JAKARTA (POSBERITAKOTA) □ Teroris kembali beraksi di negeri ini. Tak sedikit korban jiwa melayang akibat ulah mereka ini. Malah yang menyedihkan kelompok ini melibatkan bocah yang belum tahu apa-apa.
“Aksi teror bom melibatkan anak-anak, kemungkinan baru pertama kali terjadi di Indonesia. Seharusnya anak-anak tersebut dilindungi, jangan dilibatkan dalam aksi brutal seperti itu,” ucap pengamat hukum, Andi Hakim SH.
Menurut salah satu pendiri HAPI (Himpunan Advokat & Pengacara Indonesia), seharusnya anak – anak yang ‘tidak berdosa’ ini mendapatkan pendidikan yang layak, karena mereka bakal tumbuh menjadi dewasa.
“Untuk itu para alim ulama harus bisa memberikan pemahaman dan kesadaran terhadap para keluarga tentang bahayanya terlibat teroris apalagi melibatkan anak-anaknya,” ujar Ketua Umum DPP Persaudaraan Suhu-Suhu se-Nusantara ini.
Andi yang juga sebagai Ketua Umum Group Rajawali Sakti Indonesia, sangat berharap aksi brutal kelompok teroris dengan melibatkan anak – anak tidak terulang kembali di negeri ini. “Mudah – mudahan kejadian ini tidak terulang kembali di negeri yang tercinta ini,” harapnya.
Aksi kelompok mereka ini memang sulit diprediksi sehingga membuat bangsa ini selalu was-was untuk melakukan aktifitas. Sebab, korban mereka bukan saja untuk kalangan tertentu. Tapi, kini makin brutal tidak mengenal siapa dia.
“Padahal upaya aparat kepolisian untuk menumpas terorisme semakin gencar. Ini terlihat dengan ditangkapnya beberapa kelompok teroris, seperti kelompok teroris Sarinah dan lain-lainnya,” ucap Ketua Umum FLN (Forum Lintas Nusantara).
Munculnya kelompok jaringan teroris ini menandakan bahwa terorisme di Indonesia belum padam. Terorisme saat ini telah menjadi bahaya laten yang membahayakan keamanan dan perdamaian NKRI. Jaringan mereka pun sangat banyak sehingga sulit diberantas jika yang melakukannya hanya aparat keamanan saja. Tentunya harus ada kerja sama melibatkan TNI dan masyarakat.
“Sebenarnya pelaku atau kelompok teroris tidak ada kaitannya dengan masalah agama. Mereka itu hanya ingin mengacaukan negara saja,” tambah Ketua Umum DPP Majelis Tao Indonesia (MTI).
Menurutnya aksi mereka itu hanya untuk melawan negara. “Mereka puas kalau negara ini kacau. Jadi tidak ada kaitannya dengan agama. Apalagi hal itu dikait-kaitkan dengan jihat. Jelas, itu tidak benar,” pungkas Ketua Presidium DPP FKPPAI (Forum Keluarga Paranormal & Pengobat tersebut. ■ RED/BUD