JAKARTA (POSBERITAKOTA) ■ Membuktikan keseriusannya dalam pembinaan atlet dan pencarian jam terbang, Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PP PTMSI) yang dipimpin Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Drs Oegroseno SH, tak berhenti mengirimkan tim tenis meja nasional ke berbagai negara untuk mengikuti kejuaraan internasional.
Selain di Kejuaraan Dunia, Asia maupun Asia Tenggara, saat ini tim tenis meja Indonesia yang bernaung dibawah PP PTMSI, malah sudah berada di Negeri Gajah Putih untuk mengikuti event Seatta Championship Philipina, kejuaran junior dan kadet Asia.
Niat Oegroseno sebagai Ketum PP PTMSI untuk membangun prestasi tenis meja Indonesia sangat berapi-api. Bahkan ia ingin ngebut seperti mau membangun sebuah ‘menara prestasi’ dalam waktu semalam. Barangkali itulah tekad besar pensiunan Jenderal Polisi berbintang tiga, bisa segera terwujud agar prestasi anak bangsa di dunia tenis meja, cepat sejajar lagi prestasinya dengan negara-negara kuat seperti China, Jepang, Korea, Korea Selatan, Eropa Timur dan negara-negara Eropa Barat lainnya.
Dari data yang ada yakni di tahun 2017 -2018, tercatat paling banyak jumlah pengiriman atlet. Ada yang ke China untuk Pelatnas Asian Games, mengikuti berbagai kejuaraan seri tenis meja internasional, beberapa kali ujicoba di Negeri Tirai Bambu, kemudian mengikuti seri Kejuaraan Dunia di Swedia dengan prestasi paling membanggakan juara pertama kejuaraan dunia kategori 3.
Berkat prestasi itu, Indonesia naik ke peringkat dua untuk kompetisi berikutnya di tingkat dunia pada tahun 2020. Saat inipun tim tenis meja PP PTMSI yang berintikan 14 atlet sudah berada di Manila Philipina untuk mengikuti kejuaraan tenis meja Junior dan Kadet Asia Tenggara SEATTA (South East Asia Table Tennis Association) CHAMPIONSHIP ke-24 yang berlangsung 3-9 Juni 2018.
Untuk ke-14 pemain (atlet) tersebut merupakan hasil seleksi di Kudus, pada Juni 2018 lalu. Mereka terdiri dari empat pemain yunior putra, empat yunior putri serta masing-masing tiga kadet putra dan putri.
Empat pemain yunior putra adalah Irfan Sumarta (DKI Jaya), I Made Galung (Bali), Faisal Rendi (Jateng), Rizky Cahaya (Jabar), empat yunior putri Astrid (Sulut), Putri Deni (Jateng), Alista (Banten), Nenny Virginia (Jateng). Di kelompok kadet, tiga pemain putra Hafid (Jateng), Tomi Sapto (Sumbar), Rafanael (DKI Jaya), sementara tiga kadet putri Siti Aminah (Jatim), Dwi Octaviani (Jatim), dan Ana Donggio (Gorontalo). Ofisial yang mendampingi, Sugeng Utomo Soewindo (manajer) dengan tiga pelatih yakni Freddy, Henny dan Anang.
Lantas, apa lagi yang ingin dicapai oleh Oegroseno dengan dengan pengiriman tim yang terus menerus ke luar negeri seperti itu? Padahal, pengiriman tidak selalu mendapat support dana dari Pemerintah. Sebagian hasil dari kolega Oegroseno yang berniat membantu pengembangan prestasi tenis meja Indonesia dan ingin melihat hasil itu segera bisa diwujudkan.
“Saya hanya ingin mensejajarkan atlet tenis meja Indonesia dengan China, China Taipei, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan, Rusia, Belarus, India, Belanda dan beberapa negara lainnya di Kejuaraan tenis meja di Busan Korea Selatan Tahun 2020. Targetnya, kita harus lebih hebat lagi di masa-masa mendatang,” ucap mantan Wakapolri tersebut, serius dan meyakinkan. ■ RED/GOES