BEKASI (POSBERITAKOTA) – Mengangkat materi kajian dari Kitab Safinatunnajah, Ustadz HM Makhtum menyebut bahwa dengan menjalani ibadah sholat ternyata bisa menjadi penyejuk hati (Qurrota’ain). Makanya, jangan jadikan sholat sebagai beban untuk diri, namun jadikanlah sebagai sebuah kebutuhan.
Apalagi hal itu didasari karena ada Hadist Rassulullah : “Dijadikan sesuatu umat yang menyenangkan hatiku yakni saat mendirikan sholat” (HR. Ahmad dan Nasai). Kemudian, pertanyaannya adalah apakah kita sebagai manusia, sudah bisa menjadikan sholat sebagai Qurrota’ain?
“Intinya, kalau kita menjalani sholat karena Allah SWT, maka bisa menyejukkan dan sekaligus menentramkan hati (Qurrota’ain). Sedang ibadah sholat itu sendiri, justru jauh lebih penting daripada sekadar berdzikir,” tutur Ustadz HM Makhtum dihadapan puluhan jamaah yang hadir dalam acara ‘Kajian Ba’da Maghrib Bersama’ di Masjid Jami Al-Ikhlas RW 25 Perumahan Villa Gading Harapan (VGH), Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Minggu (22/9) malam.
Ditambahkannya bahwa dengan menjalani ibadah sholat tak hanya merasakan kesejukan hati saja, tapi juga bakal mendapatkan rahmat, pengampunan dosa serta bisa menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar. “Makanya, saat bersujud dalam sholat, kita diperkenankan untuk berdoa. Sebab, amal yang pertama ditanya oleh Allah SWT nanti adalah amal sholat.”
Pada bagian lain, Ustadz HM Makhtum juga memaparkan terkait hamba-NYA (Allah SWT-red) yang mengabaikan perintah sholat. “Misalkan, ada yang sholatnya bolong-bolong. Kemudian, pada hari kiamat nanti, Allah SWT memerintahkan Malaikat agar memeriksa sholat-sholat sunah yang dikerjakan.
Untuk apa dicari? Karena, sholat-sholat sunah dapat menyempurnakan seseorang, jika ada kekurangan atau pernah menyia-nyiakan perintah sholat wajib itu sendiri,” paparnya.
Allah SWT, menurut Ustadz HM Makhtum, menyerukan kita agar lebih perhatian dengan sholat. Apalagi dengan melakukan sholat, berarti diri kita telah bersyukur kepada Allah SWT. Karena sholat 5 waktu sudah menjadi wajib dan harus kita jalanankan dalam keseharian. “Sholat adalah ucapan-ucapan dan perbuatan yang diawali dengan kalimat Allahu Akbar dan diakhiri dengan salam,” tutur dia.
Acara ‘Kajian Ba’da Maghrib Bersama‘ pada Minggu keempat setiap bulannya, diisi Ustadz HM Makhtum yang juga dikenal sebagai Ketum/Pembina Yayasan Masjid Jami Al-Ikhlas, serta dibarengi pemberian santunan uang dan barang kepada 24 Anak Yatim/Dhuafa yang ada di wilayah RW 25 Perumahan VGH, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.
Dalam acara itu, nampak ikut hadir segenap pimpinan dan pengurus Yayasan Masjid Jami Al-Ikhlas. Mereka adalah Umar SPd (Pendiri dan Pembina), Yan Berlin Situmorang, Harjono dan Tri Haryono (Pengawas), Robert Herdein Hidayat (Ketua Pengurus), Zanuarto (Bendahara) dan Nanang Sofyan (Sekretaris) serta Khoirul Anwar (Ketua DKM).
Ada pula perwakilan dari kelembangan RW 25, Dirman Diaz selaku sekretaris. Seusai acara, disediakan pula makan dan minuman ala kadarnya bagi para jamaah serta anak yatim/dhuafa yang baru saja menerima santunan. ■ RED/AGUS SANTOSA