JAKARTA (POSBERITAKOTA) ■ Memimpin dua organisasi profesi Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) dan Karyawan Film Televisi (KFT), tak menjadi penghalang Febryan Adithya SE M.Sn untuk ikut terlibat di lapangan. Maksudnya main dalam sejumlah produksi film layar lebar maupun sinetron.
“Dari situ kan, saya jadi bisa lebih mengenal lapangan langsung. Ternyata untuk memproduksi film atau sinetron, butuh proses panjang. Termasuk penanganan profesional dan dukungan manajemen,” ucap pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, itu kepada POSBERITAKOTA, Jumat (5/10).
Keterlibatannya pada produksi film dan sinetron, Febryan harus melalui proses. Tak langsung mendapat kepercayaan sebagai pemeran utama atau pemeran pembantu. Peran dokter atau sebagai orangtua, pernah dilakoni. Termasuk untuk peran antagonis dan protagonis.
“Jadi, pemain film atau sinetron itu kan, seperti wayang. Sangat bergantung sang sutradara melihat kemampuan seseorang. Bahkan harus melewati proses diskusi,” tambah pria supel yang akrab dengan kalangan media.
Memegang tampuk pimpinan sebagai Ketua Umum Parfi dan KFT, bagi Febryan Adithya SE M.Sn memiliki tantangan besar. Paling tidak, katanya, ingin mengangkat kualitas serta kuantitas agar perfilman Indonesia terus menjadi ‘tuan rumah’ di negaranya sendiri.
“Bukan cuma itu saja. Saya ingin SDM-SDM di dunia perfilman nasional, lebih dihargai dan bisa untuk masa depan,” pungkas Febryan Adithya, optimis. ■ RED/GOES