dapat melakukan tahajjud pada sepertiga malam terakhir sebagai Nafilah lainnya. Sebab, hal tersebut memang sangat dianjurkan dan menjadi kebiasaan orang-orang Sholeh.

Rasululah ﷺ bersabda:*_

*عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ ، فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ ، وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ ، وَمَكْفَرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ ، وَمَنْهَاةٌ لِلإِثْمِ*

“Laksanakanlah qiyamul lail (shalat malam), karena ia merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian. Menjadi wasilah mendekatkan kepada Rabb kalian, menghapus dosa-dosa kalian dan juga menjauhkan kalian dari berbuat dosa.” (HR at-Tirmidzi).

Selain itu tak lupa pula untuk memperbanyak berdo’a saat kita menyambut malam Lailatul Qadar tersebut. Sebagaimana do’a yang telah diajarkan oleh Rasulullah kepada Sayyidah Aisyah:*_

*وَعَنْ عائشة رضي الله عنها: قالت: «قلت: يا رسولَ الله إِنْ وَافَقْتُ ليلةَ القَدْرِ ، ما أَدْعُو به؟ قال: قُولي: اللهم إنك عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُ الْعَفْوَ فاعْفُ عَنِّي» أخرجه الترمذي*

“Dari sayyidah Aisyah رضي الله عنها, ia bercerita, ia pernah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, jika aku kedapatan menjumpai Lailatul Qadar, bagaimana do’a yang harus kubaca?’ Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjawab, ‘Bacalah, ‘Allāhumma innaka afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annī,” (Yaa Alloh, Engkau Maha Pemaaf dan Maha Mulia. Sangat mencintai permohonan maaf, maafkan segala kesalahanku “(HR At-Tirmidzi).

Sebagai penutup khutbah Jumat, 21 Maret 2025 kemari, Kyai Makhtum berharap apa-apa yang telah disampaikan semoga bermanfaat untuk menambah semangat beribadah di akhir Ramadhan tahun ini. Yakni dengan harapan saat selesai Ramadhan, kita benar-benar mendapatkan pengampunan Alloh Ta’ala serta menambah derajat ketaqwaan di sisi-NYA. Aamiin YRA. © RED/AGUS SANTOSA

Related posts

Dihibur Penampilan Jarwo Kwat & Mamo, PESANTREN KHUSUS YATIM AS-SYAFI’IYAH Berbagi Paket Lebaran ke Ratusan Anak 

Di Hotel Bintang 5, ITA PURNAMASARI – ENDANG S TAURINA & VISTA PUTRI Berbagi Bahagia Gelar BukBer Bersama Anak Yatim

Memasuki Penghujung Ramadhan, PROGRAM JUMAT BERKAH WARTAWAN Rasakan Nikmatnya Berbagi Takjil Keliling Wilayah