JAKARTA (POSBERITAKOTA) ■ Beberapa hari menjelang pencoblosan Pilgub Jawa Barat 2018, sejumlah lembaga penelitian merilis hasil survei. Salah satunya dilakukan Laju Survei Indonesia (LSI) dengan hasil yang cukup mengejutkan yakni pasangan nomor urut tiga, Sudrajat – Akhmad Syaikhu (Asyik) memperoleh paling tertinggi tingkat keterpilihannya dari responden.
Direktur Eksekutif LSI, Sobirin, mengatakan survei ini dilakukan pada 4-20 Juni 2018 yang melibatkan 1.142 responden berdasarkan DPT Jawa Barat untuk Pilkada Jawa Barat sebanyak 31.735.133, dengan margin of error sebesar 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
“Pasangan Asyik yang diusung Partai Gerinda dan PKS paling banyak dipilih oleh responden sebanyak 36,7 persen, mengalahkan tiga pasangan lainnya,” ujarnya di Jakarta, Senin (25/6).
Sementara pasangan yang diusung Partai Demokrat dan Partai Golkar, Deddy Mizwar – Dedi Mulyadi dipilih oleh 26,3 persen responden. Sedangkan posisi ketiga Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum meraih 25,1 persen responden. “Untuk pasangan yang diusung PDIP, TB Hasanuddin-Anton Charliyan hanya dipilih 10,3 persen responden,” ungkap Sobirin.
Sedangkan responden yang masih belum menentukan pilihan sebanyak 1,6 persen.
Sobirin menilai keunggulan Asyik karena pasangan itu diuntungkan dengan rekomendasi ulama dan tokoh besar nasional. “Rekomendasi ulama dan tokoh nasional memiliki peran besar mendulang suara Asyik,” ujar Sobirin.
Prakiraan perolehan suara Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi terlihat statis jika dibandingkan hasil survei sebelumnya, karena tidak ada gebrakan yang berarti saat masa kampanye.
Sobirin melanjutkan untuk Ridwan Kamil sebagai Cagub yang populer di kalangan generasi milenial mendapatkan pukulan yang sangat berat dengan adanya isu dukungan kaum lesbian, gay, bisek dan transgender (LGBT) yang tidak disukai oleh mayoritas masyarakat Jawa Barat.
“Khusus pasangan TB Hasanuddin–Anton Charliyan yang tidak memiliki basis utama pendukung, akan sangat sulit memperoleh suara yang besar. Mereka hanya mengandalkan pergerakan mesin partai dan belum menunjukkan program yang benar-benar diminati masyarakat Jawa Barat,” tutup Sobirin. □ RED/JOKO