JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Media massa cetak, online dan TV diminta agar jangan jor-joran memberitakan peningkatan angka kasus COVID-19. Karena hal itu semakin berdampak ke warga masyarakat jadi semakin takut atau mengalami psiko trauma. Sebaliknya malah disarankan agar memberikan edukasi yang pas dan benar.
“Jika warga masyarakat setiap hari dijejali berita soal angka kasus COVID-19, apa nggak semakin ketakutan? Dampaknya bisa psiko trauma. Padahal cuma kena batuk dan flu saja, pikirannya jadi negatif menjurus bakal kena COVID-19,” kata HR Khotibi Achyar S.Ip, anggota DPRD DKI Jakarta saat dihubungi POSBERITAKOTA, Rabu (30/6/2021).
Menurut politisi Partai Golkar yang akrab disapa dengan panggilan nama H Beceng (Betawi Cengkareng) itu, sebaiknya media lebih berperan memberikan edukasi kepada warga masyarakat. Harus lebih gencar memberitakan aparat Polri, TNI, Satpol PP serta Satgas COVID-19 yang sedang melakukan program penerapan protokol kesehatan (Prokes). Juga agar mengurangi mobilitas di masyarakat jika tidak ada keperluan penting sekali.
“Saya rasa itu jauh lebih efektif ketimbang setiap hari menyiarkan angka kasus positif COVID-19. Warga masyarakat jangan dibikin panik. Mereka bisa tertib asalkan diawasi, karena pasti tidak mau juga jika kena risiko kematian,” terang anggota DPRD DKI Jakarta yang duduk di Komisi A tersebut.
Sejauh pengamatan H Beceng, kasus kematian akibat COVID-19, rata-rata jika sudah ditangani di rumahsakit. “Makanya, warga masyarakat cukup diedukasi agar memilih isolasi mandiri jika sudah dinyatakan positif berdasarkan test awal dan harus hindari mobilitas keluar rumah. Langkah sejumlah wilayah mulai dari RT, RW, Kelurahan sampai Kecamatan dengan lockdown atau orang lain tidak bisa bebas masuk, justru akan efektif meminimalisir penyebatan virus mematikan tersebut.
“Jadi, lagi-lagi warga masyarakat luas, jangan setiap hari dijejali oleh berita-berita kematian akibat kasus positif COVID-19. Bayangin aja kalau tiap hari ada keluarga kita yang meninggal, kita pasti akan merasakan ketakutan yang berlebihan. Dan, itu bisa menurunkan imunitas jadi drof, pungkas H Beceng. □ RED/AGUS SANTOSA