JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Pemprov DKI Jakarta kini telah berhasil menghemat biaya tagihan listrik untuk lampu penerangan jalan umum (PJU) sampai 60 persen. Penghematan itu dapat dilakukan secara signifikan setelah Dinas Perindustrian dan Energi (DPE) menerapkan pencahayaan kota dengan LED Smart System (SS).
Kepala DPE DKI Jakarta, Yuli Hartono, menjelaskan penerapan lampu teknologi LED dimulai sejak tahun 2016. “Pada tahun itu, kami telah mengganti lampu konvensional dengan lampu LED sebanyak 89 ribu titik, kemudian tahun 2017 sebanyak 59 ribu dan tahun ini kami targetkan sebanyak 57 ribu titik lagi,” katanya di Gedung Teknis Jatibaru, Tanah Abang, Jakpus, Senin (4/6).
Menurutnya sejak memasuki dua tahun pertama menerapkan LED SS, biaya tagihan listrik PJU dapat dihemat sebesar 40 persen. “Contohnya tagihan listrik per bulan pada tahun 2017 sebesar Rp 56 miliar, kini hanya menjadi Rp 25 miliar,” papar Yuli Hartono didampingi sejumlah pejabat lainnya.
Apalagi, menurut dia lebih lanjut, kalau sistem ini sudah diterapkan ke seluruh wilayah DKI yang terdapat lebih dari 300 ribu titik, maka tagihannya akan jauh lebih hemat.
Penerapan LED SS selain bertujuan menghemat biaya juga menghemat energi. “LED merupakan lampu yang sistem pencahayaannya jauh lebih terang dan daya listriknya sekitar seperempat dari lampu konvensional. Selain itu, LED yang kami miliki didukung teknologi canggih yang dapat dikontrol dari jarak jauh dan dilengkapi GPS untuk antisipasi pencurian. Makanya disebut smart system,” imbuh Yuli sambil menunjukkan ruang kontrol di gedung tersebut.
Sedangkan dari ruang kontrol, kata dia, dapat memonitor ratusan ribu titik LED, sehingga akan diketahui titik mana yang mati dan perlu perbaikan. Bahkan pada tahun 2018 ini, DKI akan memiliki 205 ribu titik LED dan merupakan terbesar dibanding kota dunia lainnya.
Pada kesempatan ini Yuli Hartono juga menjelaskan soal pengadaan lampu pohon yang banyak digunjingkan di media massa. “Betul, pengadaan 63 titik lampu hias pohon warna-warni adalah proyek milik Sudin PE Jakpus senilai Rp 560 juta,” ungkapnya.
Pohon plastik dilengkapi lampu warna-warni itu telah dipasang di trotoar dari Jl Medan Merdeka Barat sampai Jl MH Thamrin dan gedung Balaikota. “Proyek ini sebenarnya tidak ada masalah, tapi ada dua titik yang dipasang di tengah trotoar dan jalur disabilitas sehingga mengganggu pejalan kaki. Untuk sementara kami cabut dulu sambil kordinasi dengan Dinas Kehutanan untuk mencari tempat yang pas, ” tambahnya.
Sebagaimana diberitakan di sejumlah media massa bahwa pengadaan lampu hias pohon berbentuk bunga sakura, bambu, dan lainnya dinilai tidak pas karena merupakan pemborosan. Harga satu pohonnya lebih dari Rp 8 juta, selain itu ditaruh di tempat yang menghalangi pejalan kaki. ■ RED/JOKO