30.8 C
Jakarta
22 November 2024 - 11:26
PosBeritaKota.com
Top News

Kenalilah Substansi & Esensinya, GELAR BUDAYA ‘Saling Tulungan’ di Kampung Kranggan Jatisampurna Kota Bekasi

JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Kaum ma’rifatullah tidak memandang orang dari segi agamanya. Melainkan, ia mencintai setiap insan sama seperti mencintai Tuhannya. Ketaatan pada zat yang benar, menebar manfaat ke seluruh makhluk bumi dan mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus.

Pandangan tersebut di atas dikemukakan seniman dan budayawan, Eddie Karsito, dalam acara ‘Saling Tulungan – Riksa Budaya Jawa Barat’ di Kampung Kranggan, Kelurahan Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat, beberapa hari yang lalu.

“Saya merasakan Saling Tulungan memiliki makna kultural berupa wujud rasa syukur, ibadah, sedekah, penolak bala dan keselamatan. Ketaatan pada zat yang benar serta menebar manfaat,” ujar pendiri Rumah Budaya Satu-Satu (RBSS) tersebut saat diwawancarai POSBERITAKOTA, Kamis (27/10/2022).

Disebutkan bahwa saat pelaksanaan acara berlangsung meriah. Selain dipadati warga setempat dan di sekitarnya, tampak hadir tuan rumah Olot Kisan, Anim Imamuddin, yang kini menjabat Wakil Ketua I DPRD Kota Bekasi, Mang Jami Bin Samu Eket dan sesepuh lainnya.

Ketiganya antara lain merupakan tokoh budaya setempat, pewaris leluhur Sultan Aulia Ipin (SAIPIN). Tokoh berpengaruh yang awal mula merintis dan mengembangkan Kampung Kranggan, diperkirakan sejak tahun 1600 M lalu.

Turut hadir di acara tersebut antara lain Gubernur Jawa Barat H. Mochamad Ridwan Kamil, Wali Kota Bekasi Pelaksana Tugas (Plt) Dr. Tri Adhianto, unsur Muspida, beberapa pejabat terkait, tokoh masyarakat, seniman dan budayawan.

Dalam sambutannya Gubernur Jawa Barat H. Mochamad Ridwan Kamil menyampaikan, tiga jurus sakti yang mampu membangkitkan bangsa Indonesia menjadi bangsa besar sebagaimana diungkapkan Bung Karno.

“Yakni berdaulat dalam berpolitik. Ekonomi berdikari tanpa bergantung pada bangsa lain. Nyawah sendiri, pangan sendiri, dari tanah sendiri dan tidak banyak import. Kemudian yang ketiga, Bung Karno berpesan agar kita mempunyai budaya yang berkepribadian. Menjadi bangsa yang memiliki watak dan karakter,” kata Ridwan Kamil.

Kampung Kranggan, menurut Ridwan Kamil, sudah menunjukkan kebudayaan khasnya sendiri. Bukan mirip yang lain. Makanya menjadi istimewa. “Warisan leluhur berupa nilai-nilai positif dan keluhuran budaya yang terus berkembang di masyarakat hingga kini sebagai warisan nenek moyang,” imbuhnya.

Sesuai Keputusan Walikota Bekasi, nomor 431/Kep.255-Porbupar/VI/2011, Rumah Adat Kranggan dan Kampung Kranggan telah diakui Pemerintah sebagai cagar budaya. Pemerintah Provinsi Jawa Barat merencanakan akan membangun museum di tempat ini. Di kampung Kranggan setiap tahunnya memiliki agenda festival budaya. Antara lain ritual ‘Babaritan’ yang ditandai festival seni dan budaya mengusung kearifan lokal.

Selain itu ada juga acara ‘Muludan’ perayaan menyambut lahirnya Nabi Muhammad SAW. Setiap ‘Muludan’ digelar tradisi ‘Ngelancong’ atau ‘Sungkeman’ dengan Tetua adat, Abah Olot Kisan. Ngelancong diantaranya ditandai dengan doa mohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, melalui syariat, keberkahan dan keselamatan, dari sesepuh; Tetua adat.

Selanjutnya ada pula prosesi penyucian dan pemandian “gaman” (senjata) secara ritual sebagai bentuk penghormatan warisan leluhur yang hingga saat ini tetap dilestarikan.

Oleh karenanya, Eddie Karsito berharap local wisdom (nila-nilai kearifan lokal) ini dapat menjadi acuan proses konseptualisasi dalam formasi pembangunan daerah Jatisampurna, Kota Bekasi. Mengingat kawasan ini dari sisi pembangunan secara fisik sangat berkembang pesat.

“Saya melihatnya kegiatan tradisi ini menjadi penting sebagai fungsi memuliakan leluhur. Fungsi kebersamaan dan persaudaraan, fungsi kekeluargaan, fungsi sedekah, serta fungsi hiburan berbasis seni tradisi,” tutur Ketua Umum Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan ini.

Dalam acara ‘Saling Tulungan – Riksa Budaya Jawa Barat’ menampilkan berbagai acara kesenian. Antara lain grup musik Tanjidor, Karawitan Sunda, Wayang Golek, Gejok Lesung serta berbagai tarian berbasis seni tradisi Sunda dan Betawi. □ RED/AGUS SANTOSA

Related posts

Diubah Jadi Seumur Hidup, MAHKAMAH AGUNG Terima Kasasi & Batalkan Hukuman Mati ke Ferdy Sambo

Redaksi Posberitakota

Coba Gabungkan Dunia Maya & Nyata, IMAM UPAYANTO ‘Sang Guru SD’ & Bimo Maxim Perkenalkan Metaverse Global Academy

Redaksi Posberitakota

JPU PN Jaksel Layangkan Tuntutan ke Ferdy Sambo, AHLI PIDANA AGUSTINUS POHAN Sebut Penjara Seumur Hidup Sudah Maksimal

Redaksi Posberitakota

Leave a Comment

Beranda
Terkini
Trending
Kontak
Tentang