33.1 C
Jakarta
22 November 2024 - 16:08
PosBeritaKota.com
Syiar

Goresan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, ‘ETIKA PEMBACAAN SURAT AL-FATIHAH’

OLEH : PROF DR KH NASARUDDIN UMAR MA


PEMBACAAN ayat-ayat suci Al-Qur’an, khususnya di menjadi kekuatan simaan untuk memperbaiki pendengaran batin kita. Orang yang tidak pernah mendengarkan dan menghayati pembacaan ayat-ayat suci atau lafaz-lafaz yang mengandung kekuatan spiritual, dikhawatirkan telinga batinnya tidak lagi sensitif.

Batin yang sensitif dapat mencegah seseorang untuk melakukan dosa dan maksiat atau hal-hal yang tak terpuji lainnya. Sebaliknya, batin yang sensitif sangat peka terhadap hal-hal yang positif.


Jika ia mendengarkan suara adzan dan apalagi bacaan ayat suci Al-Qur’an, hatinya seperti tergetar sebagaimana dilukiskan Allah subhanahu wata’ala dalam ayat : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-NYA bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal(QS. al-Anfal/8: 2).

Kadang-kadang ada yang tak tahan air matanya kerinduan terhadap Tuhannya mengucur membasahi pipinya, seperti disebutkan dalam ayat : Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al-Qur’an dibacakan kepada mereka.

Mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud dan mereka berkata: “Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi. Dan, mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk” (QS. al-Isra’/17: 107-109).


Jika orang sudah jatuh cinta terhadap Al-Qur’an yang dicirikan seperti ayat di atas, Al-Qur’an baginya bisa menjadi obat efektif untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Bukan hanya penyakit nonfisik, tetapi juga penyakit yang berhubungan dengan fisik sebagaimana diisyaratkan dalam ayat: “Dan kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang lalim selain kerugian” (QS. al-Isra’/17:82).

Hampir semua penyakit fisik kadarnya ditentukan oleh situasi batin dan psikis. Batin atau psikis yang sehat akan berkontribusi kepada pengurangan beban dan rasa sakit terhadap suatu penyakit. Para ahli anastesia, spesialis rasa nyeri terhadap suatu penyakit, menyimpulkan pengaruh daya tahan mental-psikis berpengaruh positif untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri terhadap penyakit yang diderita. [Bersambung/goes]

Related posts

Kutbah Jumat di Istiqlal, KH. MUHAMMAD CHOLIL NAFIS Bicara Tentang Menjaga Keseimbangan Diri dengan Muhasabatun Nafs

Redaksi Posberitakota

Di Program Hikmah Masjid Istiqlal, DR BUDI UTOMO MA Beri Ulasan Soal Bulan Monumental Sang Rasul Pilihan

Redaksi Posberitakota

Khutbah Jum’at di Istiqlal, KH BUKHORI SAIL ATTAHIRY Ungkap Masalah Keistimewaan Hari Arafah & Ber-Qurban pada Hari Idhul Adha

Redaksi Posberitakota

Leave a Comment

Beranda
Terkini
Trending
Kontak
Tentang