30.8 C
Jakarta
22 November 2024 - 10:55
PosBeritaKota.com
Syiar

Program ‘Hikmah’ di Istiqlal, DR KH BUDI UTOMO MA Mengulas Ketika Popularitas Dijadikan Tujuan

JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Madzhab pasar Indonesia saat ini adalah viral : trending topic. Ketika popularitas mampu membeli segalanya, maka tiba-tiba semua orang berbuat yang tidak-tidak. Lalu, ketika viralitas adalah ukuran sukses, maka satu peristiwa trending topic akan menjadi “ka’batul qushashad“, pusat kiblat perhatian.

Ceramah tersebut di atas disampaikan Dr. KH. Budi Utomo, MA saat mengisi program ‘Hikmah‘ di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat yang dihadiri ribuan jamaah dari warga Jakarta dan sekitarnya, sebelum pelaksanaan sholat Jum’at (12/8/2022).

Blow up habis-habisan terhadap suatu peristiwa remeh yang mendadak dianggap wah…lebih murah cost-nya. Low budget bila dibandingkan harus membuat rekayasa advertising. Bila kreatifitas sudah kehabisan ide untuk melakukan suatu rekayasa advertising dengan cara normal, maka perbuatan kurang ajar yang memancing emosi publik luas secara tradisional dianggap sebagai cara mudah untuk populer. Istilah bul ‘ala zam-zam: (kencingilah sumur zam-zam) begitulah kira-kira idiom yang mewakilinya, berbuat gila agar menjadi terkenal,” paparnya.

Menurutnya lagi bahwa di layar kaca, anak-anak kita disajikan para pesohor pamer kekayaan dengan segala varian cara memamerkannya. Mulai dari barang-barang merah yang di wah-wah-kan, tempat tinggal dan fasilitas hidup bak raja, bolak-balik jalan-jalan ke luar negeri, bak main-main ke taman lingkungan tempat tinggal. 

“Itu semua mengafirmasi pencapaian para pesohor sebagai sesuatu prestise dan pencapaian ideal. Maka tak heran ketika anak-anak ditanya apa cita-cita mereka. Kemudian, hasil rekaman memori dari tayangan layar kaca itu yang romantis meluncur dari lisan mereka. Selebritis, YouTubers, sultan…crazy rich…itulah dzikir siang malam yang beredar di alam bawah sadar mereka,” ungkap DR KH Budi Utomo, MA.

Dalam ceramah lanjutan, menurut dia, pada akhirnya popularitas jalanan akan diakuisisi oleh pemilik kapital, sebagaimana biasa yang telah terjadi sebelumnya. Tidak sedikit idolity atau pengidolaan yang akhirnya menjadi ideologi. Bahkan sebagian masyarakat saat ini menyadarkan pemahaman keagamaannya pada popularitas.

Seolah ukuran kebenaran dan kebaikan adalah popularitas. Namun demikianlah, sebaik apapun kita menginginkan kebaikan dan kebenaran agama menjadi pilihan masyarakat, apalah daya kita membicarakan moralitas publik. Mereka akan balik bertanya untuk menyangkal dan bertanya, “Punya follower berapa?”


Tidak ada satupun peristiwa penting melainkan sudah Allah SWT beritakan indikasinya sebagaimana di dalam Al-Qur’an. Yang artinya : “Dan, jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan  belaka dan mereka tidak lain, hanyalah berdusta (terhadap Allah). Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesal dari jalan-NYA dan Dia lebih mengetahui tentang orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-An’am/6:116 – 117).

Allah SWT memberitahukan perihal kebanyakan penduduk bumi dari kalangan Bani Adam, bahwa mereka dalam keadaan sesat. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain, yaitu firman-NYA : Yang artinya: “Dan, sesungguhnya telah sesat sebelum mereka (Quraisy) sebagian besar dari orang-orang yang dahulu.” (QS.ash-Shaffat/37: 71).

Pada bagian akhir ceramahnya, DR KH Budi Utomo, MA menyebutkan bahwa Allah SWT memperingatkan Nabi-NYA agar tidak menuruti mayoritas manusia. Dia berfirman, “Dan, jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.”

“Karena, kebanyakan manusia telah menyimpang dalam agama, amal dan ilmunya. Agama mereka rusak, amal mereka memperturutkan hawa nafsu, ilmu mereka serabutan, tak bisa mengantarkannya ke jalan lurus. Hanya sebatas mengikuti praduga yang tidak berguna sedikit pun bagi kebenaran dan berspekulasi dalam memberikan pernyataan atas Nama Allah tanpa landasan ilmu. Wallahu A’lam,” tutupnya. ■ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

Pakar Kecantikan, DOKTER AYU Sujud Syukur Umroh Bersama Keluarga

Redaksi Posberitakota

Bicara Tentang Keistimewaan Romadhon, USTADZ NUR ALI : Semakin Kesini Semakin Nikmat buat Orang yang Berpuasa & Beriman

Redaksi Posberitakota

Belajar dari Kisah Wafatnya Abu Thalib, Ada 3 Penghalang Hidayah

Redaksi Posberitakota

Leave a Comment

Beranda
Terkini
Trending
Kontak
Tentang