BALI (POSBERITAKOTA) – Dengan memadukan kekuatan daya linuwih yang dimiliki, pakar herbalis Ki Ageng Dewantara, telah banyak membantu pengobatan pasien yang mengeluhkan seputar penyakit medis dan non medis. Bahkan saat ini sangat kondang dan merupakan satu-satunya di Asia, sebagai ‘juru sembuh’ untuk pasien yang terjangkit virus HIV/Aids.
Pasiennya pun tak hanya datang dari berbagai penjuru Tanah Air saja. Ratusan warga negara asing (manca negara-red), faktanya dapat menemukan solusi setelah melakukan terapi pengobatan. Baik dengan mengkonsumsi air mukjijat maupun lewat bantuan racikan akar dan tumbuhan berkhasiat tradisional yang merupakan warisan leluhur atau nenek moyang bangsa Indonesia.
“Sebenarnya, terapi pengobatan herbal saya, bukan hanya untuk pasien yang terjangkiti virus HIV/Aids saja. Saya juga banyak menangani untuk beragam penyakit serius atau menahun lain yang sudah tak bisa ditanggulangi secara medis lagi,” tuturnya kepada POSBERITAKOTA.COM.
Ditemui di klinik prakteknya di Jalan Tukad Pakerisan No. 99-A, Panjer Selatan, Denpasar, Bali dengan No Telp (0361) 8955621/HP.0817168283, Ki Ageng menuturkan bahwa kekuatan air mukjijat yang diberikan ke pasien untuk mengeluarkan toksin lewat muntah dan buang air besar. Termasuk untuk mematikan virus HIV/Aids di dalam tubuh dari positif menjadi negatif.
“Saya juga banyak menangani pengobatan penyakit serius atau menahun lain. Pasien diharuskan mandi rempah, scanning, totok syaraf dan refleksi,” tambah Ki Ageng yang di antaranya bisa menyembuhkan penyakit darah tinggi dan rendah, stroke, diabetes, kanker servik wanita serta banyak lagi.
Dalam menerapkan terapy disesuaikan dengan kondisi penyakit yang diderita pasien. “Jika pasien sudah percaya akan ikhtiarnya dan merasa aman serta nyamam dengan terapi saya, Insya Allah bisa cepat disembuhkan,” mantan aktor film laga terkenal tersebut.
Disebutkan bahwa kondisi klinik pengobatan herbal Ki Ageng Dewantara yang berada di Bali, nyaris tak pernah sepi dari kunjungan pasien. Sejumlah turis asing pun banyak berdatangan ke Pulau Dewata, memang bertujuan untuk meminta bantuan pengobatan herbal hasil racikannya. ■ Red/Goes
