Pencegahan Harus Disosialisasikan, PEMPROV DKI Dituding Gunakan Cara Kuno Hadapi Wabah DBD

JAKARTA (POSBERITAKOTA) – Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Jakarta terus meningkat sehingga daerah ini layak dinyatakan sebagai zona darurat DBD. Pasalnya dari Januari 2019 hingga pertengahan Februari, jumlah warga yang tumbang dan dirawat di rumah sakit sudah lebih dari seribu orang.

Ketua Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia DKI Jakarta, Martha Tiana Hermawan, mengatakan meski ibukota dalam kondisi darurat DBD, namun belum ada langkah konkret dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang dikomandani Widyastuti.

“Penanganan yang dilakukan pemerintah masih dengan cara kuno yan sifatnya kuratif. Mestinya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggalakkan sosialisasi tentang pencegahan DBD dan memutus mata rantai wabah penularan,” ujar Tian di Jakarta, Kamis (7/2).

Menurut Tian lebih lanjut bahwa janji Gubernur DKI Anies Baswedan melibatkan partisipasi aktif masyarakat hanya isapan jempol.

Tian menuding Dinas Kesehatan masih fokus pada upaya kuratif, yaitu bagaimana mengobati warga yang terkena DBD. Ditambah lagi pernyataan Anies yang menggratiskan biaya pengobatan terhadap warga yang terkena DBD. “Kondisi ini semakin membuktikan bahwa Dinas Kesehatan masih fokus pada kuratif saja,” kritiknya.

Menurut Tian, Dinas Kesehatan juga belum melakukan terobosan baru dalam melakukan penanggulangan darurat DBD. “Harusnya disosialisasikan apa yang harus dilakukan warga untuk antisipasi DBD. Padahal Kepala Dinas Kesehatan DKI yang baru adalah mantan Kepala Bidang yang menanggani penanggulangan wabah penyakit tapi seperti tidak memahami masalah” tegas Tian.

Menurutnya dalam penanganan DBD, peran serta masyarakat untuk menekan kasus ini sangat menentukan. Misalnya terhadap program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus perlu terus dikampanyekan dan dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun terutama pada musim penghujan.

Dijelaskan Tian bahwa lrogram PSN yang terdiri dari 1. Menguras, membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air 2. Menutup, menutup rapat rapat tempat penampungan air 3. Memanfaatkan kembali/mendaur ulang barang barang bekas yang memiliki potensi menjadi tempat perkembang biakan nyamuk DBD.

Sementara itu kegiatan 3M Plus adalah ul bentuk kegiatan pencegahan seperti: 1. Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan 2. Menggunakan obat anti nyamuk 3. Menggunakan kelambu saat tidur 4. Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk 5. Menanam tanaman pengusir nyamuk, 6. Mengatur cahaya dan ventilasi di dalam rumah 7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.

Selain itu juga ada lima langkah pencegahan DBD, yakni 1. Bersihkan bak mandi seminggu sekali 2. Perhatikan perabotan rumah tangga yang menampung air 3. Gunakan kasa nyamuk 4. Jangan menumpuk/menggantung baju terlalu lama 5. Gunakan lotion anti nyamuk/kelambu.

“Seharusnya dengan digantinya kepala Dinas Kesehatan harus ada tindakan nyata yang dapat dilakukan untuk antisipasi DBD. Bukan hanya kuratif saja dengan tidak memperbaiki kinerja Dinas Kesehatan yang semakin lama semakin buruk,” pungkas Tian memberikan solusi. ■ RED/JOKO

Related posts

Gelar Ajang AHJ 2024, DINAS KOMINFOTIK DKI Harapkan Peran Humas Jaga Reputasi Jakarta Kota Global

Dihadiri Cagub Ridwan Kamil, ADI KURNIA Bersama AKSI Berbagi 5000 Tebus Sembako Murah di Condet Jaktim

Bukan Hanya dari Tokoh Masyarakat Jakarta, PRAMONO – BANG DOEL Kantongi ‘Peluru Emas’ Dukungan Ulama & Habaib